Beading Stitch atau teknik merangkai perhiasan dan aksesori dengan jahitan tangan kini menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Anda berminat berwirausaha di bidang ini?
Pernahkah Anda kenal atau tahu soal perhiasan dan aksesori manik-manik yang dirangkai dengan jahitan tangan atau yang dikenal dengan teknik “Beading Stitch?” Perhiasan dan aksesori yang unik dan indah ini dapat menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan, khususnya bagi ibu rumah tangga, karena dapat dikerjakan di sela kesibukan dengan urusan rumah.
Perhiasan dan aksesori wanita ini kini sangat diminati, karena tampilannya yang sangat indah, juga dapat dirangkai dengan berbagai material, seperti batu alam, kerang, dan sebagainya.
Laila Khazanah atau yang dikenal juga dengan Shareza Wishnu adalah seniman, pecinta fashion yang sudah lama menekuni dunia bisnis ini. Laila yang sedari awal terjun ke seni desain fashion, baik fashion draping, maupun fashion illustration, kini akhirnya fokus ke fashion jewellery, khususnya perhiasan dengan teknik beading stitch (beading jewellery).
Menurut dia, teknik merangkai perhiasan dan aksesori ini sangatlah mudah dikerjakan, apalagi Indonesia memiliki beragam sumber alam yang dapat dimanfaatkan untuk merangkai berbagai perhiasan yang unik, etnik dan eksotis.
“Saya mulai menekuni dan menjalankan bisnis ini di Indonesia sejak tahun 2004 lalu. Saya melihat Indonesia memiliki potensi sumber alam, khususnya bebatuan yang sangat beragam. Ada dari Pacitan, Kalimantan, dan daerah lainnya yang sangat unik dan menarik untuk bisa dikembangkan dari Indonesia,” ujar Laila kepada IndoTrading News di sela Pameran UKM di Smesco, awal bulan ini.
Tak hanya bebatuan, lanjutnya, material lain, seperti batik, tenun, kerang, dan lainnya juga bisa digunakan untuk menghasilkan beragam perhiasan unik tersebut.
“Memang awalnya kami gunakan cabochon (jenis bebatuan-red), tapi sekarang sudah saya kreasikan ke berbagai material lain, seperti kayu-kayuan, kerang, batik, tenun, dan lainnya. Dengan teknik ini, banyak macam perhiasan yang bisa kita hasilkan,” sebutnya.
Kecintaan terhadap beading stitches tersebut berawal dari Negeri Paman Sam, Amerika, saat ia menimba ilmu di Fashion Institute of Design and Merchandising (FIDM), Los Angeles, Amerika. Saat itu, wanita yang juga kerab disapa Sasha Laikha ini kepincut mendalami fashion jewellery, khususnya teknik beading stitch ini.
“Di Amerika, teknik merangkai perhiasan ini berasal dari suku Indian Amerika. Ternyata di Indonesia juga sudah ada, seperti di Irian dan Kalimantan. Semuanya menggunakan teknik yang hampir sama. Lebih lagi, bahan untuk merangkai, seperti bebatuan dan bahan lainnya kan di Indonesia berlimpah,” kenang Beader’s asal Jakarta ini.
“Ini lebih menarik lagi karena desainer perhiasan di Indonesia juga belum terlalu banyak. Padahal yang bisa dikembangkan dari teknik ini bisa banyak sekali,” sambungnya.
Menurut wanita yang juga pernah menimba ilmu di Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo (LPTB Susan Budihardjo), Jakarta ini, letak kesuksesan pada bisnis usaha kecil menengah (UKM) seperti perhiasan adalah pada inovasi. Inspirasi untuk berinovasi, kata dia, bisa datang atau bersumber dari mana saja.
“Sesuai dengan perkembangan dunia fashion yang terus bergulir seperti roda, maka sebagai seorang seniman atau desainer, haruslah bisa membaca atau memrediksi kira-kira tahun depan perhiasan yang tren seperti apa. Dengan demikian, kita juga harus terus berinovasi menghadirkan berbagai produk yang tentu mengikut perkembangannya tersebut,” ungkapnya.
“Kain batik atau tenunan pun bisa kita kembangkan menjadi perhiasan yang menarik. Sekarang saya mulai fokus pada kombinasi bahan kerang. Ada juga dari koin yang sementara saya lakukan penjajakan. Jadi tinggal kita kombinasikan saja apa yang bisa diolah dari sumber daya alam yang ada di Indonesia ini,” kata Laila menambahkan.
Tak hanya itu, untuk menekan biaya produksi juga agar sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia, maka Laila pun menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di dalam negeri. Sebut saja bahan perangkai/benang yang sedianya harus didatangkan dari Jepang dengan harga sekitar Rp65 ribu per rol (ukuran kecil), maka dia menggantinya dengan benang biasa yang banyak dijumpai di kios atau toko-toko dengan harga Rp1.500 per rol. Sementara untuk penguat, Laila menggunakan lilin malam, yang juga biasa digunakan untuk membatik.
“Sudah delapan tahun saya menggunakan bahan-bahan seperti ini dan tidak pernah ada complain dari pelanggan atau pembeli saya,” tegasnya.
Namun demikian, kata dia, belum ada perusahaan di Indonesia yang memroduksi manik-manik sehingga salah satu bahan perhiasan tersebut harus tetap didatangkan dari Jepang. “Buatan Jepang memang agak mahal. Tapi kalau mau yang lebih murah, bisa beli yang buatan China.”
Kini, bersama usahanya yang diberi label Art N Lulla, Laila telah memroduksi begitu banyak produk perhiasan dan aksesori. Ragam variasi produk tersebut, mulai dari bros, kalung, gelang, cincin, perhiasan pakaian, perhiasan kepala, dan berbagai perhiasan serta aksesori lainnya. Keunikan dan kekhasan produk tersebut semakin nampak dari begitu banyak kombinasi dan variasai bentuk serta corak. Ada yang dikombinasikan dengan kupu-kupu, kerang, mutiara, batu alam dan sebagainya.
“Setiap desain produk saya, hanya ada satu model saja. Ini yang membedakan antara satu produk dengan lainnya. Kecuali yang mass produk,” tegasnya.
Soal harga, Laila mematok harga bervariasi pada setiap produknya. Untuk mass produk berkisar Rp35 ribu ke atas, sementara produk-produk pesanan rata-rata Rp1,3 juta ke atas. Harga produk tersebut sangat bergantung pada kombinasi bahan yang digunakan, juga kerumitan pengerjaannya. Misalnya ada yang menggunakan kristal, mutiara, dan lainnya.
“Untuk mass produk yang lebih laris si yang harganya Rp100 ribuan ke atas, seperti yang menggunakan tambahan mutiara atau kristal (Rp350 ribu), dan lainnya,” terang penulis buku “Have Fun With Beads Stitch 1 – Mengenal Perhiasan Bordir,” ini.
Keunikan produknya tersebut ternyata sudah diketahui banyak kalangan. Tak heran, berbagai pesanan pun selalu berdatangan dan dilayani dengan sepenuh hati. Sebut saja pemeran Ainun, Bunga Citra Lestari dalam film Habibie dan Ainun. Ternyata, bros kupu-kupu yang dikenakan Ainun adalah produksi Art N Lula. Usaha ini pun pernah melayani pesanan dalam jumlah banyak dari berbagai kelompok dan lembaga serta orang pribadi.
Memang, butuh kesabaran untuk dapat menyelesaikan sebuah produk. Di sela kesibukannya, dia mampu membuat lima bros sederhana. Kini, bersama empat karyawannya, Art N Lula mampu memroduksi hingga 500 bros dalam setiap bulannya.
“Lama pengerjaan memang tergantung jenis dan kombinasi bahan yang akan kita buatkan. Kalau bros bisa lebih cepat. Tapi ada juga bros dan produk lainnya yang butuh waktu hingga dua minggu, bahkan untuk kalung jenis tertentu bisa mencapai satu bulan pengerjaannya,” terang mantan penyiar radio ini.
Untuk pemasaran, produk Art N Lulla dipasarkan secara langsung melalui informasi yang disebar di media online, terutama media sosial. “Memang lebih banyak pasarkan produk saya melalui media online, khususnya facebook dan twitter.” Kini, usaha rumahan ini mampu meraup omzet per bulan di atas Rp10 juta.
Belajar Berwirausaha Beading Jewellery
Berangkat dari sebuah keinginan untuk mengembangkan seni beading, khususnya pengembangan perhiasan beading di Indonesia, maka Art N Lulla membuka kesempatan bagi masyarakat luas yang ingin berkarya dan berwirausaha di bidang ini.
Tak hanya melakukan kegiatan produksi perhiasan, Art N Lulla juga merupakan wadah berbagi ilmu di dunia fashion. Sejak 1998, Art N Lulla tidak saja mengambangkan seni pengerjaan fashion draping, dan fashion illustration saja, tetapi kini juga mengembangkan fashion jewellery, khususnya perhiasan teknik beading (beading jewellery).
Pelatihan dan pengajaran yang diberikan Art N Lulla meliputi tiga tingkatan, yakni Basic, Intermediate, dan Advance. Bentuk dan program pengajaran dilakukan melalui Workshop, Short Course, Private Class, maupun Special Event, termasuk Charity Program.
Program Art N Lulla tersebut dapat diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk juga anak-anak melalui special class, yakni Kids Day.
“Waktu pelatihan fleksibel, jadi dapat disesuaikan dengan waktu peserta,” kata Laila Khazanah. [Pius Klobor/IndoTrading News]
[…] Sukses Bisnis Beading Jewellery, Wanita ini Ajak Berwirausaha […]