Saat ini harga sewa hunian di Kota Bandung berkisar mulai Rp5-9 juta per bulan. Potensi ini dipandang cerah oleh Asccot untuk mengelola service residential “Somerset” di Bandung.
Bandung sebagai salah satu tujuan bisnis dan wisata memiliki potensi besar dalam bisnis sewa hunian. Rata-rata okupansi penginapan di Bandung mencapai 60 persen, bahkan meningkat hingga 90 persen di saat hari libur.
Bandung juga kian diuntungkan dengan adanya sejumlah infrastruktur besar, seperti Bandara Internasional Kertajati, double gate Tol Cikampek dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang tengah dirampungkan. Belum lagi transportasi massal modern dalam Kota Bandung, seperti Metro Kapsul yang baru diresmikan pencanangannya, pada pertengahan Februari 2018 ini.
Berbagai faktor tersebut, semakin memperkuat PT Maju Makmur Usaha Bersama, pengembang The Greko Asia Afrika Bandung untuk segera mebgoperasikan apartemen servis miliknya yang berada di jantung Kota Bandung tersebut. The Ascott Limited yang merupakan pemilik-operator serviced residence internasional terbesar di dunia, dipercaya untuk mengelola apartemen servis The Greko, dengan brand “Somerset”.
“Somerset Asia Afrika Bandung merupakan brand Somerset pertama yang akan dioperasikan di Bandung dan menjadi properti ketiga dengan merek Somerset di Indonesia,” ujar Regional GM Indonesia and Australia, VP Global Ops The Ascott Limited, Kenneth Rogers, kepada media, usai melakukan penandatanganan kerjasama di Ascott Kuningan, Jakarta, Senin (19/2/2018).
Adapun penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama The Greko Asia Afrika Bandung Francis Dina Kartantya dan Regional GM Indonesia and Australia, VP Global Ops The Ascott Limited Kenneth Rogers, yang disaksikan oleh Komisaris The Greko Asia Afrika Bandung Steve Kartantya, Direktur Marketing The Greko Asia Afrika Bandung Djeffry Sutanto dan tamu undangan lainnya.
Melalui kerjasama tersebut, pihak The Ascott Limited melalui brand Somerset dipercaya untuk mengelola 136 unit service apartment. Ada empat tipe unit yang tersedia, meliputi studio sebanyak 76 unit, tipe satu kamar sebanyak 17 unit, tipe dua kamar 34 unit dan tipe 3 kamar sebanyak 9 unit. Sementara durasi kerjasama berlaku selama 10 tahun.
“Somerset akan kami buka sekitar 12 bulan ke depan. Ukuran bervariasi, mulai dari sekitar 30 m2 untuk tipe studio hingga 99 m2 untuk tipe 3 kamar,” sambung Kenneth.
Dalam pengelolaan Somerset Asia Afrika Bandung tersebut, The Ascott Limited menawarkan konsep Serviced Residence yang setara dengan hotel bintang 4. Dengan demikian, semua kebutuhan bisa dilayani di sini, layaknya tinggal di hotel dengan berbagai kelengkapannya, seperti housekeeping, sarapan pagi dan front office.
Serviced Residence ini juga sudah fully furnished dan bisa di sewa untuk menginap dalam waktu yang singkat (daily stay) ataupun untuk waktu yang lama (satu bulan sampai dengan satu tahun).
“Pasarnya sangat luas, baik untuk individual maupun business traveler, juga family. Semua fasilitas lengkap dan sangat menunjang, seperti kolam renang, hingga fasilitas untuk anak-anak,” jelas Kenneth
Somerset Asia Afrika Bandung merupakan bagian dari The Greko Asia Afrika Bandung (The Greko), dimana The Greko sendiri merupakan sebuah kawasan mix used. Proyek di lahan seluas 5.000 meter persegi ini merangkum hunian, baik hunian pribadi maupun service apartment setinggi 12 lantai. Termasuk juga area komersial Geko Creative Hub setinggi 5 lantai dan 4 lantai basement sebagai area parkir. The Greko dibangun dengan konsep green living dan menjadi creative hub di Bandung.
“Creative Hub adalah sebuah konsep baru sebagai pusat komersial, tapi lebih kepada dunia kreatif di Kota Bandung. Apalagi Bandung juga dikenal sebagai creative city. Jadi nanti lebih kepada pengembangan fashion. Kemudian ada juga teknologi fashion dari Spanyol yang pertama di Indonesia bahkan dunia. Kami juga kerja sama dengan conclave untuk buat co working space untuk acara-acara orang kreatif atau para milenial. Untuk commercial area ini direncanakan buka bulan depan, awal Maret,” terang Direktur Marketing The Greko Asia Afrika Bandung, Djeffry Sutanto dalam kesempatan yang sama.
Sedangkan The Ascott Limited menargetkan Somerset Asia Afrika Bandung akan mulai beroperasi pada Q1 2019. Sebelumnya, Ascott juga sudah mengelola dua brand Somerset di Jakarta, yakni di Somerset Grand Citra di Kuningan, Jakarta yang dibuka tahun 1996, kemudian yang kedua Somerset Berlian Jakarta di daerah Permata Hijau yang dibuka pada tahun 2006.
“Kami targetkan okupansi Somerset Bandung sekitar 60 persen, dan diharapkan bisa lebih tinggi di weekend,” sambung Kenneth.
Saat ini sudah sekitar 3.000 unit apartemen, baik yang dimiliki maupun dikelola langsung oleh The Ascott. Jumlah tersebut ditargetkan meningkat hingga 4.000 unit hingga akhir tahun ini.
Potensi Investasi
Selain dikembangkan dengan konsep yang menarik, proyek Greko Asia Afrika Bandung yang dibangun dengan total investasi Rp450 miliar ini juga menyajikan pemadangan alam Jawa Barat yang sangat menyejukan. Salah satunya adalah Gunung Papandayan yang menjadi view terindah dari Greko Asia Afrika Bandung.
Greko juga sangat dekat dengan prapatan lima Bandung, titik pusat kota alun-alun Bandung dan Jalan Asia Afrika Bandung, sehingga mudah untuk diakses. “Proyek ini juga akan terkoneksi dengan moda transportasi massal Kota Bandung, yaitu Metro Kapsul, karena salah satu titik angkutannya persis depan proyek kami,” kata Djeffry.
Djeffry optimis jika proyek Greko akan mendapat respons positif dari konsumen, baik untuk unit di service residence maupun di private residence. Pasalnya, market hunian apartemen di Kota Bandung masih sangat besar. Kata dia, ketersediaan unit hunian vertikal masih sedikit dibandingkan dengan jumlah permintaan yang tinggi.
“Untuk tempat tinggal apartemen saja kita masih defisit, terutama di Kota Bandung. Lahan pengembangan sangat terbatas, sementara kebutuhan tinggi,” terangnya.
Apartemen milik yang dipasarkan sejak tahun lalu, kini sudah terjual hingga 85 persen dari total hanya sebanyak 100-an unit. Harga yang ditawarkan berkisar mulai Rp700-an juta hingga Rp2 miliar.
Adapun konsumen end user maupun investor hampir sebanding melihat potensi sewa yang juga cukup besar, berkisar antara Rp5-9 juta per bulan per unit.
Pengembangan The Greko sendiri direncanakan masih berlanjut melihat potensi lahan tersisa hingga 1 hektar di samping proyek yang ada saat ini.
“Dalam perencanaan, lahan tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas pertemuan berupa MICE dan mungkin mau tambah 1 hotel lagi dalam kawasan itu. Kelasnya mungkin lifestyle hotel,” tutup Djeffry.