Sensasinya Tinggal di Pantai Beraban

555 Islands tawarkan terobosan baru villatel dengan hak milik bagi pembelinya. Eksotisnya sunset Pantai Beraban dan view area persawahan.

Bali tidak hanya memikat para wisatawan mancanegara maupun lokal, tetapi juga memikat para pengembang untuk mengembangkan proyeknya. Kehadiran wisatawan baik singkat maupun menetap, berimbas pada tingginya kebutuhan properti hunian di Bali.

Tak heran kalau pengembang lama maupun baru, aktif merambah masuk ke Bali. Salah satunya adalah PT Mahakarya Evelyn-Almeera Mughnii Development (Mughnii Land) yang membidik suburnya potensi wisata di Pulau Dewata ini.

Sebagai pendatang baru, Mughnii Land langsung menggebrak dengan terobosan baru menghadirkan produk investasi berupa villa mewah bergaya resort, yaitu Vila hotel (vilatel) 555 Islands. Yang menarik, 555 Islands yang berdiri di atas lahan seluas 16 hektar, ditawarkan dengan sertifikat hak milik (SHM).

Lokasinya menarik karena berada persis di tepi Pantai Beraban, Selemadeg Timur, Tanah Lot, Tabanan, Bali. Selain menyuguhkan laut dengan keindahan sunset pantainya, tersaji view indah lainnya yaitu alam pegunungan, areal persawahan, dan Sungai Yeh Ho yang bermuara di Pantai Beraban dalam kawasan proyek.

Sebanyak 827 unit vilatel mulai dibangun Desember 2107 ini, yang terdiri dari dua tipe, yakni tipe 32/60 untuk satu lantai dengan view sungai dan tipe 56/60, unit dua lantai yang berada persis di tepi pantai dan sungai. Untuk tipe dua lantai bakal dilengkapi dengan dermaga di atas sungai.

Baca Juga: Untungnya Investasi Villatel di Tepi Pantai Beraban, Bali

“Semua unit vilatel memiliki private pool berukuran 3,5 m x 2 m di masing-masing unit. Fasilitas lainnya di dalam kawasan ada club house, restoran apung, dan beberapa lainnya,” ujar Djoko Purwoko, Owner Mughnii Land.

Untuk tahap awal, proyek dengan nilai sekitar Rp600 miliar ini akan dipasarkan sebanyak 100 unit, dengan harga perdana mulai dari Rp395 juta cash untuk tipe 32/60. Jika menggunakan skema KPR untuk tipe yang sama, berada di kisaran Rp495 juta.

Sedangkan tipe terbesar 56/60 dipasarkan dengan range harga Rp900 jutaan. Adapun cara bayar tunai bertahap hingga 24 bulan dengan uang muka Rp50 juta dan tanda jadi Rp5 juta.

Potensi Untung

Beraban adalah desa wisata di Kabupaten Tabanan yang berjarak sekitar 35 km di sebelah barat Kota Denpasar. Keberadaan beberapa obyek wisata di daerah ini sudah dilengkapi dengan sekitar 64 villa dan resort, dengan okupansi 45-70 persen.

“Ini pun masih kurang menampung banyaknya wisatawan yang berkunjung. Jadi potensi sangat besar bagi investor kami di 555 Islands,” ucap Djoko.

555 Islands sepenuhnya akan dikelola oleh manajemen Mughnii Land dengan bagi hasil atas pendapatan dari sewa sebesar 70 persen untuk investor dan 30 persen untuk pengelola. Garansi sewa diberikan kepada investor setelah 7 bulan vilatel beroperasi, yakni sebesar Rp5 juta per bulan selama masa KPR 15 tahun.

“Jadi umpamanya sewa per malam Rp1,5 juta. Katakan dalam sebulan laku 10 hari saja, maka sekitar Rp15 juta. Dari 70 persen yang dia dapat berarti Rp10,5 juta untuk investornya,” jelasnya.

Untuk tipe terkecil dengan harga KPR Rp495 juta, dan dengan uang muka Rp50 juta, kemudian mendapatkan plafon pinjaman Rp445 juta selama 15 tahun. Dengan asumsi bunga 9 persen per tahun, maka cicilannya sekitar Rp4,5 juta per bulan.

“Jadi pemiliknya masih dapat bersih Rp6 juta, plus KPR yang sudah kami bayarkan. Kalaupun tidak dapat sewa, saya tetap bayar ke pemilik Rp5 juta sebagai garansi sewa. Keren kan,” ucapnya.

Potensi kenaikan untung diprekdiksi bakal semakin melejit setelah pemerintah berencana membuka akses Jalan Tol Kuta-Soka, dimana rencana exit Tol Pantai Soka hanya berjarak sekitar 150 meter dari lokasi proyek. Belum lagi rencana pengembangan Sunset Road dan isu yang kian santer rencana Presiden Amerika, Donald Trump, membuka sebuah resort mewah di Pantai Beraban.

“Saat ini tanah di tepi Pantai Beraban sekitar Rp3 juta per meter persegi, tapi dengan rencana jalan tol dan isu properti Trump, diprediksi akan naik sampai Rp5 jutaan per meter, bahkan lebih,” tambahnya. [Majalah Property and The City edisi 34/2017 / Pius Klobor]

- Advertisement -