Jika ditanya, proyek mana yang terbaik dari 25 menara yang pernah dibangun Gapura Prima Group, jawabannya adalah Bellevue Place. Apa sebabnya?
Seksinya kawasan Cawang dan koridor MT Haryono, hanya tinggal menunggu waktu menuju CBD (Central Business District) kedua di Jakarta. Geliat pengembangan di kedua kawasan ini terlihat massif sejak beberapa tahun belakangan, apalagi bakal dilintasi beberapa infrastruktur dan moda transportasi massal baru.
Kedua area ini juga merupakan pintu masuk (golden gate) pergerakan masyarakat yang tinggal di Bekasi, Depok, Bogor, bahkan Bandung.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dalam sebuah kesempatan mengungkapkan bahwa kawasan Cawang dan MT Haryono lebih berpeluang menjadi CBD kedua di Jakarta, dibandingkan dengan koridor TB Simatupang.
Kedua wilayah, kata Ali, ini tidak hanya ditopang oleh keberadaan jalan tol dalam kota MT Haryono – Gatot Subroto, tapi juga meliputi busway koridor 9, termasuk kereta commuter line dengan Stasiun Cawang sebagai salah satu simpul yang sudah ada, dan kereta ringan light rail transit (LRT) yang ditarget mulai beroperasi 2019 mendatang.
“Ini sangat berbeda dengan koridor TB Simatupang yang hanya mengandalkan jalan tol JORR (Jakarta outer ring road), sementara jalan arterinya masih sangat minim dan justru bakal menimbulkan kemacetan lalu lintas,” kata Ali.
Melihat pengembangan yang terus terjadi beberapa tahun belakangan ini di sepanjang koridor Cawang dan MT Haryono, menurut Ali akan membuka peluang yang besar sebagai pasar properti yang sangat menjanjikan.
“Hanya menunggu waktu saja. Kita lihat banyak pengembang yang sudah membangun proyek-proyek besar mereka di kawasan tersebut,” tegasnya.
Senada dikatakan Arvin Iskandar, President Director PT Graha Azura – anak usaha Gapura Prima Group – Bellevue Place memiliki lokasi yang sangat strategis, berada di second mainstream. Keberadaan dua stasiun terdekat, yakni Stasiun KRL Commuter Line Cawang dan Stasiun LRT Cikoko kian menambah value proyek tersebut.
“First mainstream ada di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin. Dan kami ini berada di lokasi second mainstream-nya Jakarta yang sangat prime,” ujar Arvin di sela acara Topping Off Bellevue Place MT Haryono, Jakarta, Sabtu (25/11/2017).
Proyek menara ke-25 Gapura Prima Group ini mulai dibangun (ground breaking) pada Januari 2017 oleh kontraktor BUMN PT Pembangunan Perumahan (PP). Struktur bangunan dikerjakan sekitar 11 bulan, selanjutnya masuk tahap akhir dan ditargetkan siap serah terima secara bertahap mulai akhir 2018 mendatang.
Proyek Terbaik
Bellevue Place dikembangkan di lahan 4.400 meter persegi setinggi 21 lantai dengan gross floor area sekitar 25 ribu meter persegi. Menara ini akan merangkum total 315 unit, yang terdiri dari 220 unit hunian apartemen dan 95 unit service apartment.
“Dari sekitar 25 proyek tower yang kami kerjakan, termasuk apartemen dan hotel, ini merupakan one of the best project kami. Baik segi desain, kualitas, luxury, proyek ini lebih unggul,” kata Arvin.
Adapun proyek ini didesain oleh arsitek asal Australia, yakni Warren Daubney yang sudah sukses dengan beberapa proyek terbaiknya, di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sementara interior pun berstandar internasional, yakni dari Singapura.
Bellevue Place dikembangkan sebagi gedung hijau (green building), dimana seluruh gedung akan dilapisi dengan material kaca yang dapat mereduksi penggunaan pencahayaan sehingga dapat menghemat energi listrik.
Proyek dengan konsep The Conveniences of Modern Living ini pun dipersiapkan sebagai proyek terbaik dengan pemandangan kota Jakarta. Bahkan beberapa unit menawarkan 360 derajat pandangan dalam kota, termasuk taman kota yang berada persis di belakang proyek ini.
Bellevue Place dikembangkan dengan dana investasi Rp300 miliar yang dilengkapi dengan 6 lift, dimana 4 lift akan mencapai roof top yang di atasnya ada café dengan pemandangan luar biasa.
Beberapa fasilitas modern lain juga menjadi keunggulan proyek ini, seperti 3 level basement, swimming pool, fitness & spa, children playground, restaurant, lounge, ballroom, meeting room, mini market, ATM center, 24 hours security & CCTV, juga dilengkapi access card controlled access.
Bellevue Place menawarkan beberapa tipe unit, diantaranya studio/Alyssa (SGA 30,99 m2), 1 bedroom/Blossom (SGA 43,49 m2) 1 bedroom + 1 study room/Camelia (SGA 62,13 m2) 2 bedroom/Daisy (SGA 51,43 m2), 3 bedroom A/Eglantine (SGA 87,5 m2), dan 3 bedroom B/Fuchsia (SGA 85,75 m2).
Apartemen ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp1,2 miliar hingga Rp3,2 miliar, atau dengan cicilan mulai Rp10 jutaan untuk tipe terkecil.
Hingga saat ini penjualan sudah mencapai 65 persen dan sudah beberapa kali terjadi kenaikan harga. Harga perdana di awal 2016 sekitar Rp28 juta per meter persegi sebelum PPN. Saat ini sudah berkisar Rp36 juta per meter persegi, belum termasuk PPN.
“Pembeli kami kebanyakan end user yang mencapai sekitar 70 persen. Dan banyak diantara mereka juga loyal konsumen kami,” tambah Arvin.
Sementara sekitar 30 persen unit yang diperuntukan sebagai service apartment juga diyakni bakal menjadi potensi besar. Apalagi akan dikelola oleh opereter hotel internasional.
Banyaknya perkantoran sekitar Cawang dan Koridor MT Haryono juga akan menjadi target pasar utama. Digambarkan Arvin, saat ini sewa apartemen di sekitar Kuningan telah berkisar 2000-2500 dolar Amerika per bulan, sehingga akan membuka peluang bagi proyeknya tersebut.
“Dengan berbagai fasilitas yang ada dan terutama keunggulan lokasi kami, maka saya pikir harga sewa 4000- 5000 dolar Amerika cukup pas di service apartment kami ini. Apalagi unit kami juga lebih luas di atas 30 meter persegi,” terangnya.
Bellevue Place ditargetkan rampung tahun 2018. Penyelesaian proyek tepat waktu menjadi komitmen utama pengembang. “Komitmen men-deliver kualitas bagus dan bisa selesai tahun depan. Ini menjadi komitmen kami kepada customer,” sambung Rudy Margono, President Director Gapura Prima Group. [Pius Klobor/Property and The City]