PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Pasar perhotelan Jakarta tetap menunjukkan ketahanan yang kuat pada kuartal keempat 2024 meskipun menghadapi tantangan berupa pengurangan anggaran untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).
Faktor utama yang menjaga stabilitas ini adalah tingginya aktivitas bisnis korporat serta berbagai acara Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Baca Juga: Tarif Hotel di Indonesia Naik 8% pada 2024, Capai Rekor Tertinggi!
Menurut laporan terbaru dari Colliers Indonesia, meskipun pemotongan anggaran sebesar 50% diumumkan pada November 2024 lalu, dampaknya terhadap hotel-hotel di Jakarta relatif kecil.
Tingginya permintaan ruang meeting dan acara bisnis selama Oktober hingga pertengahan Desember menjaga tingkat hunian hotel tetap stabil.
Ferry Salanto, Head of Research di Colliers Indonesia, menjelaskan bahwa kuartal keempat umumnya menjadi periode sibuk bagi hotel bisnis di Jakarta.
Baca Juga: Okupansi One Global Resorts Green Square Tembus 98,3% di Tiga Bulan Terakhir
“Dari kuartal ketiga hingga pertengahan Desember, aktivitas bisnis pemerintah dan korporat meningkat, terutama sebelum liburan Natal dan Tahun Baru. Hal ini mendorong tingkat hunian hotel, terutama yang berbintang 4 dan 5,” ujarnya.
Namun, pada paruh kedua bulan Desember, tren musiman mulai terasa. Banyak perusahaan dan instansi pemerintah mengurangi aktivitas, sementara sebagian besar masyarakat memilih untuk bepergian ke luar Jakarta. Akibatnya, tingkat hunian hotel mengalami penurunan signifikan di akhir tahun.
Strategi Bisnis Perhotelan Jakarta 2025: Mengantisipasi Penurunan Musiman
Menghadapi kuartal pertama 2025, para pelaku industri perhotelan di Jakarta dihadapkan pada tantangan baru.
Baca Juga: AEON Indonesia dan EASTVARA Wujudkan Komitmen Lingkungan Lewat Aksi Nyata!
Sejarah menunjukkan bahwa awal tahun sering kali menjadi periode dengan kinerja lebih rendah bagi sektor perhotelan, seiring dengan perlambatan aktivitas bisnis setelah musim liburan.
Selain itu, Ramadan yang jatuh pada bulan Maret 2025 juga diperkirakan akan berdampak pada menurunnya permintaan kamar hotel.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan peluang pertumbuhan. Sejumlah konser dan acara besar yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta sebelum bulan puasa diharapkan mampu meningkatkan tingkat okupansi hotel, setidaknya di area tertentu.
Optimisme di Tengah Tantangan
Baca Juga: Danakini Finance Resmi Tersedia di 500+ Toko Kawan Lama, Cek Keuntungannya!

Meskipun terdapat faktor-faktor yang dapat menekan performa industri perhotelan di awal 2025, optimisme tetap ada.
Jakarta sebagai pusat bisnis tetap menjadi destinasi utama untuk kegiatan MICE, sehingga permintaan terhadap fasilitas hotel berbintang 4 dan 5 masih tinggi.
Baca Juga: 5 Tips Keuangan Terbaik 2025 untuk Pekerja Baru dan Keluarga Muda
Dengan strategi yang tepat, industri perhotelan di ibu kota dapat bertahan dan bahkan berkembang di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Bagi investor dan pemilik hotel, memahami pola musiman ini sangat penting dalam merancang strategi bisnis ke depan.
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon: 021-87971014
Ponsel: 0813 8225 4684
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]