PropertiTerkini.com, (BALI) — Bali terus memikat dunia, bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat investasi properti yang menjanjikan. Salah satu kawasan yang mencuri perhatian tahun ini adalah Munggu, sebuah desa yang asri di Kabupaten Badung, Bali Selatan.
Seiring dengan pertumbuhan pariwisata dan infrastruktur, Munggu digadang menjadi lokasi investasi properti terbaik di Bali pada 2025, dengan berbagai faktor pendukung mulai dari nilai investasi tinggi hingga gaya hidup yang berkualitas.
Untuk diketahui, Pulau Dewata mengalami lonjakan wisatawan pascapandemi. Pada 2024, Bali mencatat kedatangan 6,3 juta wisatawan asing—naik 19,5% dari tahun sebelumnya dan melebihi angka sebelum pandemi.
Pemulihan sektor pariwisata, pembangunan infrastruktur, serta meningkatnya minat investor domestik dan internasional menjadi pemicu utama geliat sektor properti.
Harga properti di Bali pun terus meroket. Diprediksi akan mengalami kenaikan dua kali lipat dalam 3–5 tahun ke depan.
Salah satu indikator kesehatan ekonomi Bali tercermin dalam kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) Denpasar, dari 102,5 poin (Q1 2023) menjadi 107,64 poin (Q3 2024).
Ini mengindikasikan kondisi ekonomi yang stabil, yang mendorong investor merasa lebih percaya diri untuk berinvestasi.
Sementara itu, potensi imbal hasil sewa kotor (rental yield) vila di lokasi populer di Bali, menurut Situs The Bali Homes, berkisar antara 7–15 persen.
Digital nomad (pekerja remote) yang kini mencakup 20% pasar sewa jangka panjang juga menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan akan akomodasi jangka pendek berkualitas.
Munggu dan Badung: Hot Spot Baru Investasi Properti Bali
Kabupaten Badung menjadi episentrum investasi properti di Bali. Pada 2023, permintaan properti dari warga negara asing (WNA) di Badung melonjak hingga 92,1 persen, melampaui daerah lain.
Pertumbuhan permintaan properti yang signifikan oleh investor asing tersebut juga diikuti oleh kota-kota lain seperti Denpasar (81,3 persen), Surabaya (49,6 persen), dan Jakarta Utara (46 persen).
Baca Juga: Cetak Rekor Baru Sepanjang Sejarah: Pendapatan Summarecon Tembus Rp10,6 Triliun di Usia ke-50 Tahun
Munggu—bersama Pererenan dan Canggu—adalah bagian dari transformasi wilayah Badung.
Jika Canggu dikenal dengan gaya hidup semarak dan harga tinggi, dan Pererenan menjadi alternatif yang lebih tenang namun tetap trendi, maka Munggu menawarkan keseimbangan antara kedamaian, keindahan alam, dan konektivitas.
“Munggu adalah salah satu kawasan terakhir di Bali Selatan tempat Anda dapat hidup dengan tenang, namun tetap bisa mengakses lokasi-lokasi seperti Ubud, Pererenan, atau Cemagi dengan mudah,” ungkap Shanny Poijes, Managing Director CORE Concept Living.
Lokasi strategis menjadikan Munggu hanya berjarak 1–3 km dari Pererenan dan 5–8 km dari Canggu.
Posisi ini sangat ideal untuk hunian keluarga, pensiunan, maupun investor properti yang mencari potensi pertumbuhan nilai dan ketenangan hidup.
Selain itu, Munggu menawarkan hasil sewa kompetitif di kisaran 8–12 persen, dengan harga beli properti yang masih lebih rendah dibanding Canggu atau Pererenan.
Baca Juga: 3 Langkah Cerdas Menyulap Rumah Minimalis Jadi Estetik dan Nyaman dengan Cat Berkualitas
Hasil sewa ini tak jauh berbeda dengan di Canggu (7–15 persen) dan Pererenan (10–11 persen untuk pembangunan baru).
Hal ini memungkinkan investor memperoleh return on investment (ROI) yang lebih tinggi.
“Biaya investasi awal yang lebih rendah dan potensi pertumbuhan tinggi menjadikan Munggu pilihan cerdas. Ditambah lagi, kualitas hidup yang ditawarkan sungguh luar biasa,” tambah Shanny.
Infrastruktur juga menjadi nilai tambah utama Munggu. Peluncuran layanan internet Starlink pada Mei 2024 memperkuat konektivitas, sementara rencana pembangunan bandara internasional baru di Bali Utara senilai Rp150 triliun akan semakin mempercepat mobilitas wisatawan.
CORE Concept Living Rilis Hunian Bergaya SKANDINASIA Pertama di Bali
Sebagai pionir hunian modern yang tetap selaras dengan budaya lokal, CORE Concept Living memperkenalkan proyek hunian pertama bergaya SKANDINASIA—perpaduan desain Skandinavia dan jiwa Bali.
Baca Juga: Sheraton Bali Kuta Resort Jadi Standar Baru Hotel Premium di Tepi Pantai, Ini 4 Keunggulannya!
Proyek ini akan diluncurkan pada Oktober 2025 dan mulai dibangun pada Desember 2025, dengan target serah terima pada akhir 2027.
CORE sendiri merupakan singkatan dari Community, Opportunity, Responsibility, and Excellence—Komunitas, Peluang, Tanggung Jawab, dan Keunggulan.

Didirikan oleh Shanny Poijes dan Victoria Fernandez, pasangan Swedia yang berpengalaman di bidang properti dan desain interior selama dua dekade di dua benua, yang memiliki spesialisasi mengembangkan properti, desain interior, dan perhotelan butik bergaya Eropa
CORE bertujuan menciptakan ruang tinggal yang indah, tahan lama, dan menyatu dengan nilai-nilai lokal.
“Ketelitian Skandinavia berpadu dengan spiritualitas Bali, menciptakan hunian yang mendefinisikan ulang kehidupan di Pulau Dewata,” ujar Shanny.
Hunian ini tidak hanya ditujukan untuk investor, tetapi juga keluarga yang mencari gaya hidup damai.
Baca Juga: Inovasi ecommerceloka, Startup Bali Ini Tingkatkan Pendapatan Mitra Properti Hingga 35%
Lingkungan Munggu yang tenang, pantai berpasir hitam, sawah hijau, serta akses ke sekolah internasional dalam radius 10–20 menit menjadi daya tarik tersendiri.
“Di Munggu, Anda tidak hanya tinggal di desa. Anda menikmati konektivitas global, pesona lokal, dan ruang untuk berkembang,” ujar Shanny lagi.
Faktor zonasi green belt (sabuk hijau) juga menjadikan Munggu ideal untuk pengembangan berkelanjutan—nilai yang semakin dicari pembeli properti modern yang peduli lingkungan.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews