Iklan Youtube Properti Terkini
Saturday, January 18, 2025
Iklan Youtube Properti Terkini

Ngopi Bareng Kadin: Milenial Mudah Beli Properti, Asal…

Kemampuan generasi milenial dalam membeli properti maksimal Rp1 miliar, sementara 17% di antaranya baru mampu membeli rumah dengan harga di atas Rp300 juta. Rata-rata penghasilan milenial sebesar Rp3-6 juta, sedangkan untuk membeli rumah seharga Rp300 juta dibutuhkan income minimal Rp7,5 juta per bulan.

Dalam acara Ngobrol Properti (NGOPI) bertajuk “Kapan Beli Properti” yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia, tengah pekan lalu, banyak pertanyaan diajukan kalangan milenial yang hendak memiliki properti. Terutama soal kapan waktu yang tepat beli properti.

Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

Baca Juga:

Alasannya, kata Rosan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5%, kemudian pembangunan infrastruktur yang intensif, dan perbaikan peringkat kemudahan berbisnis yang memberikan harapan pada pasar properti untuk terus bertumbuh.

“Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengembang bisnis properti untuk semakin cermat dalam melihat peluang dan membaca permintaan pasar khususnya generasi milenial yang biasanya menginginkan friendly, flexibility payment dan affordable,” ujar Rosan dalam kesempatan tersebut.

Berdasarkan data para pengembang anggota Kadin dari realisasi penjualan sepanjang triwulan I-2018, pertumbuhan bisnis properti pada awal tahun ini masih didominasi oleh sektor hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Melihat kondisi tersebut, Rosan memperkirakan industri properti dapat tumbuh berkisar 5-7% di tahun 2018.

Pertumbuhan sektor tersebut didukung oleh kebutuhan akan hunian yang masih tinggi serta harus didukung sejumlah kebijakan terkait sektor properti seperti suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah dan adanya upaya semua pihak terkait kendala uang muka (down payment/DP) yang saat ini dialami golongan menengah ke bawah.

Hal ini sejalan dengan hasil survei BI 2017 bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan bisnis properti itu adalah bunga KPR (20,36%), persyaratan uang muka (16,57%), pajak (16,13%), perizinan (14,45%), serta kenaikan harga bahan bangunan (11,68%), di mana lebih dari 76% konsumen masih mengandalkan kredit bank (KPR/KPA) untuk membeli rumah.

Rosan menambahkan, tantangan bagi pengembang properti adalah orientasi pengembangan harus mengarah kepada produk properti yang bisa dijangkau oleh pasar generasi milenial. Apalagi segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang sehingga berpengaruh terhadap industri ini.

Bank-bank pemberi kredit perumahan harus membuka diri agar bisa diakses oleh generasi milenial karena kemampuan generasi ini dalam membeli properti maksimal Rp1 miliar, di mana 17% di antaranya baru mampu membeli rumah dengan harga di atas Rp300 juta.

Hal ini karena rata-rata penghasilan mereka sebesar Rp3-6 juta, sedangkan untuk membeli rumah seharga Rp300 juta, dibutuhkan income minimal Rp7,5 juta per bulan.

“Diharapkan masalah generasi milenial ini bisa akomodir oleh pemerintah, sehingga bisa diterbitkan kebijakan yang mendukung generasi milenial untuk bisa memiliki properti,” kata Rosan.

Selain pertanyaan kapan waktu yang tepat untuk membeli properti, generasi milenial juga mengeluhkan kesulitan untuk mengumpulkan uang muka KPR mengingat harga properti yang terus meningkat. Menurut kalangan pengembang properti, masalah ini sebenarnya bisa disiasati oleh generasi milenial.

Adrianto P Adhi, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk., menjelaskan bahwa Summarecon punya segmen produk yang sangat luas, mulai dari high end, middle sampai dengan produk yang terjangkau dan pembelinya bisa investor atau end user.

“Kami juga punya banyak alternatif cara bayar, yang mungkin bisa sesuai dengan kemampuan daya beli kaum milenial. Selain harga yang terjangkau dan cara bayar yang pas untuk milenial, produk-produk kami juga sangat sesuai dengan tuntutan lifestyle para kaum milenial yang punya karakter simple, compact, dan tentunya modern,” kata Adrianto yang juga turut menjadi pembicara dalam acara ini.

Sementara CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land Ishak Chandra, mengatakan bahwa generasi milenial dapat memanfaatkan beragam variasi produk dan pembiayaan yang ditawarkan pengembang.

Menurutnya, saat ini yang perlu dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor properti adalah memberikan edukasi kepada generasi milenial bahwa ketika mereka memiliki keluarga, mereka akan membutuhkan rumah. Jadi, mereka harus mulai menabung dari sekarang.

“Tinggal bagaimana generasi milenial mampu mengatur keuangannya agar sesuai dengan produk properti yang dikehendaki. Mengatur keuangan harus dilakukan sejak dini dengan mengurangi pola konsumsi yang tidak terlalu penting dan mengalihkannya untuk ditabung secara rutin,” kata Ishak.

View this post on Instagram

Pameran Properti Zaman Now Sebentar lagi kunjungi  www.propertyexpo.id pameran properti online pertama di Indonesia untuk kalian semua pada tanggal 1 – 31 Mei 2018 . Tanpa Macet, Tanpa Parkir, Bisa di akses dimana saja. Dan dapatkan promo murah selama 1 bulan. Gak percaya? Buktikan sendiri.  #propertyexpo #pameranproperti #pameranrumah #pameranapartemen #ayobelirumah #ayobeliapartemen #milenialpunyarumah #milenialpunyaapartemen #tod #propertyforsale #jualrumah #jualapartemen #jualproperti #rumahdijual #apartemendijual #rumahbaru #jualrumahmurah #rumahsubsidi #apartemenmilenial #investasiproperti #hunian #rumah #apartemen #dijualrumah #dijualapartemen #carirumah #cariproperti #propertiindonesia #propertimurah

A post shared by Property Expo.id (@propertyexpo.id) on

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

Klaster Lily, Paramount Petals
Klaster Lily, Paramount Petals

BERITA TERBARU

Demo Half Page