PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Pertumbuhan Bosch ditargetkan rata-rata pertahun mencapai sebesar 6 hingga 8 persen sampai 2030, meskipun menghadapi tantangan berat di pasar global.
Target pertumbuhan Bosch tersebut diyakini akan akan terealisasi dengan asumsi tingkat inflasi normal antara 2 hingga 3 persen.
Perusahaan teknologi asal Jerman ini juga menegaskan komitmennya terhadap inovasi dan keberlanjutan sebagai pilar utama dalam menghadapi masa depan yang dinamis.
Pada 2024, Bosch mencatat pendapatan penjualan global sebesar 90,3 miliar euro, sedikit turun 1,4 persen dari tahun sebelumnya. Margin EBIT operasional tercatat 3,5 persen, dengan laba operasional sebesar 3,1 miliar euro.
“Kami tetap berpegang pada target pertumbuhan yang ambisius meski pasar inti melemah,” ujar Stefan Hartung, CEO Bosch.
“Strategi 2030 memberikan arah yang kuat untuk menjadi tiga besar pemain pasar di seluruh sektor inti kami,” lanjutnya.
Untuk mendukung transformasi pasar, Bosch mengalokasikan investasi besar di berbagai lini bisnis.
Sebagai bagian dari inisiatif inovasi, Bosch meluncurkan dana ventura sebesar 250 juta euro yang ditujukan untuk mendukung startup teknologi.
Baca Juga: Inovasi HVAC Terbaru dari Johnson Controls-Hitachi, Transformasi Positif Sektor Perhotelan Indonesia
“Investasi ini akan memperkuat posisi kami dalam pengembangan solusi masa depan,” tambah Hartung.
Bosch juga mengambil langkah efisiensi dengan menyusun ulang struktur organisasi, termasuk pengurangan tenaga kerja di beberapa wilayah, terutama di Eropa dan Jerman.
“Langkah ini penting untuk memastikan daya saing jangka panjang,” tambahnya.
Fokus Bosch Indonesia: Pertumbuhan Positif dan Program Sosial Anak
Di Indonesia, Bosch mencatat kinerja yang menggembirakan sepanjang 2024. Perusahaan memperluas jaringan distribusi melalui toko resmi di e-commerce dan membuka Home Experience Store di Jakarta dan Surabaya.
Peluncuran berbagai produk rumah tangga dan perkakas listrik turut mendongkrak pertumbuhan penjualan.
Selain sisi bisnis, Bosch juga memperkuat komitmennya terhadap dampak sosial melalui peluncuran program Bosch Impact for Life.
Baca Juga: miratap Tegaskan Komitmen Produk Interior Kualitas Jepang Lewat Kunjungan Pabrik di Pasuruan
Program ini bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) dan Yayasan Sahabat Anak untuk mendukung gizi dan pendidikan anak-anak di berbagai wilayah.
Bosch memperluas kerjasama dengan beberapa universitas untuk mendorong adopsi teknologi industri 4.0 juga aktif mendukung transfer pengetahuan kepada pelanggan lokal dan para calon insinyur masa depan.
Inovasi Mobilitas dan Teknologi Ramah Lingkungan Jadi Prioritas

Pada sektor mobilitas, Bosch terus melihat perkembangan dalam bidang elektrifikasi kendaraan, hidrogen dan kendaraan berbasis perangkat lunak sebagai pendorong utama pertumbuhan.
“Masa depan mobilitas akan ditentukan oleh perangkat lunak, dan kami ingin berada di garis depan sebagai mitra bagi para produsen otomotif,” ujar Hartung.
Di pameran dagang Auto Shanghai baru-baru ini, Bosch memperkenalkan berbagai inovasi, termasuk sistem modular untuk bantuan pengemudi yang tersedia dalam tiga segmen – untuk segmen entry level, menengah dan premium serta kokpit cerdas dengan fungsi kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Altea BLVD Luncurkan Klaster Rivella, Hunian Premium di Cibubur Mulai Rp2 Miliar
Tahun ini, perusahaan akan memulai produksi 50 proyek elektromobilitas, terutama di Eropa dan Tiongkok.
Hartung menyebut, salah satu teknologi masa depan yang krusial adalah mesin berbahan bakar hidrogen.
“Teknologi ini memiliki keunggulan tidak menghasilkan emisi CO₂ di lokasi penggunaannya dan sangat ideal untuk kendaraan komersial berat seperti truk off-highway serta alat berat di sektor konstruksi dan pertanian,” jelasnya.
Sementara dalam pameran Hannover Messe, Bosch memperkenalkan Hybrion Stacks, komponen utama pabrik elektrolisis untuk memproduksi hidrogen.
Perusahaan memproyeksikan bahwa pasar ini akan memberikan kontribusi penjualan hingga miliaran euro pada tahun 2030.
Consumer Goods Dorong Kenyamanan lewat Produk Nirkabel dan Konektivitas Lintas Merek

Bosch melihat kebutuhan baru konsumen sebagai peluang pertumbuhan penting bagi lini bisnis consumer goods sebagai pendorong pertumbuhan baru di tengah kondisi ekonomi global yang masih menantang.
Fokus utama Bosch dalam kategori Power Tools adalah memperluas lini produk nirkabel (cordless) termasuk cordless hidrolik.
Hartung bilang, Bosch secara signifikan telah meningkatkan jumlah peluncuran produk pada tahun 2024 lalu.
“Tahun ini, sebagai upaya memperluas ekspansi kami akan meluncurkan sekitar 90 produk baru untuk power tools,” imbuhnya.
Di sisi lain, Bosch mengadopsi the new Matter connection standart untuk produk Home Appliances.
Tahun ini, BSH Hausgeräte akan meluncurkan kulkas-freezer pertama yang telah mengadopsi teknologi Matter di pasar, sebuah teknologi yang memungkinkan konektivitas lintas merek yang cepat, mudah, dan aman.
“Untuk memenuhi kebutuhan regional di Benua Afrika, Bosch berencana untuk meresmikan fasilitas produksi home appliances pertama di Mesir tahun ini.” jelas Hartung.
Di pabrik baru tersebut, Bosch menargetkan akan menghasilkan hingga 350.000 unit oven setiap tahunnya untuk konsumen di Afrika dan Timur Tengah.
Teknologi Industri: Bosch Pacu Pendapatan Lewat Software dan Otomasi Pabrik
Bosch menargetkan pendapatan 1 miliar euro dari dari perangkat lunak dan layanan berbasis software pada awal dekade mendatang.
Salah satu langkah untuk mencapai target tersebut adalah peluncuran berbagai layanan digital untuk mempermudah dan mempercepat servis serta pemeliharaan produk hidrolik industri, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan mesin.
Baca Juga: Inovasi Fortress Smart Lock, 4 Seri Unggulan Boyong Teknologi Mutakhir di Megabuild Indonesia 2025
“Kami akan terus memacu pengembangan software di sektor teknologi industri. Keunggulan kami terletak pada pendekatan ‘dari pengguna untuk pengguna’, dengan mengintegrasikan pengalaman langsung dari proses manufaktur internal kami,” ucap Hartung.
Selain itu, Bosch juga akan memperluas layanan pemeliharaan berbasis digital serta otomasi pabrik untuk sektor baterai, semikonduktor, dan barang konsumsi.
Bosch Rexroth baru-baru ini memperkenalkan berbagai inovasi untuk mendukung transisi energi di ajang Hannover Messe, seperti untuk elektrifikasi aplikasi industri dan mobile.
Ekspansi Bisnis HVAC untuk Energi dan Teknologi Bangunan
Pada sektor teknologi bangunan dan energi, Bosch memproyeksikan akuisisi bisnis pemanas, ventilasi dan pendingin udara (HVAC) milik Johnson Control dan Hitachi akan mendorong pertumbuhan yang substansial.
“Kami ingin menjadi pemimpin global dalam teknologi pemanas dan pendingin udara,” kata Hartung merujuk pada akuisisi yang ditargetkan rampung pertengahan tahun ini.
“Kami memperkirakan pertumbuhan yang kuat dari akuisis ini, khususnya di Amerika Utara dan India,” tambahnya.
Baca Juga: Tinggalkan Cat Biasa, Pilih KEIM Concretal Lasur: Cat Mineral yang Ramah dan Awet
Pertumbuhan juga akan didorong oleh sistem pompa panas hibrida terbaru (all-in-one-heating) yang pertama kali diperkenalkan Bosch pada pameran industry ISH.
Sistem ini dapat dioperasikan secara mandiri sebagai boiler kondensasi berbahan bakar gas atau minyak, atau dikombinasikan dengan unit pompa panas luar ruangan. Bahkan sistem ini dapat dikonversi untuk beroperasi sepenuhnya menggunakan listrik.

Di ranah teknologi bangunan, fokus yang lebih kuat pada layanan integrator mulai membuahkan hasil, sementara akuisisi sebelumnya memperkuat bisnis otomasi gedung.
Salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan di seluruh sektor ini adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Hisense Luncurkan HT SATURN dengan 13 Speaker, Hadirkan Kekuatan Audio Home Theatre di Rumah
Sebagai contoh, solusi Wildfire Detection dari Bosch memungkinkan deteksi dini kebakaran hutan melalui sensor gas yang menggunakan algoritma AI dan informasi tambahan dari drone.
Target Pertumbuhan Bosch 2025: Optimisme Moderat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Menatap 2025, Bosch memproyeksikan pertumbuhan pendapatan antara 1 hingga 3 persen dengan proyeksi margin EBIT meningkat dibandingkan 2024.
CFO Bosch, Markus Forschner, menekankan pentingnya efisiensi biaya dan strategi regionalisasi. “Kedekatan dengan konsumen adalah kunci kami,” tegasnya.
Jika akuisisi bisnis Johnson Controls dan Hitachi selesai pertengahan tahun ini, Bosch memperkirakan pertumbuhan total penjualan meningkat 1 hingga 2 persen tambahan. Konsolidasi penuh dari akuisisi ini diperkirakan baru terlihat di laporan keuangan 2026.
Baca Juga: ASKO Luncurkan Sejumlah Produk Perlengkapan Rumah Tangga yang Inovatif
Di tengah dinamika global, Bosch tetap berpegang pada komitmen keberlanjutan. Target emisi karbon Scope 3 digandakan menjadi 30 persen pengurangan hingga 2030 dibanding tahun 2018.
“Perubahan iklim tidak menunggu ekonomi pulih – kami harus tetap bertindak,” tegas Hartung.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com