PropertiTerkini.com, (JAKARTA) — Pasar properti Indonesia pada pertengahan 2025 menunjukkan dinamika menarik. Di satu sisi, kota seperti Tangerang terus memimpin dari sisi minat pencarian properti, sementara Yogyakarta menonjol dengan pertumbuhan harga rumah yang jauh melampaui inflasi nasional.
Laporan Rumah123 Flash Report Juni 2025 mengungkap tujuh kota yang patut diperhatikan baik oleh investor maupun pencari hunian.
Baca Juga: Menko AHY: Perumahan Jadi Kunci Ketahanan Kota, Inklusi Sosial dan Pertumbuhan Berkeadilan
Laju inflasi nasional per Mei 2025 tercatat sebesar 1,60%, namun sejumlah kota menunjukkan performa pasar properti yang jauh lebih tinggi.
Kota-kota seperti Yogyakarta, Makassar, Semarang, Denpasar, Medan, Tangerang, dan Depok mencatatkan pertumbuhan harga rumah tahunan yang melampaui angka inflasi tersebut.
Yogyakarta Catat Lonjakan Harga Tertinggi, Lampaui Inflasi Hingga 8,7%
Secara tahunan (year-on-year), Yogyakarta memimpin pertumbuhan harga rumah dengan kenaikan sebesar 10,6%, atau selisih 8,7% dari inflasi nasional.
Kenaikan ini bukan hanya mencerminkan daya tarik kota budaya tersebut, tapi juga dampak dari pembangunan infrastruktur besar seperti Tol Solo–Klaten yang beroperasi sejak 2024 dan meningkatkan konektivitas kawasan.
Baca Juga: Diskon Furnitur hingga 80% di SELMA, Peluang Hemat Wujudkan Hunian Nyaman
Pertumbuhan agresif ini juga terjadi merata di semua segmen properti, termasuk rumah ukuran besar.
Untuk rumah dengan luas 151–250 m², Yogyakarta mencatat kenaikan harga hingga 41,8% dengan median harga Rp2,8 miliar. Sementara untuk rumah ukuran di atas 251 m², kenaikan bahkan mencapai 54,5%.
“Yogyakarta menjadi kota yang menarik, tidak hanya bagi end-user tapi juga investor yang mengincar capital gain tinggi dari properti,” ujar Marisa Jaya, Head of Research Rumah123.
Tangerang, Kota Paling Dicari Pencari Properti
Dari sisi permintaan pasar, Tangerang mempertahankan posisinya sebagai kota paling populer untuk pencarian rumah.
Pada Mei 2025, Tangerang menyumbang 15,6% dari total permintaan listing secara nasional, jauh mengungguli kota lain. Di posisi berikutnya ada Jakarta Selatan (11,3%) dan Jakarta Barat (10,3%).
Baca Juga: Surabaya Buka Peluang Investasi Rumah Seken, Harga Rp1–3 Miliar Paling Diburu
Popularitas Tangerang juga mengalami peningkatan month-on-month sebesar +1,1%, tertinggi di kawasan Jabodetabek.
Ini menandakan bahwa pasar terus bergerak aktif, ditopang oleh proyek-proyek perumahan baru dan kemudahan akses infrastruktur seperti jalan tol dan transportasi umum.
Tak hanya Tangerang, kota di luar Jawa seperti Denpasar juga mencatatkan peningkatan popularitas sebesar +0,5%.
Sedangkan kota-kota seperti Bandung, Bekasi, dan Depok mengalami penurunan minat pencarian, masing-masing -0,7%, -0,6%, dan -0,5%.
7 Kota Lampaui Inflasi, Ini Daftarnya
Berdasarkan data Rumah123 Flash Report, berikut adalah tujuh kota yang mencatatkan pertumbuhan harga rumah tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional (1,60%):
Baca Juga: Kunjungi Perumahan “Minha Casa Minha Vida” di Brasil, Menko AHY: Jadi Inspirasi Hunian Terjangkau
- Yogyakarta: +10,6%
- Makassar: +7,6%
- Semarang: +7,2%
- Denpasar: +7,8%
- Medan: +1,8%
- Tangerang: +2,5%
- Depok: +2,0%
Kota-kota tersebut mencerminkan potensi pertumbuhan properti yang solid, baik dari sisi kapitalisasi harga maupun permintaan.
Surabaya: Harga Turun, Tapi Pencarian Naik
Baca Juga: Menteri PU Pastikan Renovasi Sekolah Rakyat Tahap I Rampung Juli 2025
Surabaya menjadi fenomena tersendiri. Kota ini mengalami penurunan harga rumah seken sejak Desember 2024, dengan koreksi tertinggi -1,7% dan terendah -0,4%.
Namun menariknya, minat pencarian properti di kota ini justru meningkat +0,5% secara bulanan.
Koreksi harga dipicu oleh pergeseran suplai ke segmen rumah terjangkau. Suplai rumah di bawah Rp400 juta melonjak hingga 300% di Sambikerep, sementara suplai rumah di atas Rp1 miliar mengalami penurunan signifikan.
Baca Juga: Botanica Cibubur Tawarkan 3 Tipe Rumah Mulai Rp500 Jutaan, Lokasi Strategis Dekat 3 Tol
Namun, permintaan tertinggi tetap berada di segmen Rp1–3 miliar (35,2%), menunjukkan potensi tekanan harga dalam waktu dekat karena ketidakseimbangan pasokan-permintaan.
Perbandingan Suplai: Rumah Murah Melejit
Dari segi suplai, kota-kota besar mencatat tren yang beragam. Di Surabaya, terjadi lonjakan suplai di segmen:
- <Rp400 juta: naik 300% di Sambikerep, 100% di Lakarsantri
- Rp400 juta–Rp1 miliar: naik 57,1% di Mulyorejo, 39,3% di Simokerto
Namun, segmen harga di atas Rp1 miliar justru mengalami penurunan suplai di hampir semua wilayah.
Ini mengindikasikan bahwa pengembang mulai fokus pada produk hunian yang lebih terjangkau dan sesuai dengan daya beli masyarakat.
Kombinasi antara kenaikan minat pencarian, keterbatasan suplai di segmen menengah, serta tren kenaikan harga yang melampaui inflasi membuat kota-kota seperti Yogyakarta, Tangerang, dan Semarang menjadi tujuan investasi menjanjikan di 2025.
Baca Juga: Prabowo Tiru Model Perumahan di Singapura, Pembangunan Dikebut!
“Bagi konsumen yang ingin membeli rumah atau investor yang mengejar pertumbuhan nilai, kota-kota dengan performa di atas inflasi harus masuk radar utama,” pungkas Marisa Jaya.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews