Pegang teguh pada keyakinan, ia membuktikan bahwa dari bisnis yang sempat ditentang ayahnya tersebut ia bisa meraup keuntungan berlipat. Rao Prima Raga telah mengambil keputusan tepat, meninggalkan lingkaran kenyamanannya dan mulai berwirausaha.
Banyak orang telah berpikir untuk memulai sebuah bisnis baru, tetapi hanya sedikit yang berani mengambil sebuah keputusan nekat untuk mulai melangkah di dunia baru. Ada baiknya Anda belajar dari mereka-mereka yang telah mengambil keputusan tepat itu.
Salah satunya yang telah mengambil keputusan, meninggalkan lingkaran kenyamanannya dan mulai berwirausaha adalah Rao Prima Raga. Sejatinya pria muda yang akan berulang tahun ke 25, pada Oktober tahun ini adalah karyawan swasata di sebuah perusahaan media online, yang sudah pasti menerima penghasilan tetap setiap bulannya – cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Tapi, apa jadinya jika keputusan berani dan terbilang nekat harus ia ambil. Ia meninggalkan semua itu, dan memulai tantangan baru, meski harus kembali merangkak dari bawah.
“Banyak yang pesimis, termasuk ayah saya yang awalnya tidak setuju saya berwirausaha. Apalagi mereka sudah tahu kalau saya sudah bekerja dengan gaji yang pasti,” Rao menceritakan awal perjalanan usahanya.
Dunia bisnis sebenarnya bukan hal baru bagi Rao. Ia telah memulai dengan berjualan pulsa sejak awal masuk perguruan tinggi. Kepada teman-temannya di lingkungan kampus, ia berani menawarkan jasa pengisian pulsa. Dari bisnis kecil-kecilan tersebut, setidaknya ia tidak lagi meminta uang tranposrtasi atau jajaan dari orangtuanya.
Baru, pada awal 2012, Rao memulai peruntungannya di dunia usaha lain. Pilihan bisnisnya jatuh pada jualan baju yang ia anggap sebagai bisnis yang lebih menarik untuk dijalankan. “Saya melihat ada tiga kebutuhan mendasar, yakni sandang, pangan dan papan. Ketiganya menjadi peluang bisnis yang bagus untuk dijalankan, dan saat ini saya memulai dengan menjualan pakaian.”
“Sejak kuliah saya sudah ingin berjualan, cuma terhambat modal. Jualan baju, modalnya tak perlu banyak, dan sampai kapanpun produknya tetap bisa dijual,” tambah alumnus Sistem Informasi, Universitas Nasional (Unas) tersebut.
Rao mengaku, untuk memulai usaha tersebut ia hanya mengeluarkan modal awal sebesar Rp2 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli beberapa helai baju sport yang kemudian dipasarkan kepada teman-temannya, termasuk juga melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Alhasil, pesanan pun mulai berdatangan. Beruntung, Rao telah bekerja sama dengan beberapa vendor konveksi dan sablon, sehingga ia tak terlalu sulit untuk melayani pemesanan tersebut.
“Jadi awalnya jual satuan, baik kaos maupun jaket sporty. Ternyata responnya sangat bagus, makanya terus berlanjut,” kata dia. Melihat perkembangan yang semakin bagus, Rao memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan dan mulai fokus berwirausaha.
Rao pun memilih tema-tema sporty pada setiap produk baju yang dipasarkannya. Ia menyasar kawula muda yang tengah gandrung pada baju-baju bertemakan olahraga, khususnya bola. Tak hanya itu, demam panggung Korea, ala “K-Pop” pun menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan baginya.
Pada awal 2013, usahanya pun resmi ia dirikan dengan brand “Raga Clothing”. Ruangan tamu rumah disulapnya menjadi distro untuk memajang beragam produknya itu. “Alhamdulillah sekarang sudah bisa nyetok, jadi persediaan selalu ada,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini.
Pemasaran Online
Selain dari mulut ke mulut, untuk mendukung pemasarannya, website usaha Raga Clothing pun diluncurkan. Ia mengaku, pemesanan dan pembelian produknya justeru lebih banyak dilakukan melalui media online. “Orang lebih banyak tahu mengenai produk saya dari media online,” kata pemuda kelahiran Jakarta, 20 Oktober 1989 ini.
“Banyak yang pesan dari luar Pulau Jawa. Pernah ada yang pesan dari Papua, Sumatera, Kalimantan, bahkan ada juga dari Malaysia,” sambungnya.
Pemasaran melalui media online memang butuh kerja keras. Ini lantaran banyak kasus penipuan yang dilakukan melalui internet, terutama terkait jual-beli barang. Rao pun mengakui hal tersebut. “Susah lho, orang mau transfer uang dahulu sebelum barangnya kita kirim.”
Untuk menjawab keraguan pembeli, Rao pun memajang setiap testimoni pelanggannya di halaman media online maupun media sosial miliknya. Langkah ini ternyata cukup ampuh untuk mengembalikan rasa percaya para calon pembeli.
Selain membangun kepercayaan, pelayaan, serta kualitas produk juga menjadi taruhan Raga Distro. Hal ini, disebut Rao sebagai kunci bertahannya usaha yang tengah ia geluti di tengah persaingan bisnis sejenis.
Sementara produk-produknya yang siap dipasarkan antaralain kaos, jersey, jaket, dan baju-baju sport lainnya. Baju-baju tersebut dipasarkan dengan harga bervariasi, mulai dari Rp30 ribu (kaos polos) hingga Rp150 ribu (jaket).
Raga Clothing juga menerima pemesanan produk dalam jumlah satuan dengan nama mupun logo yang diinginkan. Misalkan untuk logo-logo partai, nama sendiri, nama kantor, atau lainnya.
Melalui bisnis ini, Rao telah membuktikan bahwa pilihannya untuk berwirauaha adalah sangat tepat. Ia pun menyarankan, terutama kepada kawula muda untuk bisa memulai melangkah mandiri dengan membuka usaha/bisnis sendiri.
Kini Rao pun mulai menikmati pundi-pundi rupiah melalui omzet usahanya yang terus meningkat. Modal Rp2 juta yang dikeluarkannya pada 2012, setidaknya telah berlipat ganda ia dapatkan di setiap bulannya. Maka tidaklah berlebihan jika ia menagretkan untuk bisa memiliki tempat usaha sendiri, pada tahun ini. [padre pio/IndoTrading News]