Pelita Promo Internusa-RHVAC 2024
Thursday, September 19, 2024
Pelita Promo Internusa-RHVAC 2024

Surakarta Catatkan Kenaikan Harga Bulanan Rumah Seken Tertinggi Mencapai 6,3 Persen

Secara umum, berdasarkan Indeks Harga Rumah Seken Rumah123, tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2% pada Juli 2024 dibandingkan dengan Juli 2023.

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Rumah123 Flash Report edisi Agustus 2024 menunjukkan kenaikan harga tahunan rumah seken di 13 kota besar Indonesia sebesar 2 persen. Sebanyak 11 dari 13 kota dalam Indeks Harga Rumah Seken mengalami kenaikan harga bulanan rumah seken, dengan Surakarta atau Solo memimpin kenaikan tertinggi sebesar 6,3 persen.

Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga rumah seken secara konsisten masih dipegang Denpasar, yakni 19,8 persen.

Baca Juga: Tren dan Potensi Pasar Rumah Seken di Jakarta, Usai Lepas Status Ibu Kota ke IKN

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menjelaskan, sejak Agustus 2023 lalu, Surakarta atau Solo mencatatkan pertumbuhan harga tahunan yang cukup konsisten hampir di setiap bulannya.

“Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada bulan November 2023 lalu, yakni sebesar 8,3% year-on-year (yoy).

Harga rumah di Surakarta meski mengalami fluktuasi setiap bulannya, secara umum menunjukkan tren yang meningkat sejak awal tahun 2023 lalu,” katanya.

Dari sisi permintaan (enquiries), Surakarta sempat mengalami penurunan permintaan yang signifikan pada periode Februari-Maret 2023.

Permintaan rumah yang dijual turun 37,9% di bulan Februari 2023 dan permintaan rumah yang disewa turun 38,4% pada Maret 2023.

Baca Juga: Swancity-Lavon Bagi-bagi Hadiah Menarik untuk Konsumen: Mobil Listrik dan Beragam Kejutan dengan Total Rp400 Juta

Namun memasuki tahun 2024, permintaan rumah yang dijual naik 61% secara tahunan, dibandingkan Februari 2023, dan rumah yang disewa naik 36,5% dibandingkan Maret 2023.

Jika disimpulkan, tren ini mengindikasikan permintaan rumah yang dijual dan disewa di Surakarta secara umum bergerak naik meski terbilang fluktuatif.

Sepanjang periode Januari-Juli 2024, area paling populer dalam permintaan rumah seken di Surakarta adalah Banjarsari (35,2%), Jebres (30,4%) dan Laweyan (22,3%).

Sementara, Serengan dan Pasar Kliwon mencatatkan proporsi popularitas yang lebih kecil di 7,1% dan 4,9%.

Salah satunya dikarenakan Serengan dan Pasar Kliwon memiliki area yang lebih kecil dibandingkan kecamatan lainnya, sehingga mencatatkan permintaan yang lebih sedikit.

Baca Juga: Paramount Land Rilis Hunian Premium Grand Pasadena Village di Pasadena Central District, Kawasan Mixed-use Seluas 40 Hektar di Gading Serpong

Sementara wilayah lain, seperti Banjarsari dan Laweyan merupakan dua area yang terbilang strategis lantaran juga berlokasi paling dekat dari Bandar Udara Adi Soemarmo.

Segmen Harga Rumah Rp1-3 Miliar Paling Diminati di Surakarta

Berdasarkan data Rumah123, permintaan rumah seken di Banjarsari didominasi kelas menengah atas.

Permintaan tertinggi tercatat pada rentang harga Rp1-3 miliar (40,7%) diikuti rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar (30,8%).

Sementara properti dengan harga di atas Rp3 miliar juga mencatatkan permintaan yang cukup tinggi, sebesar 19,4%.

Di Jebres, permintaan didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas dengan proporsi permintaan tertinggi terdapat pada harga Rp400 juta-Rp1 miliar (37,3%) diikuti oleh rentang harga di bawah Rp400 juta (33,3%). Sementara segmen harga Rp1-3 miliar mencatatkan permintaan sebesar 22,4%.

Laweyan dan Serengan menunjukkan karakteristik pasar yang mirip, didominasi oleh kelas menengah dan menengah-atas.

Baca Juga: SPS Group Resmi Luncurkan Penjualan Fase 1 Cluster MIZUMI, Hunian Modern Rp690 Jutaan di Township Cikarang International City (CINITY)

Permintaan tertinggi berada pada rentang harga Rp1-3 miliar, dengan proporsi sebesar 24,5% di Laweyan dan 27,4% di Serengan.

Di segmen harga Rp400 juta-Rp1 miliar, permintaan tercatat sebesar 21,1% di Laweyan dan 20,2% di Serengan.

Untuk properti dengan harga di atas Rp5 miliar, permintaan di Laweyan cukup tinggi, mencapai 22,3%, sementara di Serengan sebesar 14,3%.

Di sisi lain, Pasar Kliwon mencatat permintaan dari kelas menengah dan menengah bawah, dengan proporsi permintaan tertinggi untuk properti di bawah Rp400 juta sebesar 42,7%.

Selanjutnya, permintaan rumah dengan harga Rp1-3 miliar tercatat 29,9%, dan untuk harga Rp400 juta-Rp1 miliar sebesar 20,5%.

Generasi Muda-Dewasa Mendominasi

Pencari properti di Surakarta didominasi oleh mereka yang berusia 25-34 tahun (31,6%), disusul kelompok usia 45-54 tahun (23,6%), 18-24 tahun (18,1%), 35-44 tahun (17,9%), 55-64 tahun (8,7%), dan di atas 65 tahun (0,3%).

Sementara dari sisi asal domisili, mayoritas pencari properti berasal dari Surakarta sendiri, sebesar 24,3%, diikuti individu asal Jakarta (19,1%), Semarang (17,1%), dan Surabaya (4,3%).

Baca Juga: Perkuat Portofolio Proptech Asia-Pasifik, Living Lab Ventures Jadi Investor Strategis Baru di Perusahaan Induk Lamudi

Permintaan dari Jakarta serta kota-kota besar lainnya, seperti Semarang dan Surabaya, menunjukkan persentase yang cukup signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2024.

Ke depan, posisi Surakarta akan semakin diperkuat oleh jaringan tol Yogyakarta-Surakarta, yang menghubungkan kawasan Surakarta Raya dengan Yogyakarta.

Akses ke Bandara Internasional Yogyakarta juga menjadi semakin mudah. Dengan adanya tol yang menghubungkan Surakarta dan Yogyakarta, sektor pariwisata di kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya semakin terintegrasi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada sektor properti, terutama dalam hal penyediaan akomodasi di Surakarta dan sekitarnya.

Tren Harga Rumah Naik 2 Persen

Sedangkan secara umum, berdasarkan Indeks Harga Rumah Seken Rumah123, tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2% pada Juli 2024 dibandingkan dengan Juli 2023.

Denpasar menjadi kota yang mengalami kenaikan harga tahunan tertinggi, sebesar 19,8% diikuti Bogor (8,5%) dan Surakarta (6,2%).

Di kawasan Jabodetabek, selain Bogor, ada dua kota yang mencatat kenaikan tipis untuk harga tahunan rumah seken, yakni Depok (1,9%) dan Tangerang (1,6%).

Baca Juga: Jakarta Wedding Festival 2024 Hadirkan 500 Exhibitor, Tawarkan Banyak Promo Eksklusif

Sementara di Pulau Jawa, selain Surakarta, tiga kota juga mengalami kenaikan harga tahunan, seperti Semarang (4,6%), Yogyakarta (3,8%), Surabaya (0,6%) dan Bandung (0,5%).

Di luar Pulau Jawa, kenaikan harga tahunan tak hanya dialami Denpasar, Medan turut mencatat kenaikan tipis sebesar 0,6%.

Tren permintaan rumah seken di Surakarta
Tren permintaan rumah seken di Surakarta. (Dok. Rumah123)

Dari segi selisih antara pertumbuhan harga dengan pergerakan inflasi tahunan, terdapat 5 kota memperoleh selisih tertinggi, yaitu Bogor (6,1%), Semarang (2,8%), Yogyakarta (1,6%), Surakarta (4,3%), dan Denpasar (16,1%).

“Pada periode Juni lalu selisih pertumbuhan harga di atas laju inflasi tahunan hanya dialami 3 kota, sedangkan per Juli telah mencapai lima kota,” ungkap Marisa.

Baca Juga: Perumnas Samesta Parayasa Luncurkan New Cluster Calathea di Barat Serpong

Hal ini, menurutnya, mengindikasikan pertumbuhan Indeks Harga Rumah Seken secara tahunan yang cukup signifikan dibandingkan periode Januari hingga April lalu.

“Hal ini akan semakin berdampak positif pada kepemilikan atau investasi properti mengingat nilai properti yang meningkat lebih cepat daripada laju inflasi, sehingga akan memberikan potensi pertumbuhan nilai keuntungan yang lebih tinggi,” tutup Marisa.

Baca berita lainnya di GoogleNews

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

Klaster Lily, Paramount Petals
Klaster Lily, Paramount Petals

BERITA TERBARU

Demo Half Page