PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Tol Bogor-Serpong via Parung kini semakin mendekati tahap konstruksi setelah Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara resmi menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres.
Penandatanganan yang dilakukan pada Jumat (3/10/2025) di Jakarta ini merupakan langkah strategis yang menegaskan komitmen Kementerian PU dalam memperkuat jaringan konektivitas antarkawasan sekaligus membuka peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi baru.
Baca Juga: Akses Tol Langsung Paramount Petals Jadi Game Changer, Harga Properti Terus Meroket
Proyek infrastruktur ini juga selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu fondasi utama.
Menteri PU Dody Hanggodo dalam sambutannya menekankan bahwa pembangunan jalan tol selalu memiliki arti yang jauh lebih strategis, tidak hanya sebagai infrastruktur fisik, tetapi juga sebagai penguatan fondasi ekonomi nasional.
“Kita berharap ruas Tol Bogor-Serpong via Parung semakin memperkuat arus masuk Foreign Direct Investment (FDI). Kehadiran FDI bukan hanya menambah modal, melainkan juga membawa teknologi baru, tata kelola modern, dan meneguhkan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia,” kata Menteri Dody.
Koneksi Vital JORR III dan Pengurangan Beban Jalan Arteri
Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung dirancang menjadi bagian integral dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III.
Ruas tol sepanjang 32,03 kilometer ini akan terhubung dengan sejumlah ruas strategis lainnya, yaitu:
- Jalan Tol Serpong–Balaraja (Sebaraja)
- Bogor Outer Ring Road (BORR)
- Depok–Antasari (Desari)
- Sentul Selatan–Karawang Barat
Kehadiran konektivitas baru ini diharapkan mampu memperlancar mobilitas barang dan jasa secara signifikan, mengurangi beban kepadatan jalan arteri yang selama ini sudah terlampau padat, dan pada akhirnya memperpendek waktu tempuh.
Selain itu, hadirnya akses baru ini juga diprediksi akan menumbuhkan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek, terutama di wilayah yang dilalui, yakni 27,83 kilometer di Jawa Barat dan 4,2 kilometer di Provinsi Banten.
Baca Juga: One Global Capital Tawarkan Akses Eksklusif Investasi Properti Global bagi Investor Indonesia
Tol Bogor-Serpong via Parung Tak Bebani APBN, Keyakinan Investor Menguat
Aspek menarik dari proyek ini adalah skema pembiayaannya. Menteri Dody Hanggodo secara khusus menyoroti kepercayaan investor terhadap arah kebijakan pemerintah.
“Yang patut kita syukuri, seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh badan usaha, tanpa membebani APBN. Hal ini menandakan bahwa keyakinan investor terhadap arah kebijakan pemerintah semakin menguat,” ujarnya.
Proyek ini memiliki nilai investasi total sebesar Rp12,351 triliun dengan masa konsesi yang ditetapkan selama 40 tahun.
Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, tingkat pengembalian investasi (Financial Internal Rate of Return/FIRR) diperkirakan mencapai 12,16%, sebuah angka yang solid dan menandakan daya tarik proyek tol ini sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Menteri Dody menambahkan bahwa pembangunan jalan tol tidak hanya menghadirkan jalur transportasi baru, tetapi juga berfungsi sebagai dinamo pertumbuhan wilayah melalui penciptaan ruang padat karya, pemberdayaan masyarakat sekitar, serta lapangan kerja baru yang berdampak positif pada penurunan tingkat kemiskinan daerah.
Strategi Besar Tri Asa PU608: Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%

Secara makro, Menteri Dody menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol, juga berfungsi sebagai instrumen penting untuk menurunkan Rasio Incremental Capital-Output (ICOR).
Dengan distribusi barang dan jasa yang semakin lancar, efisiensi investasi akan meningkat, sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan lebih besar oleh masyarakat luas.
Diharapkan kehadiran Tol Bogor-Serpong ini menjadi bagian dari strategi besar Kementerian PU, yaitu visi transformasi Tri Asa melalui program PU608, dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang inklusif dan berkelanjutan.
“Konektivitas yang dihadirkan turut memperkuat fondasi ekonomi nasional. Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung, misalnya, akan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan,” tutup Menteri Dody.
Baca Juga: Sukses Raih Rp410 Miliar di Serpong, Summarecon Expo Bandung Siap Ulangi Kesuksesan
Pengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Komposisi kepemilikan saham dalam BUJT ini terdiri dari PT Persada Utama Infra (52%), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (26%), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (12%), dan PT Hutama Karya Infrastruktur (10%).
Kolaborasi ini menjadi contoh sinergi yang kuat antara BUMN dan pihak swasta untuk keberlanjutan pembangunan infrastruktur nasional.
***
Untuk berita santai yang tak kalah seru, mampir juga ke: PropertiPlus.com