PropertiTerkini.com , (BANDUNG) — Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan 3 infrastruktur pengendali banjir di hulu Sungai Citarum, yakni Floodway Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung, dan Kolam Retensi Andir.
Ketiganya merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Sungai Citarum dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan kota atau Kabupaten Bandung.
Baca Juga: Bendungan Kuwil Kawangkoan Kurangi Dampak Banjir Kota Manado
“Kita tahu kalau hujan deras dari dulu di Bandung dan sekitarnya pasti banjir. Untuk itu kita bangun 3 infrastruktur yang kita resmikan,” kata Presiden Jokowi di Kolam Retensi Andir, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/2023).
Basuki mengatakan selain ketiga infrastruktur pengendali banjir tersebut merupakan bagian dari sistem penanganan banjir Sungai Citarum dari hulu, juga telah diselesaikan normalisasi Citarum, lima polder yang berada di daerah cekungan, yakni Polder Cipalasari-1, Cipalasari-2, Cijambe Barat, Cijambe Timur serta Polder Cisangkuy.
“Dengan infrastruktur yang ada sekarang sudah 81 persen area yang terkendali banjir, tersisa tnggal 72 hektar. Tahun ini kita pindah ke wilayah hilir Ciliwung, dikerjakan Kolam dan Pompa Cibugel serta Kolam dan Pompa Cigede, termasuk nanti pembuatan tanggul di hilir,” kata Basuki.
Floodway Cisangkuy merupakan sodetan sepanjang 5,45 km untuk mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot. Sodetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3/detik yang semula bermuara Baleendah-Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk (hilir), sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya. Floodway Cisangkuy mulai dibangun pada 2015 dan telah selesai 2020 dengan anggaran sekitar Rp631 miliar dengan kontraktor PT PP.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Rusun ASN Kejati Sulut
Kolam Retensi Cieunteung selesai dibangun pada 2018 dengan volume tampung 190.000 m3 dan luas genangan 4,7 hektar yang mampu mereduksi banjir seluas 91 hektar (sekitar 1.250 bangunan/rumah) serta mengurangi banjir yang kerap menggenangi jalur transportasi antara Banjaran-Baleendah menuju Kota Bandung. Infrastruktur pengendali banjir ini juga dilengkapi sarana olahraga seperti memancing dan lari di jogging track sepanjang 1.357 meter.
Kolam Retensi Cieunteung dilengkapi 4 pompa terdiri dari 1 pompa harian berkapasitas 2 m3/detik dan 3 pompa banjir kapasitas 3,5 m3/detik. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya – PT Barata (KSO) dengan nilai kontrak Rp203 miliar.
Selanjutnya Kolam Retensi Andir dan 4 polder dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka menanggulangi banjir musiman di Bandung Selatan sebesar 500 liter/detik. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya sejak Desember 2020 dan selesai pada 2021 dengan nilai kontrak konstruksi Rp141,5 miliar.
Baca Juga: Kementerian PUPR Rampungkan 24 Infrastruktur di Kawasan Pariwisata Danau Toba
Kolam Retensi Andir dibangun di lahan seluas 4,85 hektar dengan luas genangan 3,4 hektare, serta volume tampungan hingga 160.000 m3. Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah bisa dikendalikan oleh kolam retensi, dan bisa dipompa kembali ke sungai setelah normal, sehingga akan mereduksi banjir sebesar 210 hektar atau setara 1.250 KK.