Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal
Monday, August 11, 2025
Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal

BERITA TERKAIT

ICBT 2025: Pameran Teknologi Pemeliharaan Fasilitas, Smart Building, dan Sustainability

Sektor Apartemen: Pengembang Fokus Pasarkan Stok Tersisa

Pada kuartal pertama 2020 belum ada pasokan apartemen baru di Jakarta. Hanya ada 2 proyek yang baru diperkenalkan dengan total sebanyak 782 unit. Sementara harga sewa apartemen terkoreksi, dimana rata-rata turun 5% di area CBD, yakni berkisar Rp458.204/m2/bulan pada 2019, turun menjadi Rp435.597/m2/bulan. 

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) – Properti adalah salah satu lini bisnis yang kena imbas langsung adanya pandemi Corona atau Covid-19. Tren menurunnya transaksi penjualan, baik sektor apartemen, perkantoran, serta terutama ritel dan hotel kian mengkhawatirkan. Jika wabah ini masih berlanjut hingga kuartal berikutnya, dipastikan bisnis ini akan semakin terpuruk, bahkan banyak pengembang yang diprediksi kolaps.

Pada ulasan sebelumnya (sektor perkantoran) – masih dari temuan Colliers International Indonesia – disebutkan bahwa pada periode ini sangat menantang bagi sektor perkantoran. Lantas, bagaimana dengan sektor apartemen? DKI Jakarta sebagai ibukota negara juga barometer properti telah terkena imbas negatif Corona. Apakah sektor apartemen juga sudah terdampak?

Baca Juga: Colliers: Periode Menantang Bagi Sektor Perkantoran

Menurut data Colliers International Indonesia, hingga kuartal 1 2020, total pasokan apartemen di wilayah DKI Jakarta mencapai 211.944 unit atau belum ada tambahan baru pada tiga bulan pertama tahun ini.

Ferry Salanto, Senior Associate Director and Research Colliers International Indonesia mengatakan, hal ini bukan disebabkan karena adanya wabah virus Corona, namun memang belum ada yang dijadwalkan masuk pada kuartal ini.

“Kita lihat proyeksi suplai masuk untuk apartemen di 2020 ini cukup tinggi, angkanya sebesar 13.304 unit. Tapi kemungkinan jumlah ini akan terkoreksi dengan sendirinya. Bahkan di situasi normal pun, seperti beberapa tahun sebelumnya,” jelas Ferry melalui video conference, Rabu (8/4/2020), lalu.

Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, terutama karena penjualan masih kurang bagus. Kemudian banyak investor dan konsumen juga lebih menahan diri untuk konsentrasi menghadapi wabah ini. Sementara para developer juga masih akan konsentrasi pasarkan proyek yang ada, sehingga menunda untuk meluncurkan proyek baru.

Baca Juga: Citra Landmark, Apartemen Murah dari Ciputra untuk Milenial

Dari segi penyerapan yang ada juga tidak terlalu signifikan, apalagi saat ini sudah sangat jarang ada kunjungan ke proyek. Imbas Covid-19, tingkat serapan apartemen masih stagnan di 87,6%. Namun, sebagian apartemen menengah ke bawah mengalami sedikit kenaikan permintaan karena banjir Jakarta selama Januari-Maret 2020 lalu.

Ferry memperkirakan rata-rata tingkat serapan akan turun 1-2% di akhir tahun. Ini disebabkan antaralain karena investor masih wait and see terhadap Covid-19, sehingga menunda pembelian mereka sampai wabah mereda. Belum lagi kinerja proyek-proyek yang masih under construction.

“Yang menjadi masalah adalah proyek-proyek yang under construction yang dia sudah mulai ditawarkan, walaupun mereka belum selesai. Ini yang membuat tingkat hunian menurut,” kata Ferry.

Dalam catatan Colliers, jumlah proyek baru yang diperkenalkan pada kuartal 1 2020 ini juga hanya sebanyak 2 proyek dengan total 782 unit. “Ini baru dikenalkan, belum diluncurkan. Sehingga launching proyek baru juga diprediksi akan sangat terbatas. Developer lebih melihat, bagaimana caranya sekarang ini melepas proyek-proyek yang ada dahulu,” tegas Ferry.

Baca Juga: Promo Apartemen, “Hunian Secangkir Kopi”, Cicilan Rp99.000

Dari sisi harga jual, lanjutnya, pada kuartal 1 2020 juga mengalami stagnasi di angka Rp34,6 juta/m2 (+0.3% QOQ) karena stagnasi pada penjualan. Sementara proyeksi pada tahun ini, hanya akan mengalami sedikit kenaikan menuju Rp35,5 juta/m2. Hal ini karena masyarakat masih mencari unit yang terjangkau dan tekanan dari tingkat serapan yang
rendah.

Apartemen Servis

Adapun service apartment (apartemen servis) juga tidak banyak berubah seperti kuartal sebelumnya, dimana total pasokan apartemen sewa dan serviced di Jakarta sebanyak 5.701 unit. Ferry bilang, dalam kondisi pasar normal pun tidak banyak perubahan, apalagi ditambah dengan situasi saat ini.

“Mereka yang perform pun akan ada persaingan dengan apartemen strata title yang disewakan oleh individu, sehingga persaingan itu akan tambah ketat,” ujarnya.

Tingkat hunian apartemen servis pun turun cukup tajam, yakni dari 67,9% menjadi 61.4%. Sementara harga sewa pada kuartal 1 2020 ini juga terkoreksi, dimana rata-rata turun 5% di area CBD, yakni berkisar Rp458.204/m2/bulan pada 2019, turun menjadi Rp435.597/m2/bulan. Sementara non CBD turun rata-rata 2% atau pada kisaran Rp369.433/m2/bulan pada 2019 lalu menjadi Rp362.281/m2/bulan.

Impact wabah ini baru terasa di awal Maret. Jadi bisa dibayangkan bahwa tingkat hunian akan terus menurun. Terutama karena banyak sekolah internasional tutup sampai Agustus dan beberapa kedutaan juga mulai mengevakuasi stafnya. Sehingga nanti tarif sewa terus menyesuaikan,” terang Ferry.

Baca Juga: Gandeng J Trust Bank, CicilSewa Beri Solusi Sistem Sewa Properti

Untuk ini dia menyarankan agar saatnya melakukan negosiasi lagi guna mendapatkan periode sewa yang lebih pendek. Dengan tingkat kekosongan yang tinggi, pilihan unit menjadi lebih banyak.

*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com
ICBT 2025: Pameran Teknologi Pemeliharaan Fasilitas, Smart Building, dan Sustainability

BERITA TERBARU

Demo Half Page