Tarf sewa Apartemen Aeropolis untuk tipe studio rata-rata mencapai Rp2,2 juta per bulan atau berkisar Rp200.000 – Rp300.000 per harinya. Sementara tarif hotel rata-rata beskisar Rp300.000 per hari dan Rp9,5 juta untuk satu bulan.
PropertiTerkini.com (Tangerang) – Pada awal pengembangannya, Apartemen Aeropolis mungkin tidak begitu diminati, baik sebagai pilihan tinggal maupun berinvestasi. Namun kini, apartemen yang berada dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) tersebut seakan ‘menjadi’ rebutan, terutama sebagai instrumen investasi.
Baca Juga: Intiland Surabaya, Kuat Karena Punya Konsep yang Beda
Saat ini sedikitnya ada empat perusahaan hospitality management yang telah beroperasi di kawasan Aeropolis yakni Travelio, Aparian Mediapura, Oyo Rooms, dan RedDoorz.
Keempat perusahaan tersebut masing-masing menawarkan dan memiliki skema pengelolaan dan penyewaan unit apartemen yang berbeda-beda.
Travelio, misalnya, perusahaan ini mengharuskan adanya penyerahan biaya registrasi sebesar Rp1,5 juta sebagai investasi awal untuk setiap unit yang akan dikerjasamakan. Selain itu, para owner juga akan diikat dengan kontrak selama 18 bulan.
“Ini adalah biaya investasi yang kami tempatkan di awal. Biaya ini mencakup peminjaman linen, smart door lock, photographer, biaya advertising, dan lainnya,” kata Felicia Gautama, Head of Business Development Travelio dalam kesempatan Media Gathering Apartemen Aeropolis di Cengkareng, Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2019).
Baca Juga: Gandeng Travelio, Intiland Optimis Investasi Apartemen Praxis Semakin Meningkat
Berbeda dengan Travelio, RedDoorz mengharuskan jumlah minimum unit apartemen yang akan dikerjasamakan, yakni sebanyak 15 unit. Meski demikian, pihak RedDoorz memastikan bahwa pemilik unit (owner) akan mendapatkan keuntungan pasti dan besar lantaran rata-rata okupansi unit RedDoorz kini mencapai 70 persen ke atas.
“15 unit ini bisa milik satu orang atau beberapa owner berbeda yang bergabung dalam satu kelompok, karena yang masuk ke RedDoorz hanya atas nama satu penanggungjawab,” terang Fiqi Dwi Anugri Putri, Business Development Manager RedDoorz dalam kesempatan yang sama.
Sementara Mediapura dengan brand “The Aparian” sedikit lebih fleksibel dari dua hospitality manajemen lainnya. Aparian tidak mematok lama masa kontrak dengan para pemilik unit.
“Kami memang tidak mensyaratkan masa kontrak dalam waktu tertentu. Kadang-kadang kalau disewakan secara harian, pendapatannya bisa lebih kecil dibandingkan dengan sewa bulanan atau tahunan. Kami tidak mau membatasi keuntungan dari para owners. Karena fokus utama kami adalah menyewakan secara harian,” ungkap Leo Ferdinand Rahadian, CEO Mediapura.
Baca Juga: Pemesanan Kamar RedDoorz Akan Mencapai 1 Juta
Selain hospitality management, Aeropolis juga menjadi salah satu pengembangan kawasan dekat bandara yang diminati para operator hotel. Tercatat terdapat empat hotel yang telah beroperasi di kawasan ini yaitu Nunia Inn, Swift Inn, De Green Inn, dan Smart Home Inn yang menyediakan total sebanyak 345 kamar.
Beragam pilihan ini, menurut Totonafo Lase, Pimpinan Proyek Aeropolis, akan semakin memudahkan pemilik unit untuk menentukan hospitality management yang lebih cocok dan menguntungkan dalam investasi.
“Masing-masing punya keunggulan dan nilai tambah, termasuk potensi pasar sewanya. Jadi ini dapat memberikan manfaat maksimal dan otomatis membuat nilai investasi apartemen meningkat,” kata Toton.
Sewa Mulai Rp200.000
Aeropolis merupakan proyek kawasan terpadu seluas 105 hektar yang dikembangkan oleh PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD). Aeropolis dirancang sebagai kota bandara, sebuah kawasan terpadu yang mendukung perkembangan Bandara Soetta.
Tidak hanya tempat tinggal, kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan ragam fasilitas bisnis, seperti perkantoran, komersial, pergudangan, dan pusat gaya hidup modern.
Baca Juga: Sewa Apartemen Aeropolis Melalui Mediapura, Lebih Komplit!
“Pesatnya perkembangan ini menjadikan Aeropolis sebagai investasi properti terbaik bagi konsumen dan investor di kawasan dekat Bandara Soetta. Kami terus meningkatkan kualitas produk dan layanan, termasuk berusaha memenuhi beragam kebutuhan masyarakat yang terus berkembang,” kata Totonafo Lase.
Hingga saat ini, terdapat sebanyak 4.500 unit apartemen di Aeropolis. Sebanyak sekitar 3.600 unit apartemen sudah serah terima dan sisanya masih tahap pembangunan dan penyelesaian akhir.
Sejak diluncurkan tahun 2012, Aeropolis berkembang pesat dan ramai, serta menjadi kawasan yang Vibrant, Liveable, dan Viable.
Jumlah warga yang tinggal dan beraktifitas di kawasan Aeropolis telah mencapai sekitar 3.000 orang. Sementara okupansi hotel-hotel di kawasan ini rata-rata mencapai 70 persen.
“Bahkan biasanya akan meningkat drastis pada periode tertentu, misalnya saat musim haji atau umroh. Hotel-hotel akan penuh dan tidak mampu menampung,” ungkap Totonafo.
Baca Juga: OYO Life, Transformasi OYO untuk Bisnis Kost
Tarif sewa unit apartemen tipe studio di Aeropolis rata-rata mencapai Rp2,2 juta per bulan atau berkisar Rp200.000 hingga Rp300.000 per harinya. Sementara tarif menginap untuk hotel rata-rata berkisar Rp300.000 per hari dan Rp9,5 juta untuk satu bulan.
Pengembangan Baru
Pengembangan kawasan terpadu Aeropolis sejalan dengan arah pengembangan Bandara Soetta ke depan.
Mengantisipasi perkembangan tersebut, perseroan telah menyiapkan rencana pengembangan baru di Aeropolis. Perseroan rencananya akan meluncurkan apartemen baru pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Unit-unit apartemen yang akan diluncurkan memiliki ukuran lebih besar. Unit-unit ini juga akan dipasarkan lengkap dengan perabot dan perkakas atau fully furnished sehingga memudahkan para pembeliannya.
“Kami sedang finalisasi rencana ini. Unit apartemennya lebih luas karena tipe satu kamar dengan kisaran harga mulai Rp350 juta,” ungkapnya lebih Ianjut.
Selain itu, pengembang memasarkan fasilitas pergudangan yang merupakan salah satu perkembangan terbaru di Aeropolis. Pengembangan tahap pertama meliputi pembangunan 105 unit gudang berbagai tipe ukuran.
Baca Juga: Hitung-hitungan Untung Investasi di “Fika Rooms”, Skandinavia
Fasilitas pergudangan ini mendapat sambutan sangat baik dari konsumen. Terbukti ada 85 unit gudang yang dipasarkan, saat ini telah terjual sebanyak 79 unit.
“Jadi gudang yang siap pakai hanya tinggal enam unit dengan ukuran yang lebih kecil. Sisanya masih ada tetapi harus indent karena belum terbangun,” pungkas Toton.