PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Suatu waktu di tengah malam, atas ajakan sepupunya, remaja kecil itu diam-diam meninggalkan rumah dan ‘kabur’ ke warnet (warung internet). Itulah momen pertama dia mengenal dunia internet.
Sepenggal kisah tersebut menggambarkan perjalanan panjang lelaki berperawakan kurus bernama Roberto Gustinov. Dia adalah Founder sekaligus CEO BNET, sebuah perusahaan internet service provider yang bermarkas di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Tekad Iriska Dewayani Tingkatkan Pertumbuhan KPR BTN
Kisah ini, diurai rinci dalam catatan panjang Safa Dalmima, sang penulis buku biografi “Roberto Gustinov – BNET Better Internet Better Life“, yang baru diluncurkan di gedung perpustakaan Baca di Tebet, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Diceritakan, Berto, demikian sapaan akrab pria kelahiran 1995, sejak SD hingga remaja adalah korban bullying. Dia kerap diejek karena fisiknya yang kecil.
“Di sekolah saya nyaris tidak punya teman, sehingga saya lebih dekat dengan sepupu saya. Saking dekatnya, hingga saya terjerumus ke berbagai aktivitas orang dewasa. Termasuk juga ketika saya diajak kabur tengah malam ke warnet. Sehingga di titik itulah saya mengenal yang namanya internet. Dan sejak saat itu, inilah yang menjadi pelarian saya ketika menghadapi kehidupan yang keras,” kata Berto mengawali kisahnya.
Baca Juga: Ibu Kota Negara Pindah, Arsitek Siapkan Konsep Lestari untuk Jakarta
Sejak saat itu, Berto menyimpan rasa penasaran dan keingintahuan yang semakin tinggi mengenai teknologi dan dunia internet. “Karena semakin tertarik, saya juga semakin ingin pasang internet di rumah. Apalagi saat itu di Karawang, internet menjadi sesuatu yang masih langka. Nah, setelah dipasang di rumah, saya malah semakin tertarik untuk ikut pasang di tempat-tempat lain, mengikuti para teknisi provider lain. Sehingga kegiatan seperti inilah yang juga menjadi pelarian saya ketika itu,” lanjutnya.
Berto sendiri bukan berasal dari keluarga berada, sebaliknya dari keluarga sederhana. Orangtuanya adalah pekerja keras yang selalu mengajarkan keuletan, ketekunan serta kemandirian pada Berto dan saudara tertuanya. Kisah Berto, bahkan sebelum dia dilahirkan juga diuraikan dalam buku setebal 181 halaman tersebut.
Buku yang ditulis dengan bahasa yang ringan, juga mengisahkan latar belakang keluarganya yang penuh perjuangan, masa kecilnya yang penuh gejolak, hingga merintis usaha sejak berusia 14 tahun, serta perkembangan BNET sebagai perusahaan internet service provider yang berpartisipasi dalam transformasi digital di kota kelahirannya, Karawang.
Baca Juga: FRP Bisa Menjadi Material Alternatif Perkuatan Struktur Eksisting
“Jadi sebenarnya buku ini ada karena papah saya yang sudah meninggalkan kami untuk selamanya di November 2021 lalu. Buku ini juga untuk mengenang beliau,” ungkapnya.
Buku tersebut digarap sejak Desember 2021 dan selesai Maret 2022. Berto berharap, semoga buku ini dapat menghibur dan juga bermanfaat, serta menjadi semangat untuk berjuang menggapai impian meski banyak hambatan yang dihadapi.
“Percayalah bahwa perjuanganmu akan memberi hasil karena waktu akan menunjukan jalannya,” tutur Berto.
Baca Juga: Perintis Triniti Properti Berencana Tetapkan Harga Right Issue Rp900 per Saham
Buku “Roberto Gustinov – BNET Better Internet Better Life” juga dilengkapi sejumlah foto yang mengisahkan perjalanan dari masa ke masa dan berbagai aktivitas bisnis yang ditulis dengan alur cerita mengalir dan mudah dimengerti.
Buku ini diterbitkan PT Litera Media Tama dengan harga Rp169.000 per eksemplar. Bisa dipesan secara online, baik di toko BNET (aplikasi Bnetku), marketplace (Shopee & Tokopedia), termasuk juga melalui media sosial BNET.
Pioneer Ekosistem Digital di Karawang
BNET dirintis Roberto Gustinov sejak tahun 2010, saat dia masih di kelas 1 SMA. BNET dihadirkan bukan semata sebagai lahan bisnis, meski perjalanan usaha ini pun menghadapi berbagai tantangan berat, bahkan dua kali nyaris gulung tikar.
Berto menuturkan, tujuan utama dihadirkan perusahaan internet service provider ini adalah untuk melayani masyarakat sekitar.
Baca Juga: American Standard Luncurkan Produk Touchless Sensor Toilet
“Saya menyadari bahwa ternyata internet ini mulai menjadi aspek kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadi saya percaya dan saya mengajak tim saya untuk ikut percaya bahwa internet yang lebih baik itu bisa menghadirkan kehidupan yang lebih baik,” terang Berto.
Sebagai perusahaan lokal, pelayanan menjadi yang utama dalam perjalanan BNET. Ini sejalan dengan visi BNET yakni memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat melalui transformasi digital.
“Itulah kenapa Better Internet Better Life,” imbuhnya.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Bangun Rumah Impian di Metaverse
Meski banyak menyasar perusahaan atau instansi pemerintah, BNET tetap hadir di tengah masyarakat dengan menyediakan internet gratis sebagai pembelajaran.
Tidak hanya itu, BNET juga memiliki beberapa program lain yang berkolaborasi dengan institusi pendidikan, hingga memberikan pendampingan terhadap siswa-siswi dan mempersiapkan mereka untuk masuk dunia kerja.
“Kami juga memiliki toko BNET, dimana kami bekerjasama dengan UMKM di Karawang. Kami sortir produk mereka untuk kemudian kami pasarkan ke customer kami. Kami juga bekerjasama dengan cafe-cafe di Karawang. Inilah yang kami bentuk, ekosistem digital,” jelasnya.
Baca Juga: Inilah Jalur Alternatif Baru, Jalan Lingkar Brebes-Tegal yang Diresmikan Presiden Jokowi
Selama 12 tahun membangun usaha ini, kini BNET terus bertumbuh dengan signifikan. Selain menyasar perusahaan dan pemerintah, sejak 2020 lalu, BNET telah menghadirkan produk baru yang disebut BHome yang menyasar ritel.
“Jaringan internet di Karawang belum merata, oleh karena itu sebagai perusahaan lokal, kami akan fokus di Karawang untuk menyebarkan internet secara merata di seluruh Karawang, sehingga digitalisasi ini baru bisa terbentuk. Setelah infrastruktur ini terbentuk kemudian kami mulai ke SDM-nya. Sehingga masyarakat Karawang dengan potensinya yang begitu besar, tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri,” ujarnya.
Selain di Karawang, ke depan BNET akan terus merambah beberapa wilayah lainnya. “Saat ini kami masih fokus di Karawang, tetapi ke depan kami akan hadir di daerah-daerah yang hampir sama dengan di Karawang, seperti di Subang dan Purwakarta,” katanya.
Soal harga, BNET mematok harga terjangkau, terutama untuk kategori ritel, yakni mulai dari Rp250.000 – 800.000 per bulan.
“Untuk corporate atau government, kami benar-benar customize, mau dari Rp1 juta sampai di atas Rp100 juta per bulan, juga kami ada,” pungkas Berto, peraih gelar CCIE (Cisco Certified Internetwork Expert) termuda asal Indonesia, di Hongkong tahun 2015.