Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal
Tuesday, August 26, 2025
Pintu Baja Fortress, Canggih untuk Keamanan Rumah Maksimal

BERITA TERKAIT

ICBT 2025: Pameran Teknologi Pemeliharaan Fasilitas, Smart Building, dan Sustainability

Terus dikejar Bendungan Ameroro Ditargetkan Selesai Konstruksi pada 2023

Bendungan dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun ini akan menjadi satu dari tiga bendungan yang akan menambah suplai air irigasi dan pengendali banjir.

PropertiTerkini.com, (KENDARI) — Selain Bendungan Ladongi yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga tengah membangun Bendungan Ameroro untuk memperkuat suplai air irigasi dan pengendalian banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan yang berada di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe ini ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2023.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerja di Bendungan Ameroro beberapa waktu lalu menyampaikan Bendungan Ameroro merupakan satu dari tiga bendungan yang disiapkan untuk mengurangi risiko banjir dan menambah suplai air irigasi di Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Insentif PPN Properti Diperpanjang Hingga Juni 2022, Diskon Dikurangi

Bendungan pertama adalah Ladongi dengan kapasitas memiliki kapasitas tampung 45,9 juta m3 dan luas genangan sebesar 222 hektar akan dimanfaatkan untuk mengurangi risiko banjir sebesar 176,62 m3/detik dan mengairi area irigasi seluas seluas 3.604 hektar.

Bendungan kedua Ameroro memiliki kapasitas tampung 54,53 juta m3 dengan luas genangan 244,06 hektar. Adapun bendungan ketiga yaitu Pelosika yang nantinya akan membendung Sungai Konawe dan kini masih dalam tahan persiapan (review design).

Bendungan Ameroro mulai dikerjakan pada 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun. Saat ini progres konstruksinya mencapai 26,82 persen dengan target selesai 2023. Pembangunan Bendungan Ameroro dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan, yakni Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket II PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO).

Baca Juga: Demi Ketahanan Pangan, Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Pidekso

Bendungan ini didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter. Bendungan ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air di Sulawesi Tenggara dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air.

Sebagai daerah penyangga Kota Kendari sebagai Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang salah satunya melalui pengembangan industri nikel serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang membutuhkan air baku bersumber dari bendungan. Penyelesaian Bendungan Ameroro diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 511 liter/detik.

Manfaat lainnya adalah dengan cara mengelola aliran air Sungai Lasolo Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk digunakan sebagai layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektar dan mereduksi banjir di wilayah hilir sebesar 443,3 m3/detik.

Baca Juga: Kementerian PUPR Siap Gandeng PT SMF Bangun Perumahan MBR

Selain itu juga berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,3 Megawatt dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 8,2 Megawatt serta destinasi wisata baru di Kabupaten Konawe.

*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: redaksi@propertiterkini.com
Email Iklan: iklan@propertiterkini.com
ICBT 2025: Pameran Teknologi Pemeliharaan Fasilitas, Smart Building, dan Sustainability

BERITA TERBARU

Demo Half Page