PropertiTerkini.com, (SINGAPORE) — Adopsi kecerdasan buatan (AI) dalam perusahaan real estat kian pesat. Berdasarkan survei global terbaru yang dilakukan oleh Colliers dan CoreNet Global, sebanyak 78% responden dari kawasan Asia Pasifik percaya bahwa AI akan memberikan dampak transformasional atau signifikan terhadap sektor ini.
Survei ini dilakukan selama rangkaian Global Summit 2024-2025 CoreNet Global di Eropa, Amerika Utara, dan Asia Pasifik, dan melibatkan 422 profesional real estat dari berbagai latar belakang seperti manajer portofolio, direktur fasilitas, ahli strategi properti, dan pemimpin teknologi.
Baca Juga: Cap Rate Industri Melonjak di Q1 2025: Investor Fokus ke Jakarta dan Seoul
Hasilnya mencerminkan pergeseran besar ke arah pengambilan keputusan berbasis AI, efisiensi operasional, dan strategi portofolio yang lebih canggih.
Bahkan, kawasan Asia Pasifik disebut sebagai wilayah dengan kemajuan paling cepat dalam penerapan sistem bangunan cerdas dan efisiensi operasional berbasis AI.
Inovasi AI Sudah Terlihat di Asia Pasifik
Sebanyak 78% responden dari Asia Pasifik menyoroti bahwa AI telah membawa manfaat nyata pada beberapa bidang utama: location intelligence, manajemen fasilitas, administrasi sewa, dan strategi portofolio.
Mike Davis, Managing Director Occupier Services Colliers Asia Pasifik, mengatakan, “Di Asia Pasifik, para adopter awal AI sudah melihat hasilnya, terutama dalam sistem bangunan pintar dan efisiensi operasional. Perubahan yang terjadi sangat cepat dan menyenangkan untuk diamati.”
Lebih lanjut, Davis menekankan bahwa adopsi AI bukan lagi soal masa depan, melainkan realitas saat ini.
“Data menunjukkan adanya dorongan kuat menuju implementasi, dengan sebagian besar responden di semua wilayah sudah menjalankan strategi AI atau akan melakukannya dalam 18 bulan ke depan,” terangnya.
Strategi AI Bergerak dari Eksplorasi ke Implementasi
Survei ini juga mencatat percepatan yang signifikan dalam adopsi AI secara global. Lebih dari 60% responden menyatakan bahwa mereka telah mengimplementasikan strategi AI atau berencana melakukannya dalam waktu dekat.
Tim Venable, Senior Vice President of Research and Content Development di CoreNet Global, mengatakan, “Organisasi kini tengah secara aktif mengintegrasikan AI dalam strategi real estat korporat mereka—mulai dari otomatisasi manajemen sewa hingga perencanaan ruang prediktif. Pertanyaannya bukan lagi apakah AI akan berdampak, tetapi seberapa cepat hal itu terjadi.”
AI juga dinilai mampu memberikan efisiensi lebih tinggi dalam pengelolaan gedung dan portofolio, sehingga perusahaan bisa mengambil keputusan strategis dengan data yang lebih akurat dan real-time.

Dampak terhadap Tenaga Kerja Tetap Seimbang
Meskipun AI berpotensi mengubah cara kerja, hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melihat adanya perubahan besar dalam jumlah tenaga kerja.
Artinya, AI lebih dilihat sebagai alat bantu untuk meningkatkan produktivitas, bukan sebagai ancaman terhadap lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Kementerian PU Gelar CreatIFF 2025, Menjawab Tantangan Pembiayaan Infrastruktur yang Kreatif
Hal ini sejalan dengan temuan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum, yang menyebutkan bahwa AI akan menggantikan beberapa peran, namun juga menciptakan jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com