PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Dalam Media Briefing 2Q 2023 yang digelar JLL Indonesia baru-baru ini, terungkap bahwa rumah tapak tetap menjadi sektor yang paling diminati. Sementara pergudangan modern juga terus tumbuh.
James Allan, Country Head JLL mengatakan bahwa, para investor, baik lokal maupun asing terus melihat peluang di Indonesia untuk berinvestasi.
Baca Juga: Peminat Masih Tinggi, Modernland Luncurkan The Essence @Garden City di Jakarta Garden City
Kata dia, Indonesia memiliki beberapa keuntungan, antara lain tingkat pertumbuhan populasi dan banyaknya potensi ekonomi.
“Seperti yang kami pantau, pergudangan modern, lahan industri, pusat data (data centre), dan rumah tapak masih menjadi sektor yang paling diminati,” ujarnya.
Sektor Perkantoran
Pada pertengahan tahun 2023, tingkat hunian sektor perkantoran berada di angka 70% untuk Kawasan CBD dan 71% untuk Kawasan Non-CBD.
Jumlah permintaan yang masih terbatas menyebabkan tingkat hunian di kedua kawasan tersebut tetap tertekan, meskipun tidak ada pasokan baru pada triwulan kedua ini.
Baca Juga: Pasaraya Blok M Kini Tawarkan Ruang Perkantoran dan Area Creative Hub
Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia mengatakan, untuk Kawasan CBD, pasokan gedung kantor baru diperkirakan akan selesai dibangun di area Thamrin pada triwulan ke depan.
“Pasokan gedung perkantoran baru, baik di Kawasan CBD maupun Non-CBD, diperkirakan masih akan bertambah di tahun ini,” ujarnya.
Melanjutkan momentum dari sejak tahun lalu, pencarian ruang perkantoran relatif tetap aktif terlihat di triwulan kedua, meskipun sedikit dipengaruhi oleh puasa dan libur lebaran.
Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia menambahkan, para perusahaan juga masih merumuskan strategi yang tepat dalam menentukan besaran kebutuhan ruang perkantoran mereka.
Baca Juga: Sektor Perkantoran Jakarta Belum Sepenuhnya Pulih
“Dengan dinamika pasokan dan permintaan yang ada, kami melihat harga sewa masih tetap tertekan dalam usaha untuk menarik tenant mengisi gedung perkantoran yang ada,” ungkap Angela
Pusat Perbelanjaan
Sementara untuk tren di pusat perbelanjaan Jakarta, lanjut Yunus, tidak jauh berbeda dari triwulan sebelumnya.
Kata dia, aktivitas peritel pada triwulan kedua tahun ini masih didominasi oleh sektor makanan dan minuman.
“Selain itu, fasilitas hiburan ramah keluarga juga kembali menjamur didorong oleh preferensi konsumen yang cenderung ke arah experiental retail,” terangnya.
Baca Juga: AEON Mall Deltamas Akan Beroperasi Pada Awal Tahun 2024
Pameran seni interaktif juga semakin populer di mal-mal Jakarta, dan semakin banyak penyewa yang mulai menerapkan konsep pengalaman interaktif di toko mereka.
Tingkat hunian pusat perbelanjaan relatif stabil berada di angka 88% mengingat tidak adanya pasokan baru yang beroperasi di triwulan ini.
Total pasokan pada tahun 2023 diperkirakan akan bertambah sekitar 60 ribu meter persegi.
Tidak Ada Peluncuran Kondominium
Aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan kedua menunjukkan tren yang sama dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya.
Yunus mengungkapkan, penjualan terpantau di proyek-proyek kondominium yang sudah akan rampung atau yang menunjukkan komitmen dalam perkembangan konstruksi yang signifikan.
Baca Juga: Perbankan Guyur Banyak Kemudahan, Saatnya Milenial Beli Properti
“Tingkat penjualan kumulatif relatif stagnan di angka 61% dan tidak ada peluncuran kondominium baru di wilayah Jakarta,” terang Yunus.
Rumah Tapak Paling Diminati
Senada dengan tahun-tahun sebelumnya, sektor rumah tapak masih menjadi sektor properti yang diminati.
Hal ini ditandai dengan kondisi pasar yang semakin kompetitif dengan diluncurkannya beberapa kawasan kota mandiri baru, dan klaster-klaster baru di area Tangerang dan Bogor.
Baca Juga: Cluster Fuji di Golden Hills, Tawarkan View Keren dengan Kontur Tanah Perbukitan
Menurut, Vivin Harsanto, Head of Advisory JLL Indonesia mengatakan, para pengembang terpantau masih tetap aktif menawarkan berbagai tipe di berbagai segmen yang disertai dengan kemudahan pembayaran uang muka dengan cara bayar yang menarik.
“Selain akses tol, akses transportasi umum, dan reputasi pengembang, kelengkapan fasilitas penunjang dalam kawasan juga menjadi daya tarik utama bagi para pembeli rumah tapak,” terang Vivin.
Pergudangan Modern
Dari sisi pergudangan, dijelaskan Farazia Basarah, Head of Logistics and Industrial JLL Indonesia, terdapat banyak pasokan baru yang mayoritas beroperasi di Cikarang.
“Hal ini membuat tingkat hunian pergudangan modern di Jabodetabek terpantau turun dari triwulan sebelumnya, namun masih cukup sehat di tingkat 88%,” terangnya.
Pada triwulan ini, lanjutnya, tingkat permintaan juga tetap positif didominasi oleh penyedia jasa logistik dan beberapa sektor lainnya, seperti automotif dan ritel.
Baca Juga: Keren, Ada Rumah Subsidi Siap Huni dalam Cluster di Grand Cikarang City 2
Bahkan beberapa ruang kosong yang ditinggalkan oleh penyewa e-commerce terpantau terisi kembali oleh penyewa baru, terutama di daerah Marunda.
Farazia mengatakan, terdapat tiga proyek yang masih dalam proses konstruksi dan direncanakan akan mulai beroperasi di akhir tahun 2023.
“Proyek tersebut di antaranya termasuk pemain-pemain domestik dan internasional yang baru memasuki pasar Jabodetabek. Akan tetapi sebagian besar proyek baru tersebut sudah memiliki pre-committed tenant,” terang Farazia.
Perhotelan
Julien Naouri, Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group menerangkan, para investor sangat yakin dengan fundamental perhotelan di Indonesia.
Baca Juga: Lampung Marriott Resort and Spa Hadirkan Vila Eksklusif, Beroperasi 2024
“Angka penjualan hotel yang tercatat tidak hanya menekankan kembalinya aktivitas transaksi investasi di Indonesia, tetapi juga memperkuat pemulihan arus kas hotel yang terus berlanjut di wilayah ini,” ungkapnya.
Baca berita lainnya di GoogleNews