PropertiTerkini.com, (CIANJUR) — Sampai dengan tahun 2021 lalu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana bagi 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor yang meliputi SDN Cibantala 1, SDN Kidang Kencana, SDN Sirnagalih, SDN Leles, SDN Mekarsari, SDN Puncakwangi, SDN Selaawi, SDN Simpang 1, SDN Bojong Koneng, SDN Gelarpawitan, SMPN 4 Cidaun dan SDN Rengasjajar.
Pekerjaan dilaksanakan selama 180 hari kerja dengan nilai kontrak sebesar Rp23,6 miliar. 2 di antara 12 sekolah tersebut, dibangun dengan konstruksi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yaitu SDN Cibantala 1 dan SDN Kidang Kencana.
Baca Juga: Rumah Tahan Gempa di Cianjur Dibandrol Rp150 Juta Per Unit
Pada bencana gempa bumi berskala 5,6 SR yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Cianjur, kedua sekolah tersebut tidak terdampak atau mengalami kerusakan karena menerapkan teknologi RISHA yang merupakan bangunan tahan gempa.
Pada tahun 2020, sekolah ini direhabilitasi dan direnovasi dengan menggunakan teknologi RISHA dan alhamdulillah relatif aman, hampir tidak ada kerusakan sedikitpun.
“Kalau ada hanya kerusakan arsitektural, namun secara struktur aman,” terang Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto saat melakukan peninjauan infrastruktur pasca gempa Cianjur, Minggu (11/12) lalu.
Baca Juga: Kementerian PUPR Gelar Penandatanganan Nota Kesepakatan dengan Penerima Bantuan Rusun
Menurut Iwan, metode RISHA tidak hanya dapat diterapkan pada pembangunan rumah saja, tetapi juga pada fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk salah satunya sekolah. Apalagi Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana.
Maka dalam perencanaan pembangunan, sekolah ini didesain sebagai bangunan tahan gempa. RISHA tidak hanya dapat dibangun untuk rumah, tetapi juga kita bangun untuk fasum fasos.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menerapkan metode RISHA untuk pembangunan fasum fasos di beberapa lokasi rawan gempa di Indonesia. Seperti di Lombok, Aceh, Nias, Mentawai, Sulawesi Barat, dan NTT.
Baca Juga: Kementerian PUPR Serahkan Aset Bantuan PSU Senilai Rp77,16 Miliar
Pada pasca gempa Lombok, selain sekolah, madrasah, masjid, dan pasar, beberapa balai warga juga dibangun dengan teknologi RISHA. Termasuk di Aceh, pada tahun 2016 lalu ada 21 sekolah, di Nias 2020 – 2021 ada 91 sekolah, di Mentawai ada 30 sekolah, Sulawesi Barat pasca gempa ada 147 sekolah dan madrasah, dan di NTT dibangun juga.
Ke depannya, Kementerian PUPR terus berupaya untuk memperbanyak pembangunan sekolah dengan penerapan teknologi RISHA.
Saat ini prototipe sekolah dengan penerapan teknologi RISHA sudah ditetapkan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 47 / 2019 sebagai desain prototipe pembangunan sekolah. Menurut Kemendikbudristek, disebut sebagai sekolah yang ramah terhadap gempa.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews





