PropertiTerkini.com, (SINGAPURA) — Pembeli hotel butik ikonik 21 Carpenter Singapura ternyata adalah Leo KoGuan, miliarder kelahiran Indonesia dan investor besar Tesla, yang mengakuisisi properti tersebut.
Mengutip Mingtiandi dalam beritanya pada awal April 2025 ini melaporkan bahwa transaksi dilakukan dengan nilai sekitar S$75 juta atau sekitar Rp954 miliaran.
Baca Juga: 8M Real Estate Finalisasi Penjualan 21 Carpenter, Tandai Era Baru Pasar Perhotelan Butik Singapura
Namun demikian, sumber lain menyebutkan bahwa harga final properti ini mencapai hingga S$100 juta, atau sekitar Rp1,2 triliun, menandakan adanya kemungkinan tambahan nilai dari pengembangan atau aset terkait lainnya.
Sebelum ini, PropertiTerkini.com juga telah memberitakan tentang transaksi penjualan hotel butik 21 Carpenter oleh 8M Real Estate dalam artikel berjudul “8M Real Estate Finalisasi Penjualan 21 Carpenter, Tandai Era Baru Pasar Perhotelan Butik Singapura”.
https://www.youtube.com/watch?v=ht1uGiF0TC4
Sekadar informasi, 8M Real Estate adalah perusahaan investasi dan pengelola properti di Singapura dan dikenal fokus pada revitalisasi bangunan warisan budaya (heritage) di kawasan pusat kota.
Baca Juga: Arab Saudi Buka Keran Investasi Properti Asing: Dilarang di Makkah-Madinah, Ini Syarat Lengkapnya!
Didirikan oleh Ashish Manchharam pada tahun 2014, 8M memperoleh reputasi karena mengakuisisi dan merenovasi rumah toko bersejarah di Singapura, melestarikan pesona sejarahnya sekaligus mengubahnya menjadi ruang modern.
Dari Wallich Residence ke Ann Siang: Jejak Investasi Leo KoGuan di Properti Singapura
Ini bukan kali pertama Leo KoGuan berinvestasi besar di properti premium Singapura. Pada Oktober 2020, ia membeli penthouse di Wallich Residence seharga S$62 juta.
Unit tiga lantai ini berada di puncak Guoco Tower, gedung tertinggi di Singapura, dan dilengkapi dengan kolam renang pribadi serta pemandangan Marina Bay yang menakjubkan.
Dengan akuisisi 21 Carpenter, Leo KoGuan memperluas portofolionya ke sektor hospitality, khususnya properti butik bersejarah yang memiliki nilai warisan tinggi dan daya tarik pariwisata kuat.
Baca Juga: Samsung Galaxy A26 5G Resmi Dirilis! Smartphone Murah, Tahan Air, dan Ngebut Main Free Fire
Leo KoGuan adalah pendiri SHI International Corp, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di AS dan melayani klien besar seperti Boeing dan AT&T.
Perusahaannya menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari USD 14 miliar, menjadikannya salah satu pemain besar di sektor TI global.
Selain bisnis teknologi, KoGuan juga terkenal sebagai investor raksasa di pasar saham, terutama Tesla.
Leo yang kini berusia 70 tahun juga dilaporkan sebagai pemegang saham individu terbesar ketiga di Tesla, setelah Elon Musk dan Larry Ellison.
Lahir di Indonesia, KoGuan kini tinggal antara Amerika Serikat dan Singapura. Gaya investasinya dikenal tajam dan jangka panjang, termasuk dalam sektor properti yang ia pilih dengan sangat selektif.
Baca Juga: Pertumbuhan Positif! PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk Catat Kinerja Keuangan Naik 15,8% di 2024
21 Carpenter, Berawal dari Ruko, Kini Hotel Butik Bernilai Ratusan Miliar
Hotel 21 Carpenter sebelumnya dikenal sebagai Ann Siang House, terdiri dari rangkaian ruko dua lantai bergaya kolonial yang dibangun pada tahun 1936.
Pada tahun 2018, pengembang properti asal Singapura, 8M Real Estate, membeli properti warisan budaya ini dengan harga yang dilaporkan mencapai S$37 juta.
Setelah proses restorasi besar-besaran, bangunan tersebut diubah dari pertokoan dan kantor menjadi hotel butik premium dengan hanya 20 kamar.
Properti ini kemudian masuk ke dalam jaringan internasional bergengsi sebagai bagian dari Marriott Design Hotels, sebuah merek yang dikenal karena menyatukan estetika desain modern dengan karakter lokal.
Baca Juga: Agung Intiland Tawarkan Gudang Multifungsi di Laksana Business Park Seluas 1.200 Ha, Cocok untuk Startup!

Transformasi ini bukan hanya meningkatkan nilai komersial properti secara drastis, tetapi juga menjadikan 21 Carpenter sebagai ikon hospitality mewah berbasis heritage di pusat kota Singapura.
Transaksi ini juga tercatat sebagai penjualan hotel shophouse terbesar di Singapura, menandakan meningkatnya minat dan nilai premium dari properti heritage kelas atas.
“Status Singapura sebagai destinasi aman bagi investor hotel semakin kokoh tiap tahun,” kata Nihat Ercan, CEO JLL Hotels & Hospitality Group Asia Pasifik, dikutip dari artikel sebelumnya.
Baca Juga: Jaminan Struktur 25 Tahun, NPG Indonesia Tawarkan Investasi Properti Premium di Bali Lewat Proyek Ecoverse
“Fundamental ekonomi jangka panjang Singapura menjamin sektor perhotelan akan terus menarik lebih banyak investor dari regional maupun global,” ungkapnya lebih lanjut.
Kini, setelah dibeli oleh miliarder Leo KoGuan dengan harga yang disebut mencapai S$75 juta hingga S$100 juta, nilai properti ini melonjak dua hingga hampir tiga kali lipat hanya dalam waktu sekitar enam tahun.
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0813 8225 4684
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com