Youtube Channel PT
Monday, September 9, 2024
Pelita Promo Internusa-ICBT 2024

Kementerian PUPR Bakal Manfaatkan Material Kayu dan Bambu Rekayasa untuk Bangunan Gedung dan Hunian

Kegiatan ini juga menyepakati kerja sama terkait dengan pengembangan riset purwarupa hunian berbahan kayu antara Kementerian PUPR dengan perusahaan produsen.

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Material kayu dan bambu rekayasa memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai material bahan bangunan gedung dan hunian.

Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan bahwa material kayu dan bambu rekayasa memiliki peluang yang cukup baik.

Baca Juga: Purwarupa Rumah Sederhana, Rumah Tahan Gempa yang Jadi Standar Baru Hunian MBR

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto mengatakan, ketersediaan material kayu dan bambu di Indonesia menjadi salah satu peluang yang harus dikembangkan sebagai hilirisasi produk dalam program penyediaan hunian layak, baik rumah tapak maupun vertikal.

“Peluang Indonesia untuk memanfaatkan material kayu dan bambu rekayasa untuk bangunan gedung dan hunian sangat terbuka lebar,” ujar Iwan saat membuka seminar bertemakan “Pemanfaatan Material Kayu dan Bambu Rekayasa Untuk Bangunan Gedung dan Hunian” di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Menurut Iwan, Kementerian PUPR selama ini juga telah melakukan riset dan penelitian terkait pemanfaatan kayu dan bambu untuk berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang ada.

“Ke depan tidak tertutup kemungkinan dengan semakin berkembangnya teknologi dan standarisasi material tersebut bisa digunakan untuk hunian,” ungkapnya.

Baca Juga: Kohler Co Masuk Nominasi Milan Design Week FuoriSalone Award 2024

Pada kesempatan itu, Iwan juga menjelaskan bahwa, sebagai bentuk dukungan dalam isu lingkungan, pemanfaatan material berbasis bio atau bio-based material seperti kayu dan bambu memiliki emisi karbon yang terendah.

Sedangkan menggunakan jenis material lain seperti material bangunan rumah dan gedung berbasis geo atau geo-based material seperti batu, pasir, bata, semen, dan logam yang secara signifikan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.

“Hal tersebut menjadikan kayu dan bambu sebagai alternatif material bahan bangunan yang berpotensi sebagai substitusi beton dan baja, baik untuk struktural maupun non struktural bangunan rumah dan gedung,” terang Iwan.

Kata dia, perkembangan riset yang ada dan peran strategis Indonesia di teknologi ini bisa mewujudkan mimpi karya dari “pendekar-pendekar kayu” dan bambu.

Baca Juga: Rigid Pavement Semen Merah Putih: Dukung Infrastruktur Berkelanjutan dan Percepat Transformasi Pembangunan

Tiga Tahapan Penting dalam Memanfaatkan Material Kayu dan Bambu Rekayasa

Untuk mewujudkan pengaplikasian material kayu dan bambu rekayasa dalam bangunan gedung dan hunian, maka ada tiga tahapan penting yang perlu diperhatikan.

Pertama menurut Iwan, adalah melakukan budi daya bambu dan kayu guna menjaga ketersediaan bahan material bangunan.

Kedua, pemanfaatan teknologi agar material kayu dan bambu bisa dijadikan balok, kolom, parket lantai, peralatan rumah tangga, sepeda, meja dan kursi.

“Juga melakukan pengembangan teknologi perekatan dan perlindungan terhadap rayap, pengawetan dan proteksi dari bencana kebakaran,” kata Iwan.

Baca Juga: Rusun Santri Ponpes Nurussunnah Al Hasaniyyah di Kubu Raya Rampung Dibangun, Tampung 84 orang

Ketiga, lanjut Iwan, adalah mewujudkan potensi bambu dan kayu yang dikolaborasikan dengan teknologi modular volumetrik.

“Kami akan berkoordinasi dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk menggunakan material kayu dan bambu rekayasa untuk bangunan dan gedung di IKN dengan menggabungkan struktur baja beton,” tambah Iwan.

Material ini, sebut Iwan, bisa juga digunakan untuk bagian interior wall panel, parket lantai, ceiling, meubelair dan peralatan makan dari kayu dan bambu.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara, Yudha Rommel Sibero menyatakan, tujuan diadakan kegiatan ini adalah mengenalkan serta menyebarkan informasi mengenai teknologi dan industri konstruksi yang menggunakan bahan kayu dan bambu di Indonesia.

Baca Juga: Pembangunan Hunian di IKN Ditarget Rampung Sebelum HUT RI ke-79, Agustus Mendatang
kayu dan bambu untuk bahan bangunan
Pemanfaatan material berbasis bio atau bio-based material seperti kayu dan bambu memiliki emisi karbon yang terendah. (Foto: Dok. PUPR)

“Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk membentuk sebuah komunitas terkait yang aktif dalam pemanfaatan material kayu dan bambu untuk pembangunan rumah dan gedung,” ujar Yudha yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Kemitraan dan Kelembagaan Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggara Perumahan Kementerian PUPR.

Lebih dari itu, diharapkan juga agar pemanfaatan kayu dan bambu dapat diimplementasikan secara lebih luas di Indonesia.

Baca Juga: Ammaia Ecoforest Cikupa Raih Sertifikasi Greenship Neighborhood, Aplikasikan Konsep Ecoforest di Cluster Lavatera

Dalam kegiatan ini, juga dijajaki kesepakatan bersama berupa Pra-MoU terkait dengan pengembangan riset purwarupa hunian berbahan kayu antara Kementerian PUPR dengan perusahaan produsen.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para peserta serta mewujudkan implementasi bangunan gedung hunian berbahan kayu dan bambu rekayasa di Indonesia,” tutup Yudha.

Baca berita lainnya di GoogleNews

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

Sharp Plasmacluster
Sharp Plasmacluster

BERITA TERBARU

Demo Half Page