Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal
Thursday, June 19, 2025
Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal

BERITA TERKAIT

Mesin Cuci Sharp Terbaru

Masih Jauh dari Target, Begini Strategi Intiland di Semester II

Perseroan memiliki land bank seluas 2.000 hektar, terhitung hingga 31 Maret 2020. Cadangan lahan dengan proyeksi pengembangan sekitar 20 tahun ini tersebar di Jakarta sekitar 1.600 hektar dan di Surabaya dan sekitarnya sebanyak 400 hektar.

PropertiTerkini.com, (JAKARTA) – Pengembang properti PT Intiland Development Tbk telah menargetkan pencapaian marketing sales untuk tahun 2020 adalah sebesar Rp2,5 triliun. Namun hingga pertengahan tahun ini, baru tercapai Rp343 miliar atau sekitar 13,7 persen dari target.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, wabah Corona yang menyebar di Indonesia berdampak pada hilangnya momentum pencapaian penjualan produknya.

Baca Juga: Intiland Hadirkan Virtual Show Unit SQ Rés

“Dari target ini memang kami sudah ketinggalan momen di first half-nya yang cukup banyak, hampir setengah tahun,” ungkap Archied kepada media usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2019 yang diselenggarakan di Intiland Tower Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Sejauh ini, menurut Archied, Intiland belum meluncurkan proyek baru, bahkan rencana launching beberapa proyek juga ditunda. Sehingga penjualan fokus pada inventorial saja.

Adapun kontribusi terbesar dari penjualan produk-produk Intiland adalah dari rumah tapak (landed), seperti di Graha Natura, Serenia Hills dan Talaga Bestari.

“Penjualan apartemen agak slow,” imbuhnya.

Dicabutnya aturan PSBB di beberapa kota termasuk Jakarta, membuka kembali keyakinan Intiland untuk kembali mengejar target penjualan pada semester II 2020.

Perseroan masih tetap mengandalkan penjualan klaster-klaster hunian baru dari proyek landednya, terutama Graha Natura, Serenia Hills dan Talaga Bestari.

Baca Juga: Properti Surabaya Masih Lesu, Rumah Tapak Stabil

“Kondisi berat masih kita hadapi sekitar enam bulan ke depan. Tapi kita harapkan di second half ini angka Rp1 triliun bisa kita kejar,” kata Archied.

Untuk mencapai angka penjualan tersebut, Intiland Development sudah dan akan menerapkan sejumlah strategi. Antara lain, Perseroan akan tetap fokus pada penjualan produk inventori.

Pengembang juga memberikan beberapa gimik marketing yang sesuai dengan kebutuhan target market yang dituju. “Saat ini kami lebih mengandalkan penjualan melalui digital. Budget marketing juga diperbanyak untuk digital ini,” sebut Archied.

Lebih lanjut, Intiland juga menjalin kerja sama dengan perbankan guna memberikan pelayanan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga dan gimik-gimik menarik. Sementara diskon tunai juga diberikan antara 15-40 persen.

“Jadi saat ini memang kita prioritaskan kasih cash payment dengan diskon menarik. Target market juga disesuaikan dengan mempertajam di segmen market,” katanya.

Archied yakin, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap properti tetap ada, khususnya konsumen akhir atau end user, namun masih banyak yang menunda.

Baca Juga: Tren Penjualan Turun, Intiland Optimis, Jual Rumah Baru di Talaga Bestari

Oleh karena itu, dengan banyaknya diskon dan gimik menarik, konsumen pun bisa memanfaatkan momentum terbaik saat ini. “Saat ini sebenarnya menjadi momentum terbaik bagi konsumen untuk berinvestasi properti karena relatif memiliki posisi tawar lebih besar di tengah banyaknya produk tersedia di pasar,” sebutnya.

Perseroan yang memiliki proyek-proyek yang tersebar di Jakarta dan Surabaya ini juga masih memiliki land bank sebesar 2.000 hektar hingga 31 Maret 2020. Cadangan lahan dengan proyeksi pengembangan sekitar 20 tahun ini tersebar di Jakarta sekitar 1.600 hektar dan di Surabaya dan sekitarnya sebanyak 400 hektar.

Komisaris Baru

Sementara dari hasil RUPS Tahunan Perseroan, para pemegang saham telah menyetujui perubahan sejumlah agenda termasuk susunan Direksi dan Dewan Komisaris serta penetapan penggunaan laba bersih sebesar Rp251,4 miliar.

Dalam agenda perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris, Wakil Direktur Utama Perseroan Sinarto Dharmawan menduduki posisi baru sebagai Komisaris Utama.

Keanggotaan Dewan Komisaris juga diperkuat dengan penunjukan Friso Palilingan selaku Komisaris Independen. Sebelumnya, Friso menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2013.

Baca Juga: Ini 5 Kota yang Paling Diincar Pembeli Rumah Selama Pandemi

Mempertimbangkan situasi dan kondisi akibat pandemi Covid-19 serta rencana usaha tahun ini, Perseroan memutuskan untuk belum membagikan dividen atas laba yang diperoleh tahun 2019. Seluruh laba bersih yang diperoleh Perseroan akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp249,4 miliar dan sisanya sebesar Rp2 miliar sebagai cadangan wajib.

Kinerja Usaha

Archied mengakui bahwa industri properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Banyak konsumen dan investor properti cenderung bersikap menunggu kondisi membaik dan memilih untuk menunda dulu pembelian.

“Hampir semua developer menghadapi tantangan yang cukup berat, termasuk dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun daya beli pasar tetap ada, konsumen memilih untuk menunda pembelian atau investasi. Penjualan properti masih didominasi pasar end user, terutama di segmen menegah ke bawah,” kata Archied.

Di tengah tantangan yang terjadi di industri properti, Perseroan masih berhasil mempertahankan kinerja usaha.

Baca Juga: Strategi Menjual Properti di Tengah Krisis

Sampai akhir kuartal I tahun ini, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp830,6 miliar, atau turun 6,4 persen dibandingkan kurtal I 2019 senilai Rp887,6 miliar.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya pengakuan pendapatan dari segmen mixed-use & high rise dan kawasan perumahan.

Pendapatan pengembangan (development income) tercatat memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp546,8 miliar atau 82,3 persen dari keseluruhan.

Perolehan tersebut bersumber dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise senilai Rp455,1 miliar dan kawasan perumahan sebesar Rp91,7 miliar.

“Di triwulan pertama tahun ini, kami juga melakukan penjualan lahan seluas 3,2 hektar di Surabaya senilai Rp58,3 miliar. Lahan ini masuk kategori inventori dan bukan termasuk aset utama yang akan dikembangkan dalam waktu dekat,” ungkap Archied.

Perseroan juga memperoleh pendapatan usaha yang bersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) sebesar Rp159,6 miliar atau 17,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen ini meningkat 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp157,1 miliar.

Baca Juga: Minat Investasi Properti Tinggi, Waskita Realty Dorong Sejumlah Strategi

Perseroan tercatat membukukan laba usaha sebesar Rp234,9 miliar atau meningkat 27,6 persen dibandingkan perolehan triwulan I tahun 2019. Peningkatan ini mendorong perolehan laba bersih sebesar Rp84,4 miliar atau melonjak 74,4 persen dibandingkan triwulan I tahun lalu senilai Rp48,4 miliar.

Mesin Cuci Sharp Terbaru

BERITA TERBARU

Demo Half Page