Produk-produk furnitur antik sangat diminati oleh pembeli dari luar negeri.
RAGAM furnitur dan aksesori ini memang terlihat kuno, klasik, dan tentu antik. Mungkin Anda menduga, produk-produk bernilai jual tinggi tersebut adalah produk peninggalan masa lalu atau sudah lama dan tak terawat. Pasalnya, semua produk ini dibuat dari kayu bekas dengan perpaduan warna alami dan eksotis, tentu akan terlihat “kuno”.
Agus, bagian produksi dan pemasaran Lani Lantera, menuturkan, semua produk Lani Lantera tersebut dibuat dari kayu-kayu bekas, seperti bekas bantalan rel kereta, kapal, maupun bangunan. Kayu bekas, seperti rel kereta, kata dia, rata-rata sudah berumur puluhan tahun, bahkan ada yang sudah ratusan tahun.
Baca Juga:
- Mau Desain Interior yang Khas dan Unik? Yuk ke Natural House
- Aksesori Interior “Rajutan Kawat” Bakal Bikin Ruangan Anda Makin Nyentrik
- Dekor Asia Mendunia dengan Rumah Lipat dan Produk dari Kayu Bekas
“Salah satunya kayu kina. Oleh masyarakat, kulitnya digunakan sebagai obat malaria, sementara kayu tersebut banyak juga yang gunakan sebagai kayu bakar. Di sini dapat kami oleh menjadi beragam produk kerajinan menarik,” ujarnya kepada IndoTrading.com, di JCC, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain kayu kina, kata Agus, kayu lainnya, seperti kayu ulin, jati, akar jati, dan kayu rasamala juga bisa digunakan untuk memroduksi beragam kerajinan aksesori dan produk lainnya.
Berbagai macam produk antik dan “kuno” yang diproduksi dari kayu bekas tersebut, antaralain meja, kursi, miniatur perahu, kotak lampu, dan ragam furnitur kayu, serta aksesori lainnya.
Adapula produk dekorasi kayu yang khusus untuk outdoor, seperti saung atau pondok lengkap dengan berbagai aksesori antik dan perlengkapannya, seperti meja dan bangku panjang bekas rel kereta.
Kesan antik dan kuno tersebut terlihat jelas pada setiap sisi produk yang dihasilkan. Ini terlihat terutama seperti pada meja dan bangku/kursi yang sengaja tidak dihaluskan, untuk tetap memberikan kesan kuno pada produk tersebut.
“Apalagi untuk produk dari kayu bekas rel kereta, itu sudah sangat lama, bahkan ada yang ratusan tahun, sejak zaman penjajahan Belanda,” ungkapnya.
Sama halnya pada lampu hias. Kesan unik dan nyentrik juga terlihat, pada lampu hias yang dilengkapi dengan ranting pohon, serta hiasan lainnya.
Luar Negeri
Meskipun produk-produknya hanya terbuat dari barang bekas namun barang antik tersebut ternyata sangat diminati oleh pasar luas, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Produk-produk yang dibanderol mulai dari Rp250-an ribu hingga Rp15-an juta tersebut, tutur Agus, dipasarkan di wilayah Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan lainnya. Sementara pasar luar negeri, produk-produk ini sangat diminati oleh konsumen dari Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, Vietnam, Korea, dan lainnya.
“Terutama juga untuk negara-negara di Timur Tengah, seperti Irak, Iran, Bahrain, dan Uni Emirat Arab,” jelas Agus.
“Belum lama ini, kami juga baru kembali dari pameran di Vietnam, dan tanggapan pasar di sana sangat baik,” sambung dia.
Terkait harga produk, Agus bilang, untuk yang agak murah biasanya berupa aksesori, seperti box lampu, dan sebagainya. Sementara yang mencapai belasan juta biasanya untuk produk kursi, meja dan fungsional lainnya, dan biasanya dari kayu bekas rel kereta.
“Rata-rata yang harganya belasan juta untuk outdoor, tapi indoor juga bisa,” sambung dia.
Produk Dekorasi
Lani Lantera merupakan usaha kecil menengah (UKM) yang sudah mulai memeroduksi produk kayu bekas sejak 2006 lalu. Usaha yang beralamat di Komplek Griya Bandung Asri I Blok E. No.120, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini juga menerima order desain dan dekorasi kafe, villa, rumah makan, maupun restoran yang ingin tampil beda, tentu dengan ornamen kayu.
Di bawah pimpinan Kuncono, sang pemilik usaha tersebut, beberapa proyek pernah mereka selesaikan, seperti Bober Cafe di Bandung, atau proyek sebuah hunian ‘antik’ di Bumi Serpong Damai (BSD).
“Biasanya tempat-tempat seperti cafe, restoran, atau villa kami dekorasi sesuai dengan permintaan pemiliknya. Mulai dari taman, hingga berbagai furnitur dan kelengkapannya, seperti meja, kursi, dan hiasannya kayu lainnya,” jelas Agus. [Pius Klobor/IndoTrading News]