PropertiTerkini.com, (JAKARTA) – Pandemi Corona atau Covid-19 telah berdampak langsung pada penjualan properti. Adanya kebijakan bekerja dari rumah hingga ditetapkannya PSBB di berbagai wilayah telah membatasi ruang gerak konsumen. Bahkan transaksi penjualan properti turun hingga 50 persen.
“Banyak konsumen yang tidak berani keluar rumah. Penjualan properti kan belum bisa di lakukan secara online tetapi konsumen harus visit untuk melihat unitnya langsung,” ujar Kris Banarto, General Manager Sales and Marketing Bukit Cimanggu City (Gapura Prima Group) menjawab pertanyaan PropertiTerkini.com, beberapa hari lalu.
Beberapa langkah konkrit menurut Kris yang bisa dilakukan pemerintah untuk menstimulus industri properti di tengah merebaknya pandemi Corona ini. Diantaranya sebut dia, keringanan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), juga menunda kenaikan Pajak Bumi dan bangunan (PBB). Sementara perbankan juga bisa memberikan keringanan berupa restrukturisasi pinjaman developer ke bank, juga keringanan pembayaran debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Karena beberapa dunia usaha ada yang melakukan pemotongan gaji dan bahkan PHK,” tegasnya.
Di sisi lain, Kris bilang, kondisi krisis yang melanda dunia, termasuk Indonesia saat ini hampir serupa dengan krisis yang terjadi pada tahun 1997/1998 lalu. Bahkan mungkin akan berdampak hingga 5 bulan, yakni sejak Maret hingga Juli. Baru di Agustus mulai recovery sampai Desember 2020, dan penjualan mulai stabil di Januari 2021. Oleh karenanya, pengembang harus bisa mengambil hikmah serta bisa belajar mencari celah dalam situasi seperti ini.
“Jadi dikala perusahaan surplus harus pandai-pandai untuk menyimpan aset atau untuk investasi yang aman, tidak untuk dihabiskan. Tetapi sebagai cadangan dana untuk emergency kalau terjadi krisis. Perusahaan seharusnya tetap melakukan efisiensi sekalipun perusahaan dalam keadaan surplus. Sehingga di saat krisis begini, tidak begitu sulit dengan cashflownya,” jelasnya.
Penjualan Properti Turun
Wabah Covid-29 yang melanda Indonesia lebih dari sebulan praktis menurunkan penjualan properti di semua segmen. Entah kelas atas, termasuk segmen end user atau menengah bawah.
Hasil survei properti triwulan 1 tahun 2020 yang dirilis Indonesia Property Watch menunjukkan terjadinya penurunan penjualan properti untuk penjualan perumahan di wilayah Jabodebek-Banten, yakni turun tajam rata-rata 50,1%. Penurunan ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah survei. Adapun penurunan tertinggi berada di wilayah Bekasi sebesar 56,0%, diikuti Bogor 55,3%, Depok 50,9%, serta wilayah lainnya. Sementara penurunan terendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2%.
Ali Tranghanda, CEO IPW Property Advisory Group mengatakan, tidak hanya pasar investor yang memerlihatkan penurunan. Pasar end-user yang diperkirakan berada di segmen harga menengah bawah pun mengalami penurunan sangat tinggi.
“Penurunan tertinggi terjadi di segmen harga rumah dibawah Rp300 jutaan yang turun 62,5% (qtq) atau sebesar 68,8% (yoy). Di segmen yang didominasi oleh pasar end-user ini, ternyata tidak sanggup bertahan, apalagi dengan kecenderungan daya beli yang terus menurun,” terang Ali.
Senada, Kris mengungkapkan, penurunan yang paling tajam terjadi pada properti dengan segmen harga di atas Rp1 miliaran. Sementara pada segmen harga Rp500 juta ke bawah, penurunannya tidak terlalu besar.
“Penjualan properti di Bukit Cimanggu City juga sudah turun sekitar 40 – 50 persen. Transaksi yang ada sebagian besar dari data base lama,” ungkapnya.
Oleh karena itu, beberapa strategi dilakukan pengembang antara lain dengan fokus pada konsumen lama guna menawarkan kembali (repeated order) yang ditambah dengan special price. Selanjutnya juga memanfaatkan networking BGB (Buyer Get Buyer) dengan memberikan insentif penjualan. Kemudian marketing campaigns baik ikan digital maupun melalui medsos, untuk mengumpulkan leads sebanyak-banyak sebagai prospect setelah Covid-19 selesai.
“Kami juga akan mempercepat pembangunan rumah outstanding untuk dapat menarik cash flow dari bank, juga percepatan hand over ke konsumen,” jelas Kris.
Promo Properti
Dalam kondisi pandemi Corona ini, Bukit Cimanggu City juga mengeluarkan sejumlah program promo, terutama sepanjang April ini. Mulai dari diskon, subsidi uang muka hingga 70 persen, subsidi bunga, bebas cicilan dan cash back sampai Rp80 juta.
Program promo tersebut akan berlaku untuk sejumlah proyek yang tengah dipasarkan di Bukit Cimanggu City, seperti:
- Rumah type 36/90, 2 KT, 1 KM, carport, ruang keluarga/tamu, dengan harga Rp600 jutaan.
- Type 45/90, 2 KT, 1 KM, carport, ruang keluarga/tamu, harga Rp700 jutaan
- Type 73/152, 3 KT, 2 KM, 2 carport, ruang keluarga, ruang tamu, harga Rp1,4 miliaran
- Type 91/171, 3 KT, 2 KM, 2 carport, ruang keluarga, ruang tamu, harga Rp1,7 miliaran
- Type 115/134, 3 KT, 2 KM, 2 carport, ruang keluarga, ruang tamu, harga Rp1,4 miliaran
- Type 128/154, 3 KT, 2 KM, 2 carport, ruang keluarga, ruang tamu, harga Rp1,6 miliaran
- Ruko 201/70 (3 lantai), harga Rp3,5 miliaran.
Sementara beberapa produk baru yang juga akan diluncurkan oleh Bukit Cimanggu City, yakni Cluster Savana Ardea: rumah 1 lantai, harga mulai Rp600 jutaan; Cluster Nature Park: rumah 2 lantai mulai harga Rp1,4 miliar; Cluster Mountain Park: rumah 2 lantai mulai harga Rp1,4 miliar; dan Ruko 3 lantai The Plaza, harga mulai Rp3,5 miliar.
Kris menegaskan, peluncuran produk properti terbaru tersebut masih berjalan sesuai rencana lantaran untuk rumah, rata-rata progres sudah mencapai 90 persen. “Bahkan sudah terjual 70 persen. Sedangkan ruko dengan progres 10 persen sudah terjual 50 persen,” pungkasnya.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
