PropertiTerkini.com, (TANGERANG) — Bank Sampah SELARAS menjadi jawaban inovatif bagi masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus memenuhi kebutuhan ekonomi.
Melalui pendekatan ekonomi sirkular, program dari Sinar Mas Land ini tidak hanya mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah, tetapi juga memungkinkan mereka menabung jutaan rupiah, bahkan membiayai pendidikan anak dari hasil menabung sampah.
Baca Juga: Inisiasi Paramount Petals Melalui Biokonversi dan KURASAKI, Sampah Kini Jadi Berkah
Inisiatif ini menjadi wujud nyata bagaimana kepedulian terhadap lingkungan bisa berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Untuk diketahui, Bank Sampah SELARAS merupakan salah satu program dari Sentra Edukasi Kelola Lingkungan Bersih & Asri (SELARAS) & Ecosystem—sebuah program pengelolaan lingkungan terpadu yang berfokus pada edukasi dan pengelolaan sampah secara mandiri berbasis prinsip ekonomi sirkular.
Kegiatan ini juga merupakan komitmen Sinar Mas Land dalam mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals) melalui pemberdayaan masyarakat.
Program Bank Sampah SELARAS Berbasis Ekonomi Sirkular
Program Bank Sampah SELARAS yang berlokasi di Kampung Cicayur, Desa Pagedangan, Kabupaten Tangerang, telah berlangsung sejak tahun 2024.
Program ini memungkinkan warga menukarkan sampah anorganik menjadi tabungan. Tak kurang dari 40 jenis sampah diterima dan dikonversi menjadi nilai rupiah (tabungan bank sampah).
Baca Juga: Kementerian PU Selesaikan Konstruksi Tempat Pengolahan Sampah Modern di IKN
Misalnya, satu kilogram botol plastik bersih dihargai Rp6.000, sementara kertas putih (seperti HVS) dihargai Rp1.500/kg, dan kardus Rp2.000/kg.
Sampah-sampah ini dikumpulkan dari lingkungan sekitar, mulai dari rumah tangga hingga area bantaran sungai.
Kisah inspiratif datang dari Huriah (53) dan Usbandiyah (46), dua warga yang menjadi penerima manfaat Bank Sampah SELARAS.
Mereka rutin menyetorkan sampah rumah tangga dan lingkungan, lalu mengubahnya menjadi tabungan.
“Alhamdulillah, dalam dua tahun saya berhasil menabung hingga Rp8 juta,” ujar Huriah. “Sampah yang biasanya dibuang, kini bisa bantu ekonomi keluarga.”
Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Perlu Perhatikan Pengelolaan Sampah Menjadi Reduce, Reuse, Recycle
Usbandiyah, yang juga berprofesi sebagai penjahit rumahan, menambahkan bahwa hasil tabungannya tak hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga membantu biaya kuliah anaknya.
“Setiap bulan bisa dapat sekitar Rp400.000. Dalam dua tahun bisa kumpul Rp8 juta. Biaya kuliah anak jadi lebih ringan,” tuturnya.
Selaras Ecosystem Perluas Dampak Lingkungan & Sosial
Tidak hanya Bank Sampah, SELARAS Ecosystem juga mencakup berbagai program lain yang memberikan dampak sosial dan lingkungan.
Antar lain adalah Rumah Pupuk SELARAS yang mengolah sampah organik menjadi pupuk, serta program Plastic to Food dan Plastic to Book—konsep penukaran sampah plastik dengan bahan pangan dan buku.
Ada pula Waste Management School, yakni wadah edukasi bagi pelajar dan masyarakat tentang tata kelola sampah.
Baca Juga: Tren Ritel Semi-Outdoor Semakin Diminati, Lebih Menguntungkan!
Hingga 2024, lebih dari 3.700 warga telah berpartisipasi dalam program ini dan berhasil mengumpulkan lebih dari 8 ton plastik bekas.
Inovasi dalam pengolahan sampah juga ditunjukkan dengan pemanfaatan teknologi pirolisis, dimana sebagian besar plastik yang terkumpul diproses menjadi BBM jenis solar.
Selain itu, plastik juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pembuatan aspal plastik.
“Kami percaya bahwa pengelolaan sampah yang terstruktur dan inklusif tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga mampu mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi warga,” ujar Dony Martadisata, Managing Director President Office Sinar Mas Land.
Komitmen Jangka Panjang untuk Komunitas
Baca Juga: Daikin Kantongi 3 Sertifikat ISO Sekaligus, Ini Dampaknya untuk Konsumen

Sinar Mas Land menegaskan bahwa SELARAS Ecosystem adalah komitmen jangka panjang untuk menciptakan perubahan positif berbasis komunitas.
Tidak hanya menyasar persoalan lingkungan, pendekatan ini mendorong terciptanya inklusivitas sosial dan kemandirian ekonomi.
“Ke depan, kami akan terus memperluas jangkauan program ini agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak komunitas di berbagai wilayah,” tambah Dony.
Model seperti SELARAS Ecosystem dinilai potensial untuk direplikasi di berbagai daerah sebagai bentuk pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat.
Baca Juga: IFEX 2026 Dorong Akselerasi Ekspor Mebel Indonesia, Siap Tembus Pasar Non-Tradisional
Hal ini membuka peluang besar untuk kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat demi membentuk masa depan yang berkelanjutan.
Program ini menjadi bukti bahwa inovasi kecil seperti memilah sampah bisa berdampak besar—tidak hanya menyelamatkan bumi, tetapi juga membuka akses pendidikan dan kesejahteraan.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com