PropertiTerkini.com, (VATIKAN, ROMA) — Relik Kursi Santo Petrus merupakan salah satu tahta kayu, peninggalan sakral dan simbol kebesaran iman Katolik yang tersimpan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Roma.
Kursi Santo Petrus ini bukan sekadar artefak sejarah biasa, tetapi juga simbol keagungan spiritual yang memiliki tempat penting dalam sejarah Gereja Katolik dan tradisi Kristiani.
Baca Juga: Produsen Kursi La-Z-Boy Luncurkan Kursi Malas La-Z-Cat: Kucing Garfield Jadi Icon
Kursi ini menjadi bagian dari relik yang dikunjungi oleh ribuan orang setiap tahun, menjadikannya sebagai destinasi ziarah dan objek kekaguman religius.
Asal Usul dan Sejarah Relik Kursi Santo Petrus
Kursi Santo Petrus diyakini berasal dari abad pertama, saat Santo Petrus sendiri diperkirakan memimpin Gereja perdana di Roma.
Menurut sejarah, Santo Petrus menjadi pemimpin pertama umat Kristiani di kota ini sebelum akhirnya menjadi martir.
Baca Juga: Pengaruh Chengdu Semakin Meluas di Dunia
Pada awal abad keempat, Gereja mulai mengenang keberadaan kursi ini sebagai lambang otoritas dan kepemimpinan spiritual Paus, yang merupakan penerus langsung Santo Petrus.
Sebagai bentuk penghormatan, kursi ini ditempatkan di dalam Basilika Santo Petrus yang megah dan didekorasi dengan struktur yang dikenal sebagai “Cathedra Petri” atau Tahta Santo Petrus.
Relik yang ditutupi dengan pemasangan perunggu yang disepuh ukir tersebut dirancang oleh Gian Lorenzo Bernini di bawah bimbingan Paus Alexander VII pada abad ke-17.
Bernini berhasil menciptakan karya seni yang tidak hanya agung secara visual, tetapi juga penuh dengan makna simbolis, menunjukkan peran Santo Petrus sebagai pemimpin yang membawa kedamaian bagi umat manusia.
Pada 2012, Paus Benediktus XVI menyebut kursi tersebut sebagai “sebuah lambang misi khusus Petrus dan suksesor-suksesornya untuk menaungi kawanan Kristus, menjaganya bersatu dalam kepercayaan dan kasih.”
Baca Juga: Ginseng Korea: Sejarah Hingga Bukti Khasiat Terbaru
Keajaiban dan Makna Spiritualitas di Balik Kursi Santo Petrus
Relik Kursi Santo Petrus tidak hanya dianggap sebagai artefak fisik, kursi ini melambangkan otoritas spiritual yang diwariskan dari satu paus ke paus berikutnya.
Kursi ini seringkali dilihat sebagai simbol dari ajaran yang kekal, serta sebagai wujud penghormatan umat Kristiani terhadap Santo Petrus.
Hingga saat ini, kursi ini terus diabadikan di Basilika Santo Petrus, berada di atas altar utama dan dikelilingi patung-patung para penginjil serta sinar kemuliaan.
Selain menjadi simbol agama, relik ini memiliki daya tarik budaya yang kuat. Setiap tahunnya, pengunjung dari seluruh penjuru dunia datang untuk menyaksikan dan merasakan langsung suasana sakral di sekitar kursi ini.
Bahkan, banyak yang meyakini bahwa berdoa di depan Kursi Santo Petrus bisa memberikan kekuatan rohani dan ketenangan batin.
Baca Juga: Ginseng Korea: Sejarah Hingga Bukti Khasiat Terbaru
Perayaan Hari Santo Petrus untuk Menghormati Relik Kursi Bersejarah Santo Petrus
Setiap 22 Februari, Gereja Katolik merayakan “Pesta Kursi Santo Petrus” untuk menghormati jasa dan kepemimpinan spiritual Santo Petrus bagi umat Kristiani.
Pada perayaan ini, Basilika Santo Petrus menjadi pusat kegiatan religius dengan upacara khusus yang dihadiri oleh para petinggi gereja, dan ribuan umat yang berkumpul untuk memberikan penghormatan mereka.
Baca Juga: Batu Giok, Kenapa Begitu Berharga?
Dalam suasana penuh rasa hormat dan devosi, relik Kursi Santo Petrus ini diangkat menjadi simbol kekuatan iman dan kepemimpinan yang kokoh.
Perayaan ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai momen penting bagi umat Kristiani untuk merefleksikan nilai kepemimpinan yang diwariskan oleh Santo Petrus, yang diteruskan melalui para paus hingga sekarang.
Mengapa Relik Kursi Bersejarah Santo Petrus Menarik Minat Banyak Orang?
Banyak pengunjung mengaku merasakan kedamaian dan kekuatan yang mendalam saat melihat langsung relik ini.
Sebagai salah satu situs ziarah paling ikonik di dunia, relik Kursi Santo Petrus tidak hanya menarik minat bagi umat Katolik, tetapi juga wisatawan dari berbagai agama dan latar belakang yang ingin mengetahui sejarah kekristenan secara lebih dekat.
Selain sebagai simbol religi, keindahan artistik dari Cathedra Petri yang mengelilingi kursi ini juga mengundang decak kagum dari para pecinta seni.
Baca Juga: Menata Ruang Makan, Mulai dari Memilih Kursi
Bagi mereka yang mengunjungi Vatikan, menyaksikan relik ini seakan memberi kesempatan untuk terhubung dengan jejak sejarah dan spiritualitas yang mendalam, menyadarkan pengunjung akan pentingnya perdamaian, kepemimpinan, dan keyakinan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sentuhan Seni dan Arsitektur yang Memukau
Cathedra Petri yang dirancang oleh Bernini merupakan salah satu karya seni monumental di Vatikan yang menggambarkan kursi ini berada di tengah sinar yang menerangi ruangan.
Desain ini tidak hanya memperindah Basilika Santo Petrus, tetapi juga menyampaikan pesan spiritual melalui seni.
Melihat kursi ini, para pengunjung dapat merasakan kombinasi antara iman dan estetika yang mendalam, sebuah penggabungan yang jarang ditemukan di situs-situs religius lainnya.
Baca Juga: Pentingnya Handle Pintu, Kecil Tapi Besar Perannya
Dengan gaya baroque (atau barok: gaya seni dan arsitektur yang berasal dari Italia dan berkembang pada abad ke-17), yang kaya akan detail, kursi ini dikelilingi oleh patung-patung para malaikat dan cahaya kemuliaan yang menggambarkan kuasa Tuhan.
Hal ini menggugah para pengunjung untuk tidak hanya melihat relik sebagai artefak sejarah, tetapi juga sebagai simbol perjalanan rohani dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Paus Fransiskus Melihat Relik Tahta Santo Petrus Sebelum Misa Pembukaan Sinode
Pada pagi hari Rabu (2/10/2024) lalu, sebelum memimpin Misa pembukaan sesi kedua Sidang Umum Sinode, Paus Fransiskus mendapat kesempatan istimewa untuk melihat relik Tahta Santo Petrus (Cathedra Sancti Petri Apostoli) di Basilika Santo Petrus, Roma.
Relik ini adalah singgasana kayu kuno yang melambangkan supremasi dan kepemimpinan Santo Petrus, Rasul pertama Yesus yang ditunjuk sebagai pemimpin Gereja.
Baca Juga: Unik, 7 Masjid Megah Ini Terbuat dari Lumpur
Relik Tahta Santo Petrus adalah salah satu simbol paling sakral bagi umat Katolik karena menggambarkan peran Petrus sebagai “batu karang” tempat Gereja Katolik didirikan.
Menurut Kantor Pers Tahta Suci, Paus Fransiskus melihat relik ini di Sakristi Ottoboni di Basilika Santo Petrus, tempat sementara relik tersebut ditempatkan selama pemulihan kanopi besar karya Bernini di atas Altar Cathedra.
Restorasi Baldachin Bernini untuk Menyambut Tahun Yubileum Harapan
Pemulihan Baldachin Bernini ini dilakukan oleh Fabric of Saint Peter, institusi Vatikan yang bertanggung jawab atas perawatan dan konservasi basilika.
Sebagai informasi, Baldachin merupakan struktur ornamen yang berbentuk kanopi dan biasanya dipasang di atas altar atau benda suci, atau untuk menutupi orang penting.
Adapun kanopi besar karya Gian Lorenzo Bernini ini melambangkan kehormatan dan kesucian altar utama di Basilika Santo Petrus, dimana Tahta Santo Petrus berada.
Baca Juga: 7 Fakta Monumen Selamat Datang di Bundaran HI Jakarta
Pemulihan Baldachin ini adalah bagian dari persiapan Yubileum Harapan 2025, perayaan besar dalam Gereja Katolik yang diharapkan akan menarik peziarah dari seluruh dunia.
Kardinal Mauro Gambetti, pemimpin Fabric of Saint Peter, mengoordinasikan proyek ini, yang mencakup upaya pemeliharaan dan renovasi untuk menjaga keindahan serta kelestarian Basilika Santo Petrus sebagai pusat iman dan sejarah.
Momen ini menjadi refleksi mendalam bagi Paus Fransiskus dan Gereja Katolik, yang menekankan pentingnya sinodalitas dan tradisi, dalam perjalanan menuju masa depan yang penuh harapan.
***Artikel disadur www.vaticannews.va dan berbagi sumber lain
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon: 021-87971014
Ponsel: 0813 8225 4684
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]