International Built Environment Week (IBEW) 2024 (728x90)
Thursday, September 12, 2024
Pelita Promo Internusa-Safe Work Indonesia 2024

Curahman: Kawasan Industri Masih Menjadi Magnet Penjualan Rumah Subsidi di Bekasi

Curahman meminta perbankan memberikan kemudahan dalam persyaratan kepada calon konsumen rumah subsidi, khususnya kepada pekerja informal.

PropertiTerkini.com, (CIKARANG) — H. Curahman, Ketua REI Komisariat Bekasi, tidak menampik kondisi ekonomi saat ini sedang tidak bagus-bagus saja.

Setelah wabah Covid ekonomi dinilai belum pulih dan bangkit, yang imbasnya pada daya beli masyarakat membeli properti.

Baca Juga: REI Komisariat Bekasi Gelar Halal Bi Halal, Upaya Menjaga Gairah Para Pengembang di Bekasi

Sektor rumah komersial, misalnya, dalam beberapa tahun ini agak sulit penjualannya karena kondisi ekonomi yang sedang tidak baik.

“Dampaknya pada rumah komersial penjualan kurang,” kata Curahman, disela-sela acara yang digelar REI Komisariat Bekasi di sebuah hotel di Cikarang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Yang paling dirasakan untuk rumah komersial, lanjut Curahman, adalah rumah dengan harga di atas Rp500 jutaan. Selain landed house, yang juga terpukul adalah apartemen. Saat ini banyak apartemen yang sudah dibangun tetapi mangkrak karena penjualan yang sulit.

Walaupun di tengah kondisi ekonomi yang belum baik, Curahman menilai sektor rumah subsidi khususnya di Bekasi masih menjanjikan. Para pengembang rumah subsidi di Bekasi masih bisa berjualan dan konsumennya pun ada.

Baca Juga: Rilis Koleksi Terbaru, Indogress Kenalkan Fitur Keramik Slip Guard Technology di Pameran Megabuild dan Keramika Indonesia 2024

“Penjualan rumah subsidi menurut saya masih bagus,” ujar Curahman, yang belum lama terpilih sebagai Ketua REI Komisariat Bekasi.

Faktor yang membuat penjualan rumah subsidi masih bagus di Bekasi, lanjut Curahman, Bekasi adalah kawasan penyangga Jakarta. Ribuan orang yang bekerja di Jakarta punya rumah dan menetap di Bekasi.

Faktor terpenting Bekasi adalah kawasan industri yang terbesar di Asia Tenggara. Ada jutaan pekerja yang bekerja di kawasan industri mulai dari Cikarang hingga Kerawang.  Para pekerja inilah pasar yang menjanjikan untuk rumah subsidi.

“Ke depannya walaupun secara nasional penjualan rumah subsidi menurun tetapi untuk Bekasi akan bertahan karena magnetnya berupa kawasan industri ada di sini,” tegas Curahman.

Tidak kalah penting adalah faktor UMR di Bekasi yang tertinggi di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Dengan UMR yang tinggi para pekerja pabrik mampu untuk mencicil rumah subsidi.

Baca Juga: Rilis Koleksi Terbaru, Indogress Kenalkan Fitur Keramik Slip Guard Technology di Pameran Megabuild dan Keramika Indonesia 2024

Di daerah lain yang kawasan industrinya juga berkembang, tetapi UMR pekerja kecil akan menyulitkan untuk mencicil rumah subsidi. Kita tahu UMR tidak sama antar daerah, ada yang tinggi ada yang lebih rendah.

“Di Majalengka, misalnya, kawasan industrinya berkembang dan tumbuh, tetapi upah buruhnya untuk membeli rumah subsidi belum cukup karena UMR yang kecil. Akibatnya, penjualan rumah subsidi di Majalengka lebih susah,” jelas Curahman.

Faktor infrastruktur yang massif dibangun di timur Jakarta juga menjadi pendorong masih tingginya penjualan properti di Bekasi. Pembangunan jalan tol, LRT, kereta cepat mengarah ke timur Jakarta. Tidak heran kalau pertumbuhan properti perumahan di Bekasi masih terus bergerak naik.

“Dulu Bekasi terkesan sebagai pemukiman buangan. Sekarang sudah menjadi kota yang luar biasa karena semua infrastruktur lewat Bekasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Perumahan Krakatau Steel Terbengkalai? Ternyata Disulap Jadi Kota Mandiri Krakatau Urban Valley Senilai Rp16 Triliun

Permudah Persyaratan Untuk Rumah Subsidi

Sebagai Ketua REI Komisariat Bekasi, Curahman meminta perbankan memberikan kemudahan dalam persyaratan kepada calon konsumen rumah subsidi.

Mereka yang membeli rumah subsidi adalah orang-orang yang pasti butuh rumah pertama. Pekerja informal, seperti pedagang kaki lima biasanya kesulitan ketika diminta dokumen-dokumen yang disyaratkan perbankan untuk mengajukan KPR.

Akibatnya, mereka gagal untuk mengajukan KPR karena terbentur masalah dokumen yang diminta bank.

“Sebetulnya para pekerja informal mampu untuk mengkredit rumah tetapi terkendala oleh persyaratan dari bank. Yang kami harapkan syarat-syarat dipermudah untuk mengajukan KPR ke bank,” harap Curahman.

Satu hal yang juga dikeluhkan para pengembang rumah subsidi adalah masalah BI checking. Aturan BI checking ini kerap menggagalkan calon konsumen rumah subsidi.

Baca Juga: Hunian Ramah Anak Hadir di Kawasan Industri Karawang, Berikut Keunggulan Karawang Green Village 3

Sementara saat ini orang mengajukan utang dipermudah seperti lewat bank keliling, pinjol. Begitu ada sangkutan utang yang nilainya mungkin hanya Rp100 ribu, bisa menjadi hambatan karena terkena BI checking.

batasan harga jual rumah subsidi dan Pengembang Perumahan Murah Bagi MBR
Rumah subsidi di Grand Cikarang City 2. (Foto: Pius – PropertiTerkini.com)

Terkait harapan anggota REI agar harga rumah subsidi dinaikkan dari harga sekarang Rp185 juta, menurut Curahman, pemerintah sudah punya ketentuan setiap tahun ada kenaikan.

Sebelumnya sekitar Rp160 juta sekarang naik menjadi Rp185 juta. Mungkin tahun depan akan ada kenaikan lagi. Tetapi kalau kenaikannya tahun depan, misalnya, sampai Rp250 juta, sepertinya masih jauh.

Baca Juga: Lepas Status Ibu Kota Negara, Hunian di Barat Jakarta Tetap Jadi Incaran

“Karena penjualan sekarang pun dengan harga Rp185 juta, kalau untuk daerah di luar Jabodetabek sudah agak sulit. Bukan agak sulit konsumennya tetapi daya belinya yang sulit,” tutup Curahman.

Baca berita lainnya di GoogleNews

- Advertisement -
Demo Below News

BERITA TERKAIT

Klaster Lily, Paramount Petals
Klaster Lily, Paramount Petals

BERITA TERBARU

Demo Half Page