Iklan Youtube Properti Terkini
Wednesday, September 18, 2024
Pelita Promo Internusa-RHVAC 2024

Begini Peluang Ritel dan Perkantoran di Surabaya, Pasca Pandemi

Peluang coworking space di Surabaya memang kurang menjanjikan jika dikelola atau dimiliki individu. Namun, ruang kerja bersama ini tetap punya peluang menjanjikan di kemudian hari.

PropertiTerkini.com, (SURABAYA) – Wabah Covid-19 yang menyebar cepat di dunia dan Indonesia berdampak signifikan pada bisnis properti. Demikian halnya di Surabaya, Jawa Timur. Berbagai segmen properti, seperti hunian, ritel, hingga perkantoran di Surabaya terdampak. Lantas, bagaimana nasibnya, pasca pandemi ini?

Sutoto Yakobus, Senior Director PT Ciputra Development Tbk mengatakan, tahun ini sangat menantang bagi bisnis properti. Ritel misalnya, hingga saat ini belum juga bangkit terutama di kota-kota yang masih menerapkan pembatasan atau PSBB. Namun di kota lainnya yang sudah dilonggarkan, pengunjung sudah mulai meningkat.

Baca Juga: Diterpa Corona, Perkantoran di Jakarta dan Surabaya Menukik

“Sekarang memang sudah mulai dilonggarkan, tetapi situasi belum normal. Segmen menengah ke atas juga masih sangat hati-hati untuk pergi ke mall, sementara segmen bawah pun banyak yang terdampak incomenya,” ujar Sutoto dalam acara webinar bertajuk ‘Quo Vadis, Peluang Investasi Properti Komersial, Retail and Office Space’ yang diselenggarakan DPD Arebi Jawa Timur, Jumat (17/7/2020) lalu.

Meski demikian menurut dia, mall tetap memiliki masa depan yang bagus, namun tetap harus mengikuti setiap perubahan yang terjadi. “Saat ini mall tidak sekadar sebagai tempat berbelanja, namun semua kegiatan sudah dilakukan dari mall. Termasuk berbelanja, olahraga, rekreasi, beribadah, bahkan bekerja. Sehingga mall tetap punya masa depan, namun harus berevolusi,” katanya.

Perkantoran

Untuk segmen perkantoran di Surabaya pun diakui menghadapi tekanan yang sama. PT Intiland Development Tbk yang merupakan pelopor office building di Surabaya, yakni Intiland Tower juga mengakui adanya dampak negatif dari wabah ini.

Sinarto Dharmawan Komisaris Utama PT Intiland Development mengaku, market office tahun ini turun jika dibandingkan dengan tahun lalu. “Penjualan memang lebih sepi, tetapi yang sewa tidak sepi, tetap ada,” kata Sinarto dalam kesempatan yang sama.

Lebih lanjut Sinarto mengungkapkan, developer sebagai penyedia ruang (space) harus bisa beradaptasi dan berubah menyesuaikan diri dengan keadaan saat ini.

Baca Juga: Intiland Siap Luncurkan Klaster Hunian Baru di Graha Natura, Mulai Rp1 Miliar

“Dengan adanya pandemi ini, tentunya semua ruangan atau bangunan sekarang ini dipertanyakan kembali dan diuji lagi, terutama dari aspek kesehatan,” ujarnya.

Office space yang dikembangkan oleh Intiland belakangan ini, sambungnya, telah meninggalkan konsep ‘lama’ yakni one big box atau terpusat. Konsep lama tersebut, berdampak pada kurangnya fleksibilitas karyawan dalam bekerja juga pada pemborosan energi.

Melalui gedung perkantoran seperti Spazio di Surabaya Barat, Sinarto mengklaim bahwa pihaknya telah menerapkan konsep yang lebih modern dan hemat energi. Dimana, ruang perkantorannya lebih terbuka, sistem pendingin (AC) sudah tidak terpusat, dan lainnya.

“Waktu itu kita cuma memikirkan aspek hemat energi dan fleksibilitas, tetapi ternyata saat ini menjadi lebih cocok untuk menghadapi pandemi ini,” ungkapnya.

Konsep yang sama juga telah aplikasikan pada gedung perkantoran lain yang dibangun oleh Intiland di Surabaya.

Peluang Coworking Space

Lantas, bagaimana peluang coworking space sebagai bagian dari ruang kerja? Sutoto menambahkan, hadirnya coworking space memang telah membawa perubahan pada pola kerja. Pasca pandemi, kegiatan di ruang kerja bersama tersebut akan berjalan seperti semula.

“Yang jadi masalah di Surabaya adalah tarifnya yang terlalu murah, sehingga kurang menarik bagi investor atau pengelola coworking space. Tetapi daripada kosong ya disewakan saja,” katanya.

Baca Juga: Okupansi Hotel Turun Hingga 7 Persen, Ini yang Harus Dilakukan Hotelier

Senada dengan Sutoto, Sinarto menambahkan, coworking space di Surabaya jika diusahakan secara sendirian maka tidak akan membawa keuntungan. Namun jika disewakan langsung oleh developer, maka masih cukup menjanjikan.

“Saya lihat yang sangat mereka butuhkan adalah environment dalam bekerja. Sebelumnya, anak-anak muda sering bekerja di coffee shop dan sebagainya. Tapi di sana mereka tidak menemukan suasana yang cocok untuk mendukung mereka bekerja, apalagi secara bersama-sama,” terang Sinarto.

Ciputra World Surabaya menjadi pasar properti surabaya dan perkantoran di jakarta
Ciputra World Surabaya yang dikembangkan oleh Ciputra Group di Surabaya Barat. (dok. CWS)

Intiland sendiri menyediakan beberapa coworking space di Surabaya, seperti di Darmo Harapan dan di Spazio. Untuk di Spazio, menurut Sinarto, kebanyakan adalah para entrepreneur muda dan pebisnis, sementara di Darmo Harapan justru kebanyakan adalah anak-anak muda kreatif.

“Jadi kalau anak-anak kreatif bekerja di lingkungan anak kreatif, maka ada added value-nya. Sehingga di situlah esensi daripada coworking space tersebut,” tegasnya.

Ke depannya, lanjut Sinarto, coworking space di Surabaya tetap dibutuhkan karena menghadirkan suasana bekerja yang berbeda dan lebih fleksibel.

Strategi

Menghadapi situasi penuh tantangan saat pandemi seperti saat ini, maka berbagai cara harus dilakukan pengembang agar produknya tetap menarik dan terserap pasar. Bisanya pengembang akan memberikan gimik atau promo dan potongan harga yang lebih besar dari kondisi sebelumnya. Namun tanpa menurunkan harga produk tersebut.

“Developer kalau menurunkan harga bisa berbahaya. Maka, solusinya adalah case by case. Kalau pembeliannya berjumlah besar dan sebagainya, maka kita akan berikan potongan yang lebih besar dari biasanya,” sebutnya.

Baca Juga: Pengembang Apartemen Semakin Tak “PD”

Namun, hal tersebut bergantung pada kondisi pasar secondary. Jika secondary marketnya tetap tinggi, maka pengembang juga tidak bisa beri potong terlalu banyak.

Ciputra Group pun demikian. Untuk produk-produk tertentu, menurut Sutoto, pihaknya juga lebih fleksibel dan negotiable soal harga.

Selama pandemi, Ciputra juga menghadirkan produk-produk baru dengan harga yang lebih terjangkau. “Harga, ukuran, desain dan spesifikasi lainnya tentu kami sesuaikan,” kata Sutoto.

Lebih jauh, Sinarto meyakini bahwa properti Indonesia, khususnya di Surabaya juga akan segera bangkit. Apalagi posisi Surabaya sebagai kekuatan dan penopang utama bagi kawasan timur Indonesia.

“Properti sangat tergantung dari ekonomi. Selama komoditasnya masih belum mendapatkan harga yang bagus, maka propertinya seperti ‘lesu darah’. Tapi kalau melihat pemerintah saat ini sangat giat membangun kawasan timur Indonesia, maka Surabaya lah yang akan mensupport Indonesia Timur tersebut,” tutup Sinarto.

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

Klaster Lily, Paramount Petals
Klaster Lily, Paramount Petals

BERITA TERBARU

Demo Half Page