Koridor timur Jakarta semakin strategis dengan captive market yang terus bertambah setiap tahunnya. Ini akan memberikan prospek bisnis yang paling tepat dan menjanjikan bagi para investor.
PropertiTerkini.com – Properti di koridor timur Jakarta, mulai dari Bekasi hingga Karawang kian bersinar dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal Ini disebabkan massifnya pembangunan infrastruktur ke kawasan dengan luas mencapai 10.000 hektar tersebut.
Baca Juga: Jika Kawasan Industri Bekapur Terintegrasi, Apa yang Akan Terjadi?
Akses utama melalui Tol Jakarta–Cikampek telah digunakan selama ini bakal disempurnakan dengan beroperasinya Tol Layang Jakarta-Cikampek yang akan dioperasikan mulai akhir tahun ini.
Sedangkan sembilan proyek yang sedang berjalan, bahkan sudah dioperasikan, antara lain proyek lanjutan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 2B, Light Rail Transit (LRT) yang telah mencapai Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Mass Rapid Transit (MRT) fase III Balaraja-Cikarang, Jakarta Outer Ring Road (JORR) tahap 2 dari Bandara Soekarno Hatta-Cilincing sepanjang 111 kilometer
Selanjutnya ada Automated People Mover (APM) yang mengoneksikan kawasan Industri di Koridor Timur Jakarta, KRL Commuter Line Double-Double Track (DDT) sepanjang 35 kilometer dan Pelabuhan Patimban dengan terminal cargo yang dapat mencakup hingga 7,5 juta TEUs, serta Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati yang sudah beroperasi sejak Juli lalu.
Baca Juga: Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Bisa Dilalui Saat Natal
Kemudahan dari dan menuju koridor timur Jakarta juga ditandai dengan lengkapnya transportasi massal yang praktis dan mudah seperti KRL Commuter Line Jakarta-Cikarang, Feeder Busway, JR Connexion, Transjakarta yang terintegrasi dengan Transpatriot serta Royaltrans.
Sementara di sektor properti pun sudah lengkap dengan ragam aset dan fasilitas unggulan yang di dalamnya sudah dilengkapi dengan pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, pusat industri, dan pusat lapangan pekerjaan.
Maka untuk mengukuhkan kawasan tersebut sebagai destinasi hunian dan investasi, dibentuklah Komite Koridor Timur Jakarta. Kesepakatan dikukuhkan Menara Batavia, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2019).
Baca Juga: BEKASI-PURWAKARTA: Menuju Megapolitan 2045
Enam pengembang properti bergabung dalam komite ini, yakni Summarecon Agung (Summarecon Bekasi seluas 240 hektar dan Summarecon Emerald Karawang seluas 40 hektar), Jababeka (5.600 hektar), Lippo Cikarang (3.400 hektar), Vasanta Innopark (100 hektar), Pollux Properti Indonesia (45 hektar) serta PP Properti (28 hektar).
Para anggota komite nantinya akan lebih mengintegrasikan berbagai keunggulan dari masing-masing developer yang sudah ada di dalamnya. Dalam hal ini akan dilakukan berbagai kegiatan marketing dan branding yang lebih terintegrasi untuk saling mendukung satu sama lain, diantaranya yaitu kegiatan Talkshow hingga Exhibition bersama yang rencananya akan diadakan dalam waktu dekat.
Prospek Paling Menjanjikan
Saat ini, koridor timur Jakarta juga telah menjadi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja. Lebih dari 50.000 industri dari setidaknya 30 negara, baik nasional maupun multinasional beroperasi di kawasan industri kelas dunia seperti, seperti di Kawasan Industri MM2100, Jababeka Industrial Estate, Delta Silicon Industrial Park Lippo Cikarang, Bekasi International Industrial Estate, dan East Jakarta Industrial Park (EJIP).
Baca Juga: REI Jabar: Backlog Rumah 3,5 Juta, Kuatnya di Kawasan Industri
Kehadiran industri, pembangunan infrastruktur yang lengkap, serta peran serta developer ternama dalam menghadirkan hunian menjadikan Koridor Timur Jakarta sebagai destinasi investasi dan hunian yang paling potensial.
Captive market yang terus bertambah setiap tahunnya memberikan prospek bisnis yang paling tepat dan menjanjikan bagi para investor baik nasional dan internasional.