PropertiTerkini.com, (MAKASSAR) — Properti di Kota Makassar terus tumbuh dengan pesat. Ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan gencarnya pembangunan infrastruktur di Kota Anging Mamiri tersebut.
Mulai dari pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Jalan Tol Layang AP Pettarani, Tol Insinyur Sutami, dan rencana pembangunan jalan tol baru.
Baca Juga: Dua Jembatan di Sleman Berhasil Dirampungkan Kementerian PUPR
Bahkan, Jalan Akses Tol Makassar New Port juga sudah mulai dibangun. Jalan tol ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Makassar – Maros – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata). Belum lagi proyek kereta dalam Kota Makassar hingga kereta Trans Sulawesi.
Sementara pengemang-pengembang properti, baik lokal maupun nasional pun semakin gencar membangun kawasan hunian, bahkan hingga berskala kota.
Beberapa pengembang nasional, sebut saja Ciputra Group, Summarecon Agung, Lippo Group, hingga Indonesian Paradise Property (INPP) yang sukses mengembangkan apartemen kelas atas di tengah Kota Makassar.
Baca Juga: Akuisisi Perusahaan Tbk, Citra Swarna Group Perluas Pasar Properti
Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Sulawesi Selatan, Bambang Sulistiyono mengatakan, bisnis properti di Kota Daeng terus mengalami peningkatan, terutama sejak 2009-2013. Ini ditandai dengan masuknya beberapa pengembang besar.
“Setelah 2013 hingga sekitar 2016, pertumbuhan properti di Kota Makassar sedikit melambat. Namun setelah itu mulai meningkat lagi hingga tahun 2019. Namun kemudian kembali melambat sejak 2020 akibat pandemi Covid-19. Tetapi sejak tahun 2021 saya melihat bahwa indikasi pertumbuhan sudah mulai kelihatan,” kata Bambang ketika ditemui di kantornya di Kota Makassar, belum lama ini.
Menurutnya, pertumbuhan tersebut tidak lepas dari berbagai stimulus dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk juga dari perbankan hingga promo yang diberikan oleh para developer.
Baca Juga: Rusus MBR di Gorontalo Siap Ditempati
Penyerapan terbesar datang dari penjualan rumah tapak, kemudian properti komersial berupa ruko, serta apartemen, khususnya segmen atas.
“Untuk ruko memang banyak juga yang beli, tetapi lebih banyak juga yang hanya sewa,” ungkapnya.

Dari segi harga, penyerapan terbesar berada pada kisaran harga di bawah Rp2 miliaran. Bahkan Citraland Tallasa City dan Summarecon Mutiara Makassar mencapai target penjualannya di tahun 2021. Harga rumah di kedua proyek tersebut dipasarkan mulai dari Rp700 jutaan – 6 miliaran.
“Tetapi untuk segmen middle low, penyerapannya juga cukup kencang, terutama untuk rumah subsidi dan rumah tipe 36. Bahkan kuota rumah subsidi di Makassar ini masih kurang,” lanjut Bambang.
Baca Juga: Kementerian PUPR Rampungkan Pembangunan Pasar Sukawati Gianyar, Bali
Sedangkan untuk wilayah, di sekitar Perintis hingga ke bandara juga penyerapannya cukup baik. Di luar itu, area Tanjung Bunga hingga ke wilayah Hertasning, Panakkukang.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews