PropertiTerkini.com, (CIREBON) — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah secara resmi menutup Kongres Komite Nasional Indonesia untuk Irigasi dan Drainase (KNI-ID) tahun 2024 di Cirebon, Jawa Barat, Jumat malam (21/6/2024). Agenda utama dalam pembahasan Kongres KNI-ID 2024 yakni sidang pleno pemilihan Ketua Umum KNI-ID periode 2024-2027.
Zainal Fatah menyampaikan ucapan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada pengurus KNI-ID yang lama atas dedikasinya dalam memperkuat landasan organisasi KNI-ID. Harapan juga disampaikan kepada jajaran pengurus KNI-ID terpilih untuk dapat berkontribusi aktif dalam mewujudkan cita-cita mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
Pada Kongres KNI-ID 2024 terpilih Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono sebagai Ketua Umum KNI-ID periode 2024-2027, menggantikan Ketua Umum KNI-ID periode 2021-2024 Sarwo Edi.
Zainal kembali berpesan kepada pengurus KNI-ID terpilih, dalam menjalankan organisasi harus mampu berkolaborasi dengan perguruan tinggi, melalui program kampus Merdeka.
Para mahasiswa dapat mengikuti program magang pada pekerjaan irigasi, kuliah umum tentang irigasi, maupun riset atau penelitian bersama terkait teknologi keirigasian yang bersifat aplikatif dan mengadopsi kearifan lokal.
“Kita menyadari tidak ada lompatan besar tanpa kehadiran inovasi, tanpa kehadiran teknologi. Oleh karena itu tantangan-tantangan irigasi tidak mungkin kita hadapi dengan cara-cara konvensional,” kata Zainal.
Menurut Zainal, tantangan besar masih dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia, khususnya irigasi pertanian yang disebabkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi kawasan yang berdampak pada berkurangnya lahan sawah karena beralih fungsi.
Berdasarkan pemutakhiran terhadap data daerah irigasi (DI) permukaan di Indonesia dari 7,1 juta hektar pada 2015 menjadi 8,6 juta hektar di akhir tahun 2023.
Demi mendukung ketahanan pangan nasional, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah di antaranya dalam 10 tahun terakhir secara masif telah melakukan pembangunan irigasi baru seluas 1,2 juta hektar dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 4,3 juta hektar.
“Capaian ini meningkatkan nilai Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) dari daerah irigasi yang menjadi kewenangan pusat semula 60 persen pada tahun 2015 menjadi 80 persen pada akhir tahun 2023,” kata Zainal.