![]() |
Para pemenang Kusala Swadaya 2013 (Foto: Pius) |
Kewirausahaan merupakan salah satu cara yang diyakini mampu menekan jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga permasalahan sosial, budaya. Saat ini makna kewirausahaan sangat mengena kala dihubungkan dengan permasalahan sosial. Mereka yang tergerak menekuni bidang ini disebut memiliki jiwa social entrepreneurship dan melakukan perubahan sosial, terutama di bidang kesejahteraan, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan.
“Maka perlu adanya apresiasi khusus kepada para pelaku kewirausahan sosial agar mereka dapat mempercepat pertumbuhannya,” ujar Ketua Yayasan Bina Swadaya, Prof Dr Paulus Wirutomo, MS, dalam acara penyerahan pemenang “Kusala Swadaya 2013” di Gedung Langen Palikrama, PT Pegadaian, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
![]() |
Kamilus Tupen Jumat (tengah), Pemenang Kusala Swadaya 2013, Kategori Kelompok (Foto: Pius) |
Kusala Swadaya, merupakan penghargaan yang diberikan kepada para pelaku usaha, motivator, kelompok, para penulis, dan media sebagai apresiasi atas perjuangannya yang tanpa kenal lelah untuk memberdayakan masyarakat melalui semangat kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).
“Kusala merupakan penghargaan yang patut diberikan kepada para ‘pahlawan’ ekonomi yang sering kali tidak tampak ke publik,” kata Paulus.
Pada ajang ketiga tahun ini, Bina Swadaya menggandeng Kementerian Perdagangan untuk menjaring para kandidat dari seluruh wilayah di Indonesia. Panitia mengirim 1300 kuesioner kepada para kandiat dan sebanyak 100 kandidat masuk dalam tahap seleksi. Panitia kemudian menetapkan sebanyak 12 kandidat dari berbagai kategori, yakni pelaku usaha/individu; fasilitator/pendamping; kelompok; dan media massa daerah; serta jurnalis warga.
![]() |
Sarwidi (kiri), Pemenang Kusala Swadaya 2013, Kategori Pelaku Usaha (Foto: Pius) |
“Kami terjun langsung ke berbagai daerah untuk mencari dan mewawancarai hingga menemukan mereka-mereka yang dengan berbagai kesulitannya di tengah masyarakat namun mampu muncul dengan berbagai macam kreativitas yang menyelesaikan persoalan di daerahnya. Inilah yang kita sebut pemanfaatan,” terang Paulus.
Kami berharap, agar konsep kewirausahaan sosial ini juga gencar didengungkan oleh media massa dan lainnya, jadi tidak hanya kewirausahaan saja.
“Jangan takut dengan kata “sosial” di belakangnya kewirausahaan. Ini pun tidak kalah dengan kewirausahaan lainnya,” imbuhnya.
Pemenang
![]() |
Juri dan pembicara yang hadir di acara penyerahan pemenang Kusala Swadaya 2013 (Foto: Pius) |
Kusala Swadaya 2013 telah menjaring sebanyak 12 kandidat dari berbagai daerah. Para pelaku wirausaha sosial tersebut dari berbagai produk dan bidang usaha kegiatan yang dilakoni. Mereka adalah, Sarwidi dari Klaten (batik tulis pewarna alami); Hermas Rintik Maring dari Kalimantan Selatan (ekopariwisata); Srini Maria Margaretha (baby buncis & buah bit); dan Drg Madya Putri Andang Wahyuni (kerajinan tangan dari karung goni dan kain perca). Keempat nama tersebut merupakan kandidat di kategori pelaku usaha.
Selanjutnya, kategori fasilitator/pendamping, yakni Tatiek Kancaniati dari Bogor (tas, herbal, golek, nata de coco dan lainnya); Hironimus Pala dari Ende, Flores (pasta cokelat, kopi bubuk, cokelat bubuk, dan produk herbal); Lim dari Sumedang, Jawa Barat (air bersih dan konservasi lahan); Paulus Dua Ladjar dari Kupang, NTT (tenun ikat, abon ikan, stik labu, dendeng jantung pisang); dan Dahlia Jufri dari Bima, NTB (tenun ikat, madu asli).
![]() |
Hironimus Pala (kiri), Pemenang Kusala Swadaya 2013, Kategori Fasilitator/Pendamping (Foto: Pius) |
Kategori kelompok menampilkan tiga kandidat, yakni Kelompok Tani Tuai dari Distrik Oransbari, Papua Barat (minyak kelapa); Kelompok Tani Lewowerang dari Adonara, NTT (simpan pinjam tenaga kerja); dan Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar dari Buleleng, Bali (susu segar kambing, spa). Kategori media massa daerah dan jurnalis warga menampilkan calon tunggal, masing-masing adalah Harian Suara Merdeka, dan suarakomunitas.net.
Akhirnya, pada acara yang juga dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krinamurthi tersebut menentukan para pemenang, yakni Sarwidi (Kategori Pelaku Usaha); Hironimus Pala (Kategori Fasilitator/Pendamping); Kelompok Tani Lewowerang (Kategori Kelompok); dan Harian Merdeka serta suarakomunitas.net untuk dua Kategori Media Massa Daerah dan Jurnalis Warga.
Tak hanya itu, Drg Madya Putri Andang Wahyuni, dokter gigi asal Jakarta ini juga menerima hadiah khusus, mesin jahit untuk membantu mengembangkan usahanya yang selama ini telah memberdayakan anak-anak dengan keterbatasan fisik untuk mengerjakan berbagai produk kerajinan tangan dari karung goni dan kain perca. Sementara para pemenang lainnya juga menerima pemberian sejumlah uang tunai dari Rp 15 juta hingga Rp 25 juta. [pius klobor/IndoTrading News]