Hunian TOD di Margonda Depok kian menjamur, terutama yang berada di sekitar Kampus Universitas Indonesia, hingga sekitar Stasiun Depok Baru. Tidak hanya pengembang swasta, bahkan perusahaan BUMN pun berebut ceruk pasar yang sama. Sementara yield dari sewa berkisar antara 8-10 persen.
PropertiTerkini.com – Hunian dengan pendekatan transportasi massal atau Transit Oriented Development (TOD) memang belakangan semakin diminati. Tidak hanya di Jakarta yang mengitari sekitar simpul stasiun MRT atau LRT, bahkan hingga kota penyangga pun telah menjamur.
Baca Juga: Perbedaan TOD dan TAD: TOD Harus Penuhi 8 Prinsip
Salah satunya adalah hunian TOD di koridor Jalan Margoda Raya, Kota Depok yang berada di sekitar stasiun commuter line. Sebut saja di sekitar Stasiun UI dan Pondok Cina, hingga Depok Baru yang ‘dikrubuti’ oleh beberapa proyek TOD, terutama adalah hunian vertikal atau apartemen.
Beberapa hunian TOD di Margonda Depok tersebut, seperti Female Apartment yang mengkhususkan penghuninya adalah kaum hawa. Kemudian ada Taman Melati Margonda yang dibangun oleh PT Adhi Persada Properti dan Evenciio Margonda yang dikembangkan ole PP Properti.
Ada pula Mahata Margonda yang merupakan proyek kolaborasi antara Perum Perumnas dan PT KAI, hingga Metro Stater yang dikembangkan oleh Trivo Group di lahan bekas Terminal Depok.
Berikut adalah pilihan hunian TOD di Margonda Depok dengan potensi investasi cukup menjanjikan:
Baca Juga: Core Cipete di Titik Nol Stasiun MRT Cipete, Mulai Rp1 Miliar
Evenciio Margonda
Apartemen bebas narkoba pertama yang telah menjalin kerjasama dengan BNN adalah Evenciio Margonda yang dikembangkan oleh PP Properti. Boleh dibilang sebagai apartemen ikonik di Kota Depok. Bangunan tertinggi di Depok mencapai 37 dengan desain yang tidak monoton, serta fasad dan struktur yang beda dari lainnya.
Bedanya lagi, Evenciio mendevelop indirect system toilet atau sistem toilet yang anti bocor. Bahkan beberapa material tertentu didatangkan langsung dari Korea.
“Untuk retailnya saja semi plaza. Di atasnya ada unit typical yang iconic dengan modelnya V yang berangkat dari model Rubik’s,” terang Septavianto Eko, Project Director Evenciio Margonda. Apartemen ini juga bakal dilengkapi dengan JPO untuk memudahkan penghuni.
Baca Juga: Sasar Mahasiswa, PP Properti Bangun JPO di Apartemen Evenciio Margonda
Evenciio terdiri dari dua tower, dimana tower pertama terjual 95 persen dan kedua sekitar 25 persen. Ada sekitar 80-an persen pembeli adalah investor dan mereka memang mengincar market sewa dengan yield 8-10 persen. Olehkarenanya, Evenciio pun menyediakan pilihan unit khusus bagi investor, yakni dual key dan triple key.
“Daripada dia beli dua unit yang biasa, mendingan dia beli satu unit tapi yang di dalamnya ada dua unit studio. Begitu juga dengan triple key yang sama dengan 3 kamar studio. Dan masing-masing kamarnya sudah dilengkapi toilet,” jelas Septa.
Evenciio yang berarti “sukses” merangkum sebanyak 1.240 unit dengan fasilitas gym, coworking space, swimming pool, termasuk retail 2 lantai. Saat ini dipasarkan mulai Rp23 juta/m2 naik dari Rp16 juta/m2 pada tahun 2016 lalu.
Taman Melati Margonda
Taman Melati Margonda berada koridor di Jalan Margonda Raya, Depok, di sisi kampus UI yang juga dekat Sasiun Commuter Line UI. Apartemen dikembangkan oleh PT Adhi Persada Properti (APP), anak usaha PT Adhi Karya Tbk.
Baca Juga: Untuk Mahasiswa, Louvin Apartment Hadirkan 15 Fasilitas Premium
Proyek ini terdiri dari beberapa tower dimana Grand Taman Melati Margonda sebanyak 506 unit apartemen sudah beroperasi. Sementara Grand Taman Melati Margonda 2 sebanyak 939 unit adalah tower ketiga yang mulai melakukan serah terima pada awal Februari 2019 lalu.
“Total apartemen di sini ada sebanyak 2.245 unit, terbesar untuk apartemen dekat kampus UI. Unit di tower ketiga ini mulai diserahterimakan secara bertahap awal tahun ini. Targetnya sudah bisa digunakan pada tahun ajaran baru tahun ini,” kata Elvira Wigati, Project Director Grand Taman Melati Margonda 2, pada awal Februari lalu.
Adapun proyek hunian yang menargetkan pasar mahasiswa ini mulai dibangun sejak tahun 2017 lalu.
Mahata Margonda
Sementara di sekitar Stasiun Pondok Cina pun sudah ada beberapa apartemen yang mengincar potensi investasi di sana. Salah satunya adalah Perum Perumnas melalui Mahata Margonda yang menempel langsung dengan stasiun. Proyek kerjasama dengan PT KAI mulai dibangun awal Oktober 2018 dan saat ini konstruksi fisiknya sudah mencapai 30%.
Baca Juga: Hunian TOD Semakin Diminati, Perumnas Kebut Mahata Margonda
Mahata Margonda terdiri dari 2 tower dengan total sebanyak 898 unit dan diproyeksikan rampung pada semester I 2020. “Tower 1 sebanyak 436 unit dan tower 2 sebanyak 462 unit apartemen,” ujar Anna Kunti, Direktur Pemasaran Perum Perumnas.
Tingginya permintaan akan hunian TOD, Perumnas pun meluncurkan Tower Galioleo sebagai tower kedua Mahata, pada akhir April lalu. Bahkan akan pula dilengkapi dengan skybridge ke Universitas Indonesia. Saat ini dijual mulai Rp400-900 jutaan, padahal saat awal dipasarkan mulai Rp200 jutaan.
“Kami juga menyediakan sekitar 20-30 persen hunian terjangkau untuk MBR. Harganya mulai Rp300 jutaan,” kata Anna.
Mahata Margonda merupakan proyek kedua dari kolaborasi Perum Perumnas dan PT KAI. Sebelumnya telah mulai dibangun apartemen TOD yang nantinya berada persis di atas Stasiun Tanjung Barat, Jakarta.
Metro Stater
Salah satu hunian berkonsep TOD yang menempel langsung dengan Stasiun Depok Baru adalah Metro Stater. Proyek yang juga disebut TOD Metro DeBar ini dikembangkan oleh Trivo Group di lahan bekas Terminal Depok seluas 3 hektar. Proyek tersebut dikembangkan dengan status BOT (built, operate, and transfer) atau bangun, bina, serah dengan Pemkot Depok selama 30 tahun.
“Di Depok, ada dua TOD yang sudah disetujui oleh DPRD-nya, yakni TOD Metro Debar dan TOD Pondok Cina. Kami sudah mendapatkan hak untuk membangun di atas lahan milik Pemkot ini,” jelas Robert Yapari, Presiden Direktur Trivo Group.
Baca Juga: Setelah TOD Metro DeBar, Trivo Group Garap TOD Baranangsiang
Proyek dengan investasi Rp3 triliun bakal dilengkapi lifestyle mall, retail, 3 tower hunian, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Termasuk terminal bagi angkutan kota, maupun bus yang melayani rute ke Bandara Soekarno Hatta, Busway dan Trans Depok.
Untuk apartemen tersedia pilihan tipe Studio (32 m2), 1 Bedroom (56 m2) dan 2 Bedroom (66-79 m2) yang dijual mulai Rp500 jutaan hingga Rp1,5 miliar.
“Saat ini sedang pengerjaan pondasi bore pile. Kami estimasi selesai Juni 2020 untuk terminal dan mal. Sementara residensial ada 3 tower, dimana setiap 6 bulan selesai 1 tower,” ungkap Robert.