Jemmy Kurniawan, Project Chief Executive Officer BlackSteel Properties
Komitmen dan pendirian selalu dia pegang teguh. Tak ada putus asa dalam setiap kegagalan yang menghampirinya. Meski sempat tak dipercaya oleh orang tuanya, kini dia buktikan bahwa properti adalah pilihan hidupnya. Melalui bisnis ini, pria muda yang akan berulang tahun di 25 Oktober 1980 ini terus berupaya untuk mencapai target yang telah ia tentukan.
Jemmy Kurniawan kini adalah Project Chief Executive Officer (CEO) pada BlackSteel Properties – sebuah perusahaan pengembang yang tengah tumbuh dan dengan fokus pembangunan pusat perbelanjaan di berbagai daerah di Indonesia. Pencapaian karirnya kini tak lepas dari berbagai kegagalan yang pernah dia alami. Kegagalan dia sebut sebagai batu loncatan menuju kesuksesan yang dikatakannya sebagai target yang hendak dia capai.
Berbicara santai di tepian kolam renang Santika Hotel, Slipi, Jakarta, Jemmy menuturkan arah perjalanan hidupnya hingga menemukan passion-nya kini. Jemmy, keseharian dia disapa, menyelesaikan pendidikan sarjana Akuntansi di University of Southern California 2001 dan sarjana Keuangan di universitas yang sama.
Sempat bekerja sekitar dua tahun di sebuah perusahaan asuransi di Amerika, Jemmy pun melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan meraih gelar MBA (Master of Business Administration) dengan disiplin ilmu entrepreneurship di Loyola Marymount University, pada 2006. Pilihannya ini tentu cukup beralasan, pasalnya, Jemmy dituntut untuk dapat mandiri atau bahkan mungkin menjadi pewaris bisnis ayahnya di bidang garmen.
Sekembalinya dari negeri Paman Sam akhir 2006, Jemmy mulai mengembara di dunia bisnis. Ia mulai mencoba beberapa usaha sembari mencari dan menemukan bisnis yang cocok untuk dijalankan. Sempat terjun ke bisnis pertambangan batu bara dan perkebunan, Jemmy kemudian menjadi supplier bahan lantai dari Tiongkok sekitar enam bulan, namun akhirnya ditutup.
“Saya lihat bisnis ini susah di-expand. Ya, begitu-begitu saja,” kisahnya.
Tak berhenti di situ, atas anjuran ayahnya, Jemmy membuka sebuah perusahaan daur ulang plastik di wilayah Kemang, Bogor, Jawa Barat. “Papa saya bilang, coba kamu buka sebuah pabrik khusus untuk recycling,” kata Jemmy mengulang ucapan ayahnya.
Di bawah payung PT. Intercon Plastik Abadi, perusahaan ini pun cukup sukses, saat itu. Bahkan, bahan mentah daur ulang plastik tersebut bisa diekspor ke Tiongkok hingga satu ton per bulan. Namun, perusahaan ini pun akhirnya tutup pada 2013 lalu.
“Persaingan cukup tinggi dengan bijih plastik original. Belum lagi operasional perusahaan yang sangat besar, sehingga saya pikir lebih baik distop dulu. Dan saya juga belum menemukan passion saya,” tegas Jemmy.
Cukup berat mengambil keputusan ini. Berulang kali gagal, namun Jemmy tak putus asa. Semangat pantang menyerah. Kepercayaan orang tuanya pun mulai mengendor. Meski begitu, Jemmy terus melangkah mencari dan menemukan bisnis yang tepat baginya.
Tahun 2013, Jemmy mendirikan Harapan Land Property. Area pabrik dirombak menjadi mini klaster “Green Kemang Valley”. Kompleks kecil dengan 30 unit rumah dan 15 bangunan ruko. “Rambah properti juga atas dorongan teman-teman, termasuk pak Michael Riady,” ucapnya. Kini, proyek perumahaan perdana itu dijalankan oleh orang kepercayaannya.
“Saya sekadar memberi input,” katanya menambahkan.
Pengalaman Berharga
Setelah melanglang-buana di berbagai bidang bisnis, Jemmy pun akhirnya menambatkan pilihannya di properti. Jemmy menerima ajakan teman lamanya Michael Riady untuk menjalankan BlackSteel Properties, pertengahan April 2014 lalu.
Awalnya, Jemmy dipercaya menggawangi operasional kantor, sekira enam bulan. Namun oleh Michael Riady, CEO dan Isaak Tanihaha, Chief Operating Officer, Jemmy dipercaya menangani sejumlah proyek pembangunan pusat perbelanjaan di beberapa daerah.
“Banyak sekali yang harus dikerjakan, sehingga saya diserahkan tanggung jawab untuk menengani beberapa proyek yang akan dibangun dalam waktu dekat ini,” cerita Jemmy.
Bukan perkara mudah bagi Jemmy. Minim pengalaman namun diserahi tanggung jawab besar untuk menangani sebuah project besar pula. Project pertamanya adalah terlibat langsung pembangunan Shopping Mall, Tanjungpinang City Center di Tanjungpinang, Kepualaun Riau (Kepri), akhir 2014 lalu.
“Terus terang saya tidak punya pengalaman, apalagi soal bangun mal. Saya punya keyakinan. Saya berjalan dengan keyakinan bahwa saya pasti bisa. Saya harus coba, dan ternyata bisa. Apalagi saya sangat disupport dan terus didampingi,” jelas Jemmy.
Banyak hal yang harus ditangani langsung oleh Jemmy. Mulai dari proses perijinan, pembangunan, termasuk konstruksinya dan mencari tenant-tenant yang nantinya akan mengisi mall tersebut. Juga mencari pinjaman ke bank.
“Dan yang paling penting adalah mendapatkan support dan dukungan dari pemerintah setempat. Ini yang terkadang paling sulit,” ujar bungsu dari dua bersaudara ini.
Family and lifestyle mall ini rencananya mulai dibuka Desember 2015 mendatang. Jemmy yakin, project pertamanya ini akan berjalan sukses sesuai target. Menyusul project pusat perbelanjaan berikutnya adalah di Prabumulih Kota Palembang, Dumai di Riau, selanjutnya di Bondowoso dan Banyuwangi. “Project kami banyak sekali, baik yang sudah dibangun maupun akan dibangun, seperti di Papua, Kupang, Ponorogo, dan Ambon yang sudah beroperasi, tapi itu bukan saya.”
Lebih dari itu, Jemmy juga dituntut harus bisa membuat konsep matang, sebelum sebuah mal dibangun. Membaca kondisi perekonomian dan perputaran uang di setiap kota, lokasi yang akan dibangun sebuah mal.
“Ini membutuhkan analisis yang tajam dan akurat. Kita harus tahu daya beli dan kemampuan penduduk sebuah kota, karena setiap tempat tentu berbeda. Jadi kita harus pikir konsep mal yang tepat yang akan dibangun seperti apa. Termasuk tenant-nya,” terang pehobi golf ini.
Passion
Kini, properti telah menjadi pilihan hatinya. Michael Riady adalah salah satu yang sangat berjasa dibalik pilihannya itu. “Mungkin kalau tidak ketemu dia, saya masih di pabrik,” katanya. Melalui bisnis properti, Jemmy kembali bergairah melangkah.
“Saya suka di sini. Bisa ke lapangan di berbagai daerah dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang berbeda,” jelas penyuka masakan Padang ini.
Tak hanya itu, di properti, Jemmy yang sejak Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Singapura tersebut juga semakin tahu dan mengenal berbagai daerah dan budayanya.
“Jadi semakin membuka wawasan saya. Sebelumnya saya cuma tahu Jakarta dan Bali,” ucapnya sumringah.
Meski sudah berulang gagal, pria yang akan berusia 35 tahun ini pun terus mendekati puncak kesuksesan. Sejumlah impian besar telah dia patok, setidaknya lima tahun mendatang. Bersama BlackSteel, Jemmy menargetkan akan membangun lima mal dalam lima tahun mendatang. Tidak hanya itu, 1.000 rumah dan sebuah sekolah pun akan dia bangun bersama Harapan Land Property.
“Setidaknya ini yang bisa saya lakukan, sementara ini. Semoga bisa terwujud,” katanya mengakhiri. [Pius/Property and The City]
[…] Jemmy Kurniawan: Temukan Passion di Properti […]