Berbagai produk kerajinan anyaman mendong dijual mulai Rp 5 ribu hingga Rp 5 juta. Adapun berbagai varian sandal dipasok langsung ke hotel-hotel.
Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang cukup dikenal dengan berbagai produk kerajinannya. Salah satunya adalah kerajinan anyaman mendong yang sudah digiati masyarakat di wilayah Jawa Barat tersebut sejak 50 tahun yang lalu. Dari mendong/Fimbristylis globulosa (tanaman rumput hidup di tanah basah), berbagai produk dihasilkan, seperti tikar, stationery, kotak hiasan, tas, dan produk anyaman serta produk kreatif lainnya.
Selain murah dan mudah didapatkan, menggunakan rumput mendong juga lebih ramah terhadap lingkungan dan lebih dari itu, kualitasnya pun tak kalah dengan bahan lainnya. Apalagi, produk dari mendong pun dapat didaur ulang, pun menjadi kompos.
Peluang inilah yang kemudian juga ‘digarap’ oleh Zainal Muttaqin. Pria asli Tasikmalaya tersebut kemudian mendirikan CV Mendong Jaya, sebuah usaha kreatif yang kini memroduksi berbagai produk kreatif berbahan utama mendong. Diakui, pemanfaatan tanaman mendong juga merupakan salah satu bentuk kepedulian dan komitmen perusahaan Mendong Jaya terhadap ekosistem dan lingkungan sekitar.
“Kami memanfaatkan berbagai bahan tanaman yang mudah diperoleh dari alam, tanaman yang mudah di perbaharui, dan ramah lingkungan-sustainable. Semua bahan baku kami gunakan dari daerah ini (Tasikmalaya),” ujar Zainal Muttaqin, Owner CV Mendong Jaya kepada IndoTrading News.
Selain tanaman mendong sebagai bahan utama, belakangan perusahaannya juga memanfaatkan bahan tanaman lain untuk menghasilkan berbagai varian produk unik dan khas. Tanaman tersebut, seperti pandan, rotan, juga beberapa jenis kayu tertentu. Dari berbagai bahan ramah lingkungan tersebut, Mendong Jaya memproduksi lebih dari 100 jenis produk. Adapun produk tersebut, antaralain handicrafts furnishing & hospitality, sandal, placemat, tray, tissue box, dust bin, juga produk furnitur, dan berbagai jenis lainnya.
“Produk kami adalah produk ramah lingkungan dan sangat khas, seperti berbagai aksesori maupun futnitur: kotak penyimpanan, meja, bangku, sandal, dan lainnya. Produk tersebut bisa digunakan dan diaplikasikan untuk kebutuhan dan keperluan di rumah, kantor, hotel, dan untuk kebutuhan kita sehari-hari,” terang Zainal.
Pria kelahiran Tasikmalaya, 17 Mei 1963 ini melanjutkan, usahanya kini telah memiliki rumah produksi sendiri di Pagergunung 106, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya, Jawa Barat. Work house tersebut mempekerjakan 25 tenaga kerja dan mampu memproduksi hingga 30.000 pasang berbagai produk per bulan.
“Kami kerjakan sendiri, sedari proses awal hingga finishing,” tegas Zainal.
Tembus Pasar Amerika
Mendong Jaya menitikberatkan pada kualitas dan ketahanan produk dengan tidak melupakan keunikan dan keindahan pada setiap produk yang dihasilkan. Desain yang selalu up date dengan konsep sustainable dari sentuhan tangan-tangan para perajin lokal yang handal, usaha ini terus berinovasi menambah koleksi produknya. Produk tersebut, antaralain mendong office drawer dan home decor, seperti meja tv, cabinet, dan storage.
“Semunya dengan bahan aksen mendong, dan barang tersebut didesain dengan konsep sustainable,” Zainal menerangkan.
Usaha yang didirikan pada 1994 ini pun terus melangkah maju, meski tensi persaingan kian meningkat di tengah gejolak ekonomi yang terus berkecamuk. Jatuh bangun menghadapi berbagai tantangan pasar tak sedikitpun menghentikan langkah maju usaha ini. Permintaan pasarpun tak urung, maklum produk yang dihasilkan adalah produk unik, khas dan tentu mengandalkan kreativitas dan inovasi pekerjanya.
“Usaha kami memang mengalami gangguan sangat luar biasa, terutama saat krisis. Namun kami tetap berusaha untuk terus berkembang,” ujarnya.
“Produk utama kami, seperti sandal langsung kami pasok ke hotel-hotel, jadi sangat bergantung juga pada industri pariwisata,” sambung Zainal.
Tak hanya sandal, berbagai varian produk lainnya pun langsung dilempar ke pasaran. Pasar-pasar potensial pun cukup antusias menyambut produk tersebut, sebut saja di Jakarta, Bali, dan Jawa Barat. Dan tak tanggung, produk Mendong Jaya juga telah menembus pasar luar negeri. Kegiatan ekspor perdana dilakukan pada 2005 lalu, meski tak rutin ke setiap negara.
“Khusus produk-produk home decor kami ekspor ke beberapa negara, seperti Amerika dan Korea, tapi ini juga bergantung pada permintaan dan selera pasar di sana,” katanya.
“Tapi masih lebih banyak kami suplai untuk pasar dalam negeri, yakni sekitar 75 persen. Sisanya, 25 persen kami ekspor ke beberapa negara,” tambah Zainal.
Berbagai cara dilakukan pihak perusahaan untuk memperkenalkan dan memasarkan produk-produk Mendong Jaya. Mengikuti pameran dan melakukan pemasaran secara online adalah cara yang masih terbilang ampuh untuk menggenjot penaikan omzet perusahaan ini.
Diakui Zainal, kedua cara tersebut mampu mempertahankan dan bahkan terus memajukan usahanya kini.
Adapun berbagai varian jenis produk Mendong Jaya tersebut dijual ke pasar dengan harga yang sangat terjangkau. Slippers, misalnya, di pasar Indonesia, produk alas kaki unik dan khas ini dijual seharga Rp 5.000 per pasang. Demikian halnya placemat yang dijual seharga Rp 5.000/pcs. Sementara produk yang dilego dengan harga sedikit lebih mahal adalah produk-produk furniture, seperti TV Table Stand yang dipasarkan dengan harga Rp 3,5 juta per unit.
“Ada juga beberapa jenis furnitur tertentu yang kami jual seharga Rp 5 juta per unit,” tutup Zainal. [pius klobor/IndoTrading News]