Survei di 81 negara dan 44 bahasa yang mengungkapkan ada empat hal utama yang membentuk perilaku konsumen masa kini, yakni Resist, Retrograde, Reglocalize, dan Recreate.
PropertiTerkini.com – Remix Culture secara global telah diluncurkan oleh UM, jaringan agen media periklanan dan pemasaran milik IPG Mediabrands, pada awal Juli ini. Remix Culture merupakan edisi ulangan pertama dari kajian tahunan yang berfokus tentang budaya Wave X.
Baca Juga: Berminat Bisnis Sewa Apartemen? Berikut Tipsnya
Kajian ini melacak penggunaan media sosial dan digital serta motivasinya di 81 negara dan 44 bahasa. Hasilnya mengungkapkan empat tren yang mengubah dan membentuk perilaku konsumen modern, yakni Resist, Retrograde, Reglocalize, dan Recreate.
Remix Culture mengungkapkan, 61 persen konsumen media daring setuju bahwa merek berperan penting dalam kemaslahatan sosial. Saat merek tak sesuai dengan harapan tersebut, konsumen menuntut mereka agar bertanggung jawab dengan mengandalkan media sosial untuk menyalurkan keprihatinannya, meluncurkan dan mengembangkan gerakan “Resist” (penolakan).
Perilaku “Retrograde” tercermin dalam sikap konsumen untuk memperhatikan konten dan budaya dari beberapa dekade silam, dan merek yang menunjukkan nostalgia. Sejumlah tren generasi di masa lalu kini kembali mengemuka, mengubah gaya, bahasa, serta keyakinan pribadi:
Baca Juga: Tips Dekorasi: Menciptakan Suasana Ruangan yang Romantis
- 68 persen konsumen mendengarkan musik atau menonton film-film yang berasal dari beberapa dekade lalu.
- 57 persen konsumen menyebutkan, keluarga mereka menjalankan budaya/tradisi leluhurnya.
- 55 persen konsumen menonton acara TV yang tak lagi ditayangkan.
Menurut riset ini, keinginan konsumen global modern tentang inspirasi lokal yang dapat dijalankan dan sesuai dengan jati dirinya semakin marak ketimbang sebelumnya, sebuah tren yang dijuluki sebagai “Reglocalizing.” Dalam hal menikmati konten/produk konsumer dari beberapa negara lain, 57 persen konsumen sepakat, sejumlah merek dan produk lokal tampil lebih asli.
Kajian ini juga menemukan, makin banyak konsumen ingin memperluas dan melakukan “Recreate” atas identitas mereka. Saat ditanyai mengenai faktor-faktor tertentu yang menentukan identitas mereka, beberapa pilihan teratas mencakup tingkat kesehatan/kebugaran; sahabat; sekolah/wawasan/pendidikan; tradisi keluarga; keyakinan akan pentingnya sains/pembuktian/pemahaman; serta negara kelahiran.
Baca Juga: “Konsumen Properti Harus Hargai Value of Money”
Ketika jati diri bertambah rumit, konsumen mencermati merek-merek yang sesuai dengan faktor identitas yang multidimensi, 65 persen konsumen ini tertarik untuk berinteraksi dengan sejumlah perusahaan yang mencerminkan cara baru dalam melakukan sesuatu.
- 61 persen konsumen menyatakan, gaya pribadinya meliputi sejumlah elemen dari beragam era, budaya, dan tradisi.
- 65 persen konsumen tertarik menjajal sejumlah perusahaan yang mencerminkan cara baru untuk melakukan sesuatu.
“Remix Culture menyajikan jalur bagi keterkaitan budaya dengan memperdalam jenis-jenis konten yang menyampaikan identitas budaya dan memengaruhi perilaku konsumen,” ujar Deidre Smalls-Landau, Global Chief Cross-Cultural Officer, UM.
Baca Juga: Punya Hangers Kawat di Rumah? Berkreasilah dan Jadikan Dekorasi Rumah yang Menarik
“Sejumlah wawasan ini membuat para klien kami bisa memahami serta menjajaki tren-tren budaya secara lebih baik, terutama saat tingkat kepercayaan terus melorot, dan semakin penting bagi merek-merek tersebut untuk tampil relevan dengan budaya,” sambungnya.
Edisi Wave X dari UM kali ini, berfokus pada Remix Culture, termasuk kajian kuantitatif terhadap 56.397 pengguna aktif—mereka yang memakai internet setiap hari atau sekali dalam beberapa hari. Dijalankan dalam 44 bahasa di 81 negara, riset ini mencerminkan dunia yang dihuni 1,73 miliar pengguna internet di seluruh dunia.
Baca Juga: Dalam Waktu Singkat Ruangan Anda Terlihat Lebih Luas, Lakukan Ini!
Demikian ulasan singkat soal empat tren utama yang membentuk perilaku konsumen modern yang tentunya sangat melek akan teknologi.