Untuk konsep eco living, PGV juga mengalokasikan lahan seluas 1 hektar pembibitan tanaman (nursery), termasuk instalasi-instalasi pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada 4R.
Propertiterkini.com – Sudah menjadi trend bahkan pula menjadi kekhasan bagi pengembang sekelas PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dalam menerapkan konsep hijau di setiap proyek-proyeknya. Konsep yang santer disebut eco living ini pula akan diwujudnyatakan di proyek Podomoro Golf Views (PGV), Cimanggis, Depok.
Assistant Vice President Marketing Podomoro Golf View, Alvin Andronicus mengungkapkan, pentingnya penerapan eco living bagi masyarakat urban. Eco living, sebutnya, adalah pilihan utama sebagai aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan keberlanjutan.
“Penghuni juga akan mendapatkan banyak manfaat, karena dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dapat mencegah paparan polusi yang semakin meningkat,” ujar Alvin kepada awak pers di Marketing Gallery PGV, Cimanggis, Selasa (19/2/2019).
Sementara praktisi lingkungan dari Inner Cicrcle Management, Kadek Biantara menjelaskan konsep eco living di bidang arsitektur dan interior, dapat diwujudkan melalui desain yang mengutamakan keseimbangan alam dan lingkungan.
“Konsep arsitektur yang merujuk konsep eco living antaralain berupa desain yang diatur sedemikian rupa, sehingga sirkulasi udara dan cahaya bisa leluasa. Hal ini tentunya akan mendukung kesehatan penghuni dan meminimalisasi penggunaan alat-alat elektronik, yang mengandung zat kimia berbahaya bagi manusia dan lingkungan,” jelasnya.
Material bangunan arsitektur dan interior dibuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar. Sementara elemen arsitektur dan interior terbuat dari bahan yang mudah didaur ulang. Kawasan hunian dilengkapi dengan tanaman, pohon, rumput, kolam ikan dan sebagainya.
“Dan tak kalah pentingnya adalah dalam pengelolaan sampah menganut konsep 4R, yaitu Reuse, Reduce, Recycle dan Replant. Konsep tersebut diterapkan bersama-sama dengan 4G yaitu Green City, Green Waste, Green Water dan Green Energy,” ungkap Kadek Biantara.
Dalam praktik nyata, PGV akan menerapkan program diet kantong plastik, diet sedotan, gerakan hemat energi hingga penghijauan. Menurut Kadek, pihaknya akan memilah dan memisahkan antara berbagai jenis sampah tersebut untuk kemudian diolah lagi melalui kerjasama dengan beberapa mitra lain, termasuk pengepul plastik dan barang bekas.
“Untuk menggerakkan kegiatan ini, tentunya kami juga akan mengajak dan bekerjasama warga penghuni dan pemilik hunian. Minimal mereka memulai dari kamar atau unit mereka,” sambung Kadek.
Dan yang jelas, tegasnya, program kegiatan ini tidak akan membawa dampak bau atau pencemaran udara bagi penghuni maupun kawasan sekitar.
Sedangkan elemen penting lain yang juga akan diwujudkan dalam konsep eco living PGV adalah mengalokasikan lahan untuk pembibitan tanaman (nursery) seluas 1 hektare, taman, sarana olahraga outdoor, jogging track, sport center, dan instalasi-instalasi pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada 4R.
“Bahkan untuk area kawasan hijau di proyek PGV ini kami alokasikan sebesar 40 persen dari total lahan,” ungkap Alvin.
Lebih lanjut, Alvin bilang, lokasi PGV saat ini juga sudah berada di kawasan yang benar-benar hijau. Dikelilingi tiga lapangan golf, serta kawasan hutan yang masih alami.
Bahkan PGV juga akan menata aliran Sungai Cikeas sepanjang 2 kilometer menjadi sebuah kawasan wisata kuliner sekelas Clark Quay, Singapura atau San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
“F&B Riverside ini akan dikelola dengan baik, sehingga bisa menjadi pilihan bagi penghuni PGV maupun masyarakat sekitar untuk berwisata. Kami akan kembangkan dengan menggabungkan merek lokal ternama dan merek-merek internasional,” jelasnya.
PGV adalah kawasan hunian terpadu yang merangkum hunian vertikal maupun rumah tapak (Podomoro River View), serta ragam fasilitas lain, termasuk stasiun LRT yang kini tengah dibangun. Sebanyak 14 blok tower akan dibangun dengan total 20.000 unit apartemen dan 800 unit rumah.
“Rencananya April ini mulai serah terima sebanyak 4.500 unit di tiga blok tower,” ungkap Alvin.
Sejak mulai dipasarkan pada 2015 lalu, sudah sebanyak 7.000 lebih unit apartemen yang terjual. Saat ini dipasarkan mulai Rp11 jutaan per meter persegi. Apartemen ini diperkirakan akan memberikan yield dari sewa sebanyak 5-8%.