PropertiTerkini.com, (BLORA ) — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno meninjau lokasi pembangunan Bendung Gerak Karangnongko di Desa Ngelo, Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (19/10/2023). Percepatan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko dilakukan untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air, khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pembangunan Karangnongko dikerjakan dalam 2 paket pekerjaan dengan anggaran APBN senilai Rp1, 26 triliun. Paket 1 sudah terkontrak pada September 2023 dengan penyedia jasa PT Waskita Karya (Persero)-PT Hutama Karya (Persero)-PT Pembangunan Perumahan Tbk(KSO).
Paket 2 terkontrak Oktober 2023 dengan kontraktor PT Waskita Karya-PT Bangkit Berkah Perkasa-PT Kelman Infra Pratama (KSO). Bendung Gerak Karangnongko ditargetkan sesuai kontrak Desember 2026.
Basuki mengatakan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko sudah lama direncanakan untuk menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan Bojonegoro dengan membendung Sungai Bengawan Solo.
“Sebenarnya cita-cita membangun Bendung Gerak ini sudah lama, bisa kita lihat langsung di sekitar sini, kering kerontang semua. Tidak ada jalan lain kecuali harus ada air,” kata Basuki.
Menurut Basuki, Bendung Karangnongko merupakan long storage yang memanfaatkan teknologi bendung gerak di Sungai Bengawan Solo sepanjang 24 kilometer, sehingga nantinya dapat menampung air dengan kapasitas 59 juta m3.
“Kita terlebih dahulu bangun di daerah kering di Sungai Bengawan Solo, jadi tidak menyentuh masyarakat. Kalau sudah jadi kita bangun cofferdam untuk mengalirkan air baru kita bangun bendungannya,” kata Basuki.
Kontribusi Bagi Perekonomian
Secara teknis, Bendung ini memiliki luas genangan 1.027 hektar untuk mengairi daerah irigasi seluas 6.950 hektar di Kabupaten Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya. Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektar dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektar.
Mensesneg Pratikno mengatakan pembangunan Bendung Gerak Karangnongko diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian di Blora dan Bojonegoro melalui sektor pertanian. Di sekitar bendungan rencananya akan dikembangkan sektor agrobisnis secara produktif dan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat setempat.
“Inti dari kemakmuran adalah air dan konektivitas. Jadi konsep kami, ada air, ada konektivitas, dan ada industri yang mengambil dari produk para petani, jadi itu yang kita harapkan mengangkat kemakmuran di sini,” kata Pratikno.
Bendung Gerak Karangnongko juga akan terintegrasi dengan tiga Bendung Gerak di hilirnya, yakni Bendung Gerak Bojonegoro, Bendung Gerak Babat dan Bendung Gerak Sembayat untuk penyediaan air untuk kebutuhan irigasi dan air baku sebesar 1.155 liter/detik pada wilayah hilir Bengawan Solo. Serta diproyeksikan dapat menyuplai air irigasi di kawasan Solo Valley Werken seluas 62.000 hektar.