Kebanyakan produk anyaman mendong produksi Andong Jaya Perkasa dipasarkan ke Amerika, terutama untuk jenis keranjang dan jenis boks.
Jika ada peluang di sekitar Anda, untuk apa Anda harus merantau ke daerah lain? Perhatikan di sekeliling Anda, apakah ada barang atau bahkan tanaman yang bisa menjadi sumber penghasilan Anda? Jangan berpikir muluk-muluk, tanpa modal besar pun sejatinya Anda bisa mendulang sukses. Inilah yang coba ‘diingatkan’ oleh perajin lokal asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Abun Benyamin. Hanya bermodal Rp1,5 juta, kini omzet usahanya telah mencapai ratusan juta rupiah. Lantas apa jenis usaha yang ia geluti?
Abun adalah satu dari sekian banyak perajin asal Tasikmalaya yang menekuni usaha kerajinan. Sebagaimana diketahui, di daerah ini ada beragam industri kecil yang memproduksi aneka produk bernilai tambah, seperti produk kulit (tas, sepatu, jaket, dll), maupun aneka kerajinan anyaman.
Mendong adalah salah satu kerajinan anyaman yang sudah digiati masyarakat di wilayah Jawa Barat tersebut sejak 50 tahun yang lalu. Dari mendong/fimbristylis globulosa (tanaman rumput hidup di tanah basah), berbagai produk dihasilkan, seperti tikar, stationery, kotak hiasan, tas, pigura, dan produk anyaman serta produk kreatif lainnya.
“Ini usaha turunan dari orang tua saya. Awalnya mereka hanya produksi tikar mendong,” kata Abun kepada IndoTrading News, beberapa waktu lalu.
Sejak berusia 20 tahun, Abun telah diperkenalkan pada bisnis kerajinan anyaman tersebut. Pada tahun 1996, ia pun memutuskan untuk melanjutkan usaha yang diwariskan orang tuanya itu. Apalagi bahan baku mendong pun tak sulit didapatkan lataran mudah dibudidayakan.
Menamakan usahanya “Andong Jaya Perkasa”, sejumlah gebrakan dia lakukan. Tidak lagi hanya berkutat pada tikar, berbagai produk fungsional lain mulai ia produksi. Sebut saja keranjang, boks untuk berbagai keperluan, juga sandal dan anek kerajinan lainnya. Tak hanya itu, pada model dan bentuk serta warna dan tampilannya pun ia modifikasi dan perbanyak dengan berbagai variasi. Hasil inovasinya ini terbilang sukses menggaet banyak pelanggan.
Abun Benyamin, pemilik Andong Jaya Perkasa |
“Bukan hanya tikar saja. Dari mendong itu kami buat lebih banyak produk dengan banyak kegunaan dan banyak bentuknya. Bisa untuk alas piring, taplak meja, keset, sarung bantal, bahkan untuk alas atap rumah (dari dalam sehingga terlihat lebih alami) juga bisa,” terang pria jebolan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Univeristas Siliwangi, Tasikmalaya ini.
Menurut Abun, menggunakan mendong akan dapat menghasilkan produk yang lebih bagus dengan berbagai model. Apalagi mendong juga dapat dibudidayakan dalam waktu singkat (3-6 bulan bisa dipanen) sehingga produksi lebih cepat – tidak seperti pandan yang tubuh liar di hutan dan lama baru bisa dipanen. Namun demikian, dapat juga dikombinasikan dengan bahan lain, seperti eceng gondok, pandan, dan lidi.
Produk-produk yang diproduksi oleh Andong Jaya Perkasa tersebut dibandrol dengan kisaran harga mulai dari Rp10 ribu – Rp500 ribu. Untuk tas, dompet-dompet kecil atau souvenir, misalnya dijual dengan harga mulai dari Rp10 ribu; sandal anyaman dari mendong dilego per pasang mulai dari Rp15 ribu hinga puluhan ribu rupiah. Sementara untuk produk dengan ukuran yang lebih besar, seperti tikar, tempat cucian atau cermin dipasarkan dengan kisaran Rp150 ribu – Rp500 ribu.
Nah, Anda berminat bisa memilih sesuka yang Anda mau. Harga bisa nego, lho! Dan apabila membeli dalam jumlah banyak, Anda pun akan mendapatkan diskon khusus.
Pasarkan ke Amerika
Rectangular Basket Mendong |
Berbagai variasi produk yang dia tampilkan dari aneka kerajinan anyaman mendong tersebut ternyata mendapat respon pasar yang sangat baik. Produk kerajinan yang ia geluti sejak 18 tahun lalu itu kini menjadi pilihan utama oleh konsumen yang cenderung mulai bosan dengan produk-produk modern.
Pasarnya pun merambah cepat ke berbagai wilayah. Sebut saja di sekitaran Jakarta, Cirebon, Yogyakarta, Bali, dan berbagai daerah lain. Dan tak hanya dalam negeri, ternyata masyarakat internasional pun sudah menggandrungi produk natural dari mendong ini. Beberapa negara diantaranya adalah, Amerika Serikat, Spanyol, Jepang, Tiongkok, Singapura, dan lainnya.
“Kebanyakan ke Amerika Serikat, terutama untuk jenis basket (keranjang) dan boks,” ungkapnya.
Bahkan pada tahun 2010 – 2012, sebut Abun, sebanyak 70 persen produk anyaman mendong yang diproduksi Andong Jaya Perkasa dipasarkan ke luar negeri. Sementara sisanya, 30 persen dipasarkan di dalam negeri.
“Tapi kalau sekarang kelihatannya pasar Amerika dan Eropa lagi lesu sehingga pengiriman ke luar berkurang,” jelas ayah empat anak ini.
Meski demikian, Abun bersama sekira 5 karyawannya tetap semangat berusaha, berinovasi dan berkreasi memproduksi beragam produk baru. Menurutnya, pasar dalam negeri pun tak kalah dengan pasar luar negeri. Permintaan tetap tinggi dari berbagai daerah.
“Biasanya kalau sedang banyak permintaan kami akan bekerja sama dengan mitra kami yang lainnya, terutama di dalam kelompok KUB (Kelompok Usaha Bersama),” ucap pria kelahiran Tasikmalaya, 8 Juni 1964 ini. Adapun KUB tersebut beranggotakan sekitar 10 pengusaha kecil.
Abun, boleh jadi seorang wirausahawan yang cukup sukses. Dari keluarga sederhana ia berasal, kini ia menjadi pengusaha mandiri, tangguh, dan sukses. Setidaknya hal ini terbukti dengan pendapatan yang ia kantongi per bulannya mencapai Rp200-an juta per bulan. Padahal, modal awal yang ia keluarkan hanya sebesar Rp1,5 juta untuk bahan membuat tas dan dompet pesanan pelanggan pertamanya dari Yogyakarta.
“Saat-saat sekarang mungkin sekitar Rp70 juta – Rp100-an juta. Tapi pernah juga mencapai Rp200 juta per bulan,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Persaingan disebutkan Abun sangat tinggi, apalagi Tasikmalaya adalah sentra kerajinan, termasuk anyaman sejenis. Namun ia punya strategi jitu menghadapi hal tersebut. Inovasi tiada henti. Berbagai model, motif dan bentuk produk baru selalu mereka keluarkan. Di samping itu, kualitas menjadi pertaruhan utama perusahaanya.
“Biasanya setelah kami keluarkan motif atau model produk terbaru kami, baru perusahaan lainnya mengikuti (tiru),” katanya.
Rectangular Box Mendong |
Tekun dan giat penuh kesabaran sembari tetap berdoa dan memohon kepada Sang Pencipta menjadi pegangan hidupnya. Dengan begitu ia berhasil melewati berbagai tantangan dan aral yang menghadang pergumulannya.
Jatuh bangun perjalanan usahanya kini ia maknai sebagai sebuah perjuangan panjang. Kesuksesan yang telah diraihnya patut diacungi jempol. Meski segudang angan dan harapan masih tersimpan di benaknya, namun kini ia berhasil mandiri, mensejahterahkan keluarganya juga masyarakat di sekitarnya.
“Saya masih punya harapan dan cita-cita yang ingin saya capai, punya perusahaan dengan karyawan minimal 1.000 orang dengan omzet minimal satu bulan mencapai Rp5 miliar,” pungkasnya. [pius klobor/IndoTrading News]
Sungguh sebuah harapan dan cita-cita yang sangat mulia untuk memajukan dan mensejahterahkan lebih banyak orang. Maju terus pa Abun. Doa kami menyertai Anda!
BACA JUGA:
- Advertisement -