Meski tak lagi bekerja di pabrik boneka, namun di selah waktu luang mengurusi keluarga, sesekali Tuti menyempatkan diri coba-coba membuat boneka (sample). Maklum, ia sangat menyukai produk tersebut. Ternyata dari ‘keisengannya’ itu lambat laun ia semakin menyukai dan mulai terbesit ide untuk menjalankannya secara serius.
Maka pada tahun 2002, ia pun mulai fokus menjalankan usaha yang dinamakan “Zhovy Toys” tersebut bersama beberapa rekannya. Apalagi, boneka-boneka yang sudah coba ia pasarkan sedari awal telah mendapatkan respons pasar yang cukup positif.
“Istilahnya kalau tahun 2000-2001 itu, saya cuma coba-coba buat sample, sambil iseng aja nawarin ke beberapa teman dan toko-toko sekitar rumah,” ujarnya.
“Baru 2002 itu saya mulai serius di usaha ini. Jadi kalau dulu, kita harus datangi satu per satu toko, antar sample dan lainnya. Sekarang mereka uda pada tahu, jadi merekalah yang memesan via telepon saja,” katanya.
Usaha Zhovy Toys pun terus maju seiring permintaan yang semakin meningkat. Tuti mendatangkan lagi beberapa mesin jahit, serta menambah lagi karyawannya.
Namun perjalanan usahanya itu tak semulus yang ia bayangkan. Baru tahun keempat menggeluti bisnis ini, tepatnya pada 2006, Zhovy Toys pun gulung tikar. Permintaan pelanggan maupun dari beberapa toko rekanannya turun drastis. Entah kenapa, Tuti tak tahu pasti. Bahan baku pun tak sanggup lagi ia datangkan. Ia kebingungan, entah bagaimana dengan nasib 10 karyawannya yang hidup mereka sangat bergantung dari pekerjaan tersebut.
Namun, motivasi yang luar biasa untuk terus maju menjadikan mental Tuti tak gentar, meski sedikit drop. Ia terus berusaha, mencari jalan keluar untuk terus memajukan usaha yang sudah ia rintis dengan susah payah ini. Tabungan pribadinya pun terkuras habis untuk membayar gaji karyawan. Ia bertekad, apapun terjadi, Zhovy Toys tetap memproduksi boneka.
Meski tersendat, usaha ini pun terus berjalan. Tak satupun karyawan yang ia rumahkan. Semuanya tetap bekerja, meski dengan irama yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Keadaan ini pun terus berjalan hingga hampir setahun.
Tuti akhirnya memutuskan untuk meminjam uang ke bank. Keputusannya ini disebutnya sebagai keputusan terakhir yang harus ia tempuh guna membangkitkan lagi usahanya.
Bangkit Melalui Pameran
Di saat iklim usahanya belum pulih, Tuti menerima ajakan mengikuti kegiatan pameran yang diadakan oleh ibu-ibu PKK di kelurahan setempat. Dari sini, rupanya Tuti mulai mendapatkan pelanggan-pelanggan baru. Ajakan pameran demi pameran pun terus berdatangan, sungguh berkah berlimpah baginya.
“Jadi dari kelurahan, kami ikut pameran ke kecamatan, hingga akhirnya ke Deperindag, dan ke Kementerian Perindustrian,” tuturnya.
Beberapa pameran besar, seperti Inacraft yang diselenggarakan di JCC atau Pekan Raya Jakarta (PRJ), pun sudah diikutinya, bahkan pernah juga ikut pameran ke Malaysia. Dari pameran inilah, ia mengaku mendapatkan dampak yang sangat bagus. Transaksi langsung juga meningkat drastis, antara Rp20 juta hingga Rp40 juta sekali mengikuti pameran. Pun demikian dengan pemesanan-pemesanan yang juga semakin meningkat. “Bahkan ada perusahaan yang pesan hinga 5.000 pcs dalam rentang waktu tertentu,” jelasnya.
Ia mengaku, dari pameran-pameran tersebutlah usahanya berkembang lebih pesat dibanding pada awal ia menjalankan usaha ini.
“Bersykurnya kami dikasi tempat oleh Pemda, Deperindag, Kemenperin, juga dari BNI. Jadi kami dibina dan diberikan fasilitas ikuti pameran secara gratis,” jelas Tuti.
Namun, lagi soal bahan baku. Usaha yang dijalankannya ini pun kadang terkendala oleh pasokan bahan baku, lantaran produk boneka milik Tuti masih didominasi oleh bahan impor. Belum lagi harganya yang sering melambung tinggi.
“Pernah saya cari bahan velboa, susah banget dapatnya. Dakron dan kapas juga kadang sulit saya temukan. Dan biasanya kalau dolar naik, pasti bahan baku juga suka ikutan naik,” ucap dia.
Omzet Melejit
Usaha Zhovy Toys yang terus berkembang, hingga akhirnya ia menampah kapasitas produksi di bengkel usahanya. Karyawan pun bertambah menjadi 25 orang. Masing-masing diberi peran dan tanggung jawab berbeda-beda, mulai dari proses awal hingga finishing dan pengemasan.
“Ada yang bagian pemotongan, bagian pasang aksesori seperti mata idung, quality control, hingga finishing. Jadi ada macam-macam,” tegasnya.
Dari ke-25 karyawannya tersebut, mereka mampu meroduksi sebanyak 5.000 hingga 6.000 pcs boneka per bulannya. Berbagai jenis boneka tersebut dilempar kepasaran, baik ke toko-toko, pusat-pusat perbelanjaan, hingga perusahaan maupun perorangan.
“Boneka saya juga dijual di Cimory, di ITC Kuningan, ITC Mangga Dua, Mal Ambasador, juga ke beberapa toko di pasar Asemka, Kota, Jakarta Pusat.
Tidak hanya di sekitar wilayah Jabodetabek, produk boneka Zhovy Toys pun telah merambah ke berbagai daerah, baik di Pulau Jawa, hingga seberang Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan lainnya.
Ia mengaku, tersiarnya kabar soal produk bonekanya itu adalah melalui pameran-pameran, juga melalui informasi yang telah tereskpose ke media massa. “Saya gak ngerti soal media online. Tapi katanya si mereka tahu dari koran, majalah, juga berita di internet,” ucapnya sumringah.
Jatuh bangun menekuni usaha ini, Tuti mengaku puas akan pencapaian sejauh ini. Omzet usahanya pun melejit jauh dari modal Rp500 ribu, menjadi lebih dari Rp100 juta per bulannya.
Punya Toko Sendiri
Kini, Tuti telah sukses memanfaatkan peluang usaha yang masih terbuka lebar ini. Ia mengaku, suksesnya tersebut lantaran beberapa hal yang menjadi pendoman yang selalu ia jalankan dalam bisnisnya. Kesabaran, kejujuran, keuletan, serta semangat tinggi tidak mudah menyerah adalah kunci sukses wanita 35 tahun ini.
“Sekali kita jatuh, jangan menyerah, jangan pernah terpuruk. Bangkit lagi, maju terus dan tetap semangat,” Tuti membagi tips suksesnya.
Dari usaha ini pula, sang suami yang tadinya adalah pegawai kantoran, kini banting setir ikut membantu menjalankan usaha boneka, “Zhovy Toys”. Keduanya sama-sama menggeluti bisnis yang telah beromzet rata-rata di atas Rp100 juta per bulan ini.
Ia pun berniat untuk membeli sebuah ruko yang akan dijadikan sebagai toko jualan boneka Zhovy Toys, pada tahun ini. “Sekarang masih numpang di rumah. Insya Allah, tahun ini sudah bisa punya tempat khusus untuk Zhovy Toys,” pungkasnya. [pius klobor/IndoTrading News]
“From zero to hero!!!”
Bersambung…
Baca Juga:
- Advertisement -