PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Pertumbuhan pusat data Indonesia dinilai cukup signifikan. Untuk ini, infrastrukturnya juga harus terus diperkuat, hingga ke daerah.
Rilis terbaru Colliers Indonesia mengatakan, perkembangan stabil ekonomi digital telah mendorong lonjakan investasi dalam infrastruktur digital di Indonesia.
Baca Juga: Sertifikasi WELL Platinum Pertama di Indonesia Diraih Kantor JLL Indonesia
Selain itu, penggunaan ponsel pintar dan layanan penyiaran yang luas telah menciptakan adanya kebutuhan untuk penyimpanan dan penyebaran data.
Guna menanggapi permintaan tersebut, semakin banyak pusat data yang didirikan di Indonesia, terutama di Jakarta dan sekitarnya serta wilayah Batam.
Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia mengatakan bahwa, di Indonesia, lonjakan lalu lintas internet dan volume data tidak tertandingi.
Indikator kunci, sebut Ferry, meliputi peningkatan minat pengguna sebesar 57%, tingkat penetrasi internet sebesar 77%, dan kenaikan pengguna media sosial sebesar 60,4%.
“Bahkan, rata-rata waktu yang dihabiskan penggunaan ponsel juga meningkat sebesar 46%,” katanya.
Baca Juga: Terus Dikembangkan, Sudah 14 Tenant Tempati Data Center Park Kota Deltamas
Selain angka-angka tersebut sangat mengesankan, lanjut Ferry, penting untuk diakui bahwa aplikasi dan kemajuan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang kuat selama beberapa tahun terakhir.
“Pertumbuhan berkelanjutan sektor informasi, komunikasi dan teknologi tetap menjadi pendorong utama permintaan pusat data,” ungkap Ferry.
Hingga akhir tahun 2023, terdapat total 35 proyek pusat data, termasuk tipe hyperscale dan collocation beroperasi di Jakarta dan sekitarnya.
Terutama berlokasi di pusat kota, untuk melayani industri perbankan, jasa keuangan, dan asuransi.
Baca Juga: Keunggulan Teknologi Mobox yang Diaplikasikan dalam Pembangunan IKN
Tren Mencolok, Pusat Data Hyperscale di Dearah
Terdapat tren yang mencolok saat ini, yaitu pusat data hyperscale dikembangkan di daerah tepi luar Jakarta, seperti Bekasi, Karawang dan Bogor.
Perubahan ini didorong oleh kebutuhan akan fasilitas berukuran lebih besar dengan kapasitas daya yang lebih tinggi, serta keuntungan harga tanah yang lebih murah di luar kota.
Selain itu, terdapat lima proyek pusat data hyperscale yang sedang dibangun di Batam.
Termasuk yang paling mencolok adalah Nongsa Digital Park, dengan total daya sebesar 221 MW, dan dijadwalkan rampung pada tahun 2024–2025.
Baca Juga: Dorong Inovasi dan Pembangunan Kota Berkelanjutan, Strategi Paramount Land Capai Target 2024
Proyek yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini, bertujuan untuk menjadi “jembatan digital” antara Indonesia dan Singapura, untuk mendorong aktivitas ekonomi digital.
Perkuat Pengembangan Infrastruktur Pusat Data Indonesia
Menyadari adanya potensi ekonomi digital yang dimiliki oleh Indonesia, investor asing dan perusahaan teknologi turut berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan industri pusat data.
Kemitraan strategis dan investasi asing berkontribusi pada pengembangan fasilitas berteknologi mutakhir, membawa keahlian global dan teknologi canggih masuk ke pasar Indonesia.
Perjalanan Indonesia menuju era digital secara intrinsik terkait dengan ekspansi pusat data yang cepat.
Disaat negara ini mulai memfokuskan diri pada transformasi digital, pengembangan infrastruktur data yang kuat menjadi penting agar dapat membuka potensi ekonomi digital sepenuhnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Rumah MBR, Program PSU Menyasar Rumah Subsidi di Papua
Lingkungan regulasi yang mendukung, investasi asing yang meningkat, dan komitmen terhadap keberlanjutan.
Inilah yang membuat industri pusat data Indonesia siap untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan digital.
Baca berita lainnya di GoogleNews
