PropertiTerkini.com, (BANDUNG) — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kualitas layanan jalan tol dan rest area pada tahun 2023. Salah satunya yaitu Jalan Tol Jakarta – Bandung, yang dilaksanakan pada Selasa – Kamis, (10-12/10/2023).
Adapun ruas yang dinilai pada Jalan Tol Jakarta – Bandung meliputi ruas Cikampek-Padalarang-Cileunyi (122,9 km), ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan (61,715 km), ruas Soreang-Pasirkoja (8,15 km) dan ruas Cibitung-Cilincing (34,7 km). Selain PT Jasamarga Metropolitan Tollroad, BUJT pengelola lainnya yakni PT Citra Karya Jabar Tol, PT Citra Marga Lintas Jabar, dan PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways.
“Penilaian JTB Tahun 2023 dilakukan mulai 12 Juni 2023 hingga 30 November 2013. Hasil penilaian akan diumumkan saat Hari Bakti PU ke-78 pada 3 Desember 2023,” ujar Sekretariat Pelaksana JTB 2023, Buyung Ridi.
Tim ahli atau pakar penilaian Jalan Tol Berkelanjutan (JTB) Sudirman mengatakan, selain pemenuhan Standar Mutu Penilaian (SPM) yang seharusnya dipertahankan di tahun 2023, penilaian juga menekankan pada investasi ekonomi untuk mendukung produk lokal di kawasan sekitar jalan tol.
Selain itu, terdapat pemenuhan aspek kesetaraan gender dan kepedulian masyarakat terhadap jalan tol yang sudah dilaksanakan oleh setiap BUJT sebagai pihak pengelola. Semua itu demi tercapainya Toll for All sebagai tema JTB di tahun 2023.
Menurut Sudirman, sesuai dengan instruksi presiden melalui Menteri PUPR, UMKM dan usaha lokal perlu diperbanyak untuk meningkatkan kualitas jalan tol dengan baik. Selain itu, perlu adanya peningkatan informasi objek-objek yang memiliki nilai ekonomis dan pariwisata di sekitar ruas jalan tol dan rest area.
Dukung Lokal Branding
Tim ahli JTB lainnya yaitu Yuana Sutyowati menambahkan, rest area terintegrasi dengan fungsi-fungsi daya dukung tol yang memengaruhi kenaikan tarif SPM tol. Sehingga kualitas dan value-nya juga perlu dijaga dan ditingkatkan oleh BUJT dan mitra.
“Rest area sebenarnya sudah memberikan dampak positif bagi UMKM lingkungan sekitar. Karena masyarakat diberikan venue dan akses berjualan yang lebih baik dibanding di luar rest area,” kata Yuana.
Yuana menyarankan pihak BUJT dan mitra agar bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam melakukan berbagai pelatihan seperti standarisasi produk, sertifikasi halal, hingga pengurusan hak merek.
Untuk membenahi kios UMKM juga dapat bekerjasama dengan pihak bank dengan Kredit Usaha Mikro (KUR). Semua ini demi meningkatkan kualitas UMKM dan masyarakat yang berjualan di rest area.
Sementara itu, Senior Manager RO 3 PT Jasamarga Metropolitan Tollroad, Agni Mayvinna, selaku BUJT mengatakan, pihaknya terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan SPM dari tahun ke tahun. Tujuannya agar kualitas jalan tol semakin baik. Mulai dari beautifikasi, pemeliharaan sarana pelengkap jalan tol, hingga rencana penambahan signage dengan ornamen lokal sebagai ciri khas dari ruas jalan tol yang dikelola.
Pihaknya juga juga terus mendukung lokal branding dengan memberikan tenant khusus bagi UMKM produk tembikar dan batik khas Purwakarta. Kemudian, menyediakan Kampoeng UMKM yang menjual aneka kuliner khas setempat, dan hiburan oleh seniman lokal di kawasan rest area. “Kami juga berupaya memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga keamanan dan kebersihan,” ujar Agni.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews